Amerika Utus Menhan Israel ke Gaza Untuk Survei Lokasi Pembuatan Dermaga Apung
Menhan Israel Yoav Gallant melakukan perjalanan ke wilayah lepas laut Gaza untuk melihat lebih dekat lokasi pembuatan dermaga apung yang akan dibangun Amerika . 
07:00
12 Maret 2024

Amerika Utus Menhan Israel ke Gaza Untuk Survei Lokasi Pembuatan Dermaga Apung

Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant melakukan perjalanan ke wilayah lepas laut Gaza untuk melihat lebih dekat lokasi pembuatan dermaga apung yang akan dibangun Amerika Serikat (AS).

“Kami disini dalam rangka melihat lebih dekat bagaimana infrastruktur yang dimulai untuk pembukaan koridor maritim,” jelas Gallant dalam unggahannya di platform media sosial X.

Kunjungan itu dilakukan Gallant sebelum pasukan Amerika tiba di lepas laut Gaza untuk memulai proyek pembangunan pelabuhan apung sementara.

Adapun pembangunan pelabuhan apung ini direncanakan pemerintah Amerika sebagai bagian dari koridor kemanusiaan yang dapat mempermudah penyaluran dan pengiriman makanan.

Dengan adanya pelabuhan ini diperkirakan lebih dari 2 juta makanan bisa tersalurkan ke Gaza setiap harinya.

Untuk mempercepat proses pendirian dermaga sementara di Gaza, pemerintah Amerika juga turut menggandeng sekutunya yakni Israel.

Ketika ditanya mengapa Israel tidak membiarkan bantuan kemanusiaan melalui gerbang perbatasan dan bukannya melalui udara, Juru Bicara Pentagon, Patrick S Ryder menjawab sesuai pernyataan Biden.

Ia mengatakan saat ini bantuan melalui darat tidaklah cukup bagi warga Gaza.

Oleh karenanya pembangunan dermaga sementara ini dianggap sangat krusial demi keberlangsungan para pengungsi Gaza yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Israel Sambut Baik Rencana AS

Merespon ajakan Amerika, Gallant menyebut negaranya menyambut baik ide Amerika yang akan membangun pelabuhan sementara di pesisir Gaza.

Gallant menilai pembangunan pelabuhan apung dapat mempercepat pengiriman bantuan untuk para pengungsi Gaza.

Meski begitu nantinya Israel akan ikut andil dalam pengawasan dan pemeriksaan bantuan yang akan masuk ke Gaza.

Hal ini dilakukan untuk memastikan agar bantuan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan di Gaza, sebagaimana dikutip dari Barrons.

“Kami akan memastikan bahwa bantuan tersebut diberikan kepada mereka yang membutuhkan, dan bukan kepada mereka yang tidak membutuhkan,” kata Gallant tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai mekanisme distribusi yang direncanakan setelah bantuan tersebut sampai ke Gaza yang dikuasai Hamas.

Amerika Kerahkan 1.000 Pasukan

Sementara itu pasca pemerintah Amerika mengutus Menhan Israel Gallant melakukan survey lokasi, sebanyak 1.000 pasukan AS mulai diberangkatkan ke Gaza.

Dengan menggunakan kapal perang, pasukan tersebut mulai berlayar ke Laut Mediterania pada Sabtu (9/3/2024)

Dengan mengerahkan 1.000 pasukan, Pentagon mengumumkan perkiraan waktu untuk membuat dermaga apung di Gaza setidaknya memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan.

Meskipun begitu, juru bicara Pentagon berjanji akan menyelesaikan pembangunan secepat mungkin.

“Kami berupaya untuk menyiapkan hal ini secepat mungkin, namun kami perkirakan akan memakan waktu beberapa minggu untuk merencanakan dan melaksanakannya,” kata juru bicara Ryder kepada wartawan, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Dermaga Apung Bisa Atasi Krisis Gaza

Meski pembangunan dermaga menuai banyak kontroversi hingga banyak analisi menilai pembangunan dermaga hanyalah dalih Pengusiran Total Rakyat Palestina dari Gaza.

Namun Amerika mengklaim bahwa langkahnya ini bisa menjadi solusi tepat untuk menekan krisis pangan di Gaza

Mengingat saat ini sebanyak 2,3 juta rumah tangga di jalur gaza menderita kerawanan pangan.

Sementara ratusan anak dan balita terancam mengalami stunting dan gizi buruk akibat tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.

Bahkan akibat krisis pangan akut, sejumlah warga di Gaza Utara terpaksa memakan kaktus jenis pir berduri untuk mengusir rasa lapar.

Kondisi yang memprihatinkan juga terjadi di Gaza Selatan, untuk mencegah meluasnya krisis pangan yang terjadi disana para warga mulai mengubah pakan biji burung sebagai tepung untuk membuat roti.

Cara ini dilakukan usai warga Gaza Utara tak mampu membeli tepung yang kini menjadi benda paling langka di Gaza.

Dimana harga satu kantong tepung dijual jadi 200 dolar AS atau sekitar Rp 3,12 juta,

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #amerika #utus #menhan #israel #gaza #untuk #survei #lokasi #pembuatan #dermaga #apung

KOMENTAR