Ben-Gvir: Kami Akan Terus Persenjatai Sipil Pemukim Israel, Tak Ada yang Namanya Bangsa Palestina
Milisi pemukim bentukan tentara Israel yang bertugas di wilayah permukiman masing-masing di daerah pendudukan di Palestina. 
23:40
24 Februari 2024

Ben-Gvir: Kami Akan Terus Persenjatai Sipil Pemukim Israel, Tak Ada yang Namanya Bangsa Palestina

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, berjanji untuk terus memberikan senjata kepada Israel.

Khaberni melaporkan, Ben-Gvir menyatakan, tujuan mempersenjatai warga sipil pemukim Israel di wilayah pendudukan adalah untuk perlindungan diri.

“Kami akan terus mempersenjatai warga Israel untuk melindungi diri mereka sendiri,” katanya kepada wartawan saat mengunjungi lokasi penembakan di dekat pemukiman Ma’ale Adumim.

“Hak kami untuk hidup lebih diutamakan daripada kebebasan bergerak bagi penduduk Otoritas Palestina,” tambahnya, menyinggung dukungannya untuk memperketat pembatasan pergerakan warga Palestina di Yerusalem Timur.

Berdasarkan hal tersebut, Ben-Gvir menegaskan, barikade penghalang dan pos pemeriksaan harus ditingkatkan di Yudea dan Samaria.

Selain itu, dalam pernyataannya, Ben-Gvir menegaskan, tidak ada yang namanya bangsa Palestina.

Senjata Makan Tuan

Kebijakan pemerintah Israel untuk mempersenjatai warga dan pemukim Yahudi di Tepi Barat dilaporkan menjadi bumerang terhadap keamanan mereka sendiri.

Pada Kamis (22/2/2024), sebuah laporan di media Israel menyatakan kalau sebagian besar senjata yang diberikan kepada pemukim Israel di Tepi Barat telah dijual kepada aktivis Palestina.

Senjata-senjata ini diduga telah digunakan dalam operasi (serangan dan penembakan) perlawanan Palestina baru-baru ini di wilayah pendudukan Palestina.

Surat kabar Israel, Israel Hayom mengutip laporan Jo24, mengungkapkan, motif dari penjualan senjata oleh pemukim Israel ini adalah keuntungan finansial.

Sebagai catatan, pemerintah Israel memberikan izin penggunakan senjata bagi warga sipil dengan dalih untuk melindungi diri.

Izin penggunaan senjata dan bahkan pemberian senjata-senjata itu sendiri digencarkan sejak peristiwa Banjir Al-Aqsa oleh Hamas pada 7 Oktober silam.

Milisi pemukim bentukan tentara Israel yang bertugas di wilayah permukiman masing-masing di daerah pendudukan di Palestina. Milisi pemukim bentukan tentara Israel yang bertugas di wilayah permukiman masing-masing di daerah pendudukan di Palestina. (Photo credit: MENAHEM KAHANA/AFP/Getty Images)

Setelah peristiwa 7 Oktober yang diikuti oleh bombardemen balasan Israel ke Gaza, ketegangan di Tepi Barat juga semakin meningkat.

Aksi represif oleh aparat keamanan, tentara, bahkan warga sipil pemukim Israel terhadap warga Palestina makin sering terjadi.

Aksi ini menimbulkan respons pembalasan yang juga kian tinggi.

Hanya, kebijakan untuk mempersenjatai pemukim Israel justru disalahgunakan oleh para warga Israel itu sendiri dengan menjualnya ke aktivis-aktivis perlawanan Palestina.

Belakangan, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengintensifkan upaya untuk mengendalikan kepemilikan senjata di wilayah Palestina.

Menurut sumber IDF, total 1.044 senjata dari berbagai jenis telah disita sejak awal 7 Oktober, termasuk 822 senjata di wilayah Palestina.

Pasukan Israel menutup tempat kejadian dan mulai bekerja menyusul insiden penembakan di dekat pemukiman Ma'ale Adumim di Yerusalem Timur pada 22 Februari 2024. Pasukan Israel menutup tempat kejadian dan mulai bekerja menyusul insiden penembakan di dekat pemukiman Ma'ale Adumim di Yerusalem Timur pada 22 Februari 2024. (Anadolu Agency/Saeed Qaq)

Serang Pakai Senapan M16

Dalam insiden baru-baru ini di dekat pemukiman Ma’ale Adumim di Yerusalem yang diduduki, seorang tentara IDF tewas, dan delapan tentara serta pemukim terluka.

Dua korban luka berada dalam kondisi kritis.

Para pejuang perlawanan Palestina dilaporkan menggunakan senapan M16.

Operasi di Ma’ale Adumim ini terjadi beberapa hari setelah insiden di pemukiman Kiryat Malachi, yang mengakibatkan kematian dua pemukim Israel.

(oln/jn/*)

Tag:  #gvir #kami #akan #terus #persenjatai #sipil #pemukim #israel #yang #namanya #bangsa #palestina

KOMENTAR