Operasi Steady Anchor, Tentara Israel Siapkan Rencana Darurat Perang Besar-besaran Lawan Hizbullah
Tentara IDF Israel dalam Perang kedua melawan Lebanon. Israel mengancam akan melancarkan perang ketiga seiring intensifnya serangan roket Hizbullah ke pemukiman Yahudi di utara Israel. 
22:00
11 Maret 2024

Operasi Steady Anchor, Tentara Israel Siapkan Rencana Darurat Perang Besar-besaran Lawan Hizbullah

Tentara Israel (IDF) dilaporkan sedang menyiapkan contingency plans alias "rencana darurat" untuk melancarkan serangan besar-besaran ke Lebanon.

Media Israel, Yedioth Ahronoth melaporkan pada Minggu (10/3/2024), dalam misi memukul mundur gerakan Hizbullah Lebanon tersebut, IDF menyiapkan sejumlah rencana darurat termasuk menyiapkan tempat berlindung dan makanan bagi penduduk Israel di pemukiman utara.

Dalam pertemuan Sabtu dengan para pemimpin pemukim dari dewan regional Mata Asher dan Ma'ale Yosef, kepala Komando Utara Angkatan Darat Israel Mayor Jenderal Ori Gordin mengumumkan soal rencana IDF tersebut.

"Kami sedang mempersiapkan rencana darurat untuk melancarkan serangan di Lebanon. Komitmen kami, komimen saya, adalah untuk mengubah situasi keamanan sehingga warga dapat kembali ke rumah,” kata dia ke kepala perwakilan pemukim utara Israel.

Rudal Hizbullah dengan latar belakang bendera Lebanon. Pada Sabtu (27/1/2024), Hizbullah menyerang dua pos militer Israel di perbatasan sebagai respons atas manuver persiapan Israel masuk menyerbu Lebanon dalam perang skala penuh. Rudal Hizbullah dengan latar belakang bendera Lebanon. Pada Sabtu (27/1/2024), Hizbullah menyerang dua pos militer Israel di perbatasan sebagai respons atas manuver persiapan Israel masuk menyerbu Lebanon dalam perang skala penuh. (Al Manar TV)

Operasi Steady Anchor

Dalam mempersiapkan potensi perang dengan Hizbullah di Israel utara, tentara IDF meluncurkan "Operasi Steady Anchor".

Operasi itu bermaksud untuk mendirikan puluhan tempat perlindungan massal, terutama di tempat parkir bawah tanah, di mana penduduk dapat melarikan diri demi menghindari tembakan rudal Hizbullah.

Hizbullah diperkirakan memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal balistik yang mampu menyebabkan kerusakan besar di kota-kota Israel, termasuk Haifa dan Tel Aviv.

Menurut Yedioth Ahronoth, rencana tersebut telah dirumuskan dan dianggarkan dalam dua bulan terakhir.

Rencana untuk menampung pengungsi di hotel dan tenda di luar zona konflik dianggap tidak bisa dilaksanakan.

Sebagian besar hotel di Israel penuh karena menampung pemukim yang mengungsi dari wilayah selatan Israel dekat perbatasan Gaza.

Pasukan Hizbullah saat menggelar latihan tempur di Aramta, Distrik Jezzine, Lebanon Selatan, 21 Mei 2022. Pasukan Hizbullah saat menggelar latihan tempur di Aramta, Distrik Jezzine, Lebanon Selatan, 21 Mei 2022. (AFP)

Hizbullah Tak Akan Mundur

Laporan Harian Lebanon Al-Akhbar, menyebur persiapan tersebut dilakukan beberapa hari setelah Israel memberi tahu negara-negara Barat mengenai batas waktu 15 Maret untuk mencapai “penyelesaian politik dengan Lebanon,”.

"Setelah itu Tel Aviv mengatakan pihaknya berencana untuk “meningkatkan operasi militer menjadi perang yang luas,” menurut diplomat Barat yang berbicara dengan Israel," tulis laporan Al-Akhbar

Namun Hizbullah telah berjanji untuk tidak mundur dari ancaman Israel.

"Posisinya jelas. Selama perang berlanjut di Gaza, ini berarti front Lebanon terkena dampaknya, dan ketika perang berhenti di Gaza, maka perang juga berhenti di Lebanon," Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan kepada saluran berita Lebanon. LBCI.

“Ketika ada gencatan senjata di Gaza, kami akan melakukan gencatan senjata.”

“Kami belum mendekati perang total di Lebanon, namun kami siap jika hal itu terjadi besok,” kata Qassem pada 6 Maret lalu.

(oln/alakbr/tc/*)

Tag:  #operasi #steady #anchor #tentara #israel #siapkan #rencana #darurat #perang #besar #besaran #lawan #hizbullah

KOMENTAR