Kedok Israel Terbongkar, 700 KK Daftar untuk Menetap di Gaza, Apa Isi Obrolan Blinken-Netanyahu?
Dua siluet bocah Palestina menyaksikan kehancuran Jalur Gaza karena pemboman Israel. Belakangan terungkap, agresi militer Israel di wilayah Gaza adalah untuk mencaplok wilayah kantung Palestina tersebut menjadi wilayah baru pendudukan mereka untuk dijadikan pemukiman baru bagi pemukim Yahudi. 
16:20
23 Oktober 2024

Kedok Israel Terbongkar, 700 KK Daftar untuk Menetap di Gaza, Apa Isi Obrolan Blinken-Netanyahu?

Agresi militer selama setahun lebih di Jalur Gaza dengan dalih memberangus gerakan Hamas dilaporkan cuma kedok bagi Israel untuk menguasai kawasan kantung Palestina itu secara permanen.

Dilaporkan, kedok Israel ini terbongkar saat Gerakan pemukiman Israel "Nashala" mengumumkan, Rabu (23/10/2024) kalau jumlah pendaftar untuk pindah dan tinggal di 6 pemukiman potensial di Jalur Gaza sudah sebanyak 700 keluarga.

Gerakan itu juga mengungkapkan harapannya untuk mulai membangun pemukiman Yahudi tersebut dalam waktu satu tahun.

Pada Rabu, surat kabar Amerika "The Wall Street Journal" mengutip keterangan dari gerakan ini, menyebutkan kalau para pemukim Yahudi akan mengisi "daerah yang telah dibebaskan di Gaza ".

"Pemukiman-pemukiman baru di wilayah Gaza itu direncakan akan diisi oleh komunitas Yahudi," tulis laporan tersebut dikutip dari Khaberni, Rabu.

Menteri Keuangan Isreal, Bezalel Smotrich (tengah) Menteri Keuangan Isreal, Bezalel Smotrich (tengah) (Bezalel Smotrich)

Smotrich: Gaza Adalah Bagian dari Tanah Israel

Pada Minggu, kelompok pemukiman Israel menyelenggarakan konferensi yang mempromosikan pemulihan pemukiman di Gaza, yang dihadiri oleh puluhan anggota Knesset, termasuk anggota Partai Likud yang berkuasa dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.

Pada konferensi tersebut, Smotrichmengatakan kalau wilayah Jalur Gaza yang terjadi konflik pada akhirnya akan menjadi pemukiman Yahudi.


Dalam pernyataannya, Smotrich mengklaim bahwa Gaza "adalah bagian dari Tanah Israel. Tidak akan ada keamanan tanpa pemukiman di Jalur Gaza. Pelajaran utama dari tahun lalu adalah."

Ia menambahkan, “Di mana pun ada pemukiman, di situ ada keamanan, dan di mana pun ada warga sipil (Yahudi Israel), di situ juga ada kehadiran militer. Tidak ada perdebatan bahwa tentara akan menguasai Jalur Gaza dalam jangka waktu lama untuk menghilangkan bahaya yang mengintai di sana dan menyediakan bantuan bagi warga sipil. keamanan bagi warga Israel."

Ia melanjutkan, dengan mengklaim, “Siapa pun yang memiliki mata menyadari bahwa tanpa kehadiran pemukiman sipil, tentara tidak dapat bertahan lama, sehingga harus ada kehadiran Yahudi di Gaza dan pemukiman pionir yang kuat harus dihidupkan kembali.”

Smotrich menekankan bahwa tahun ini, “kesalahan besar atas terusirnya pemukim Israel dari pemukiman Gush Katif (berada di sekitaran Gaza) akan diperbaiki,” katanya.

Warga Palestina memeriksa kehancuran setelah pemboman Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 12 Desember 2023, Warga Palestina memeriksa kehancuran setelah pemboman Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 12 Desember 2023, (MOHAMMED ABED / AFP)

Hamas Sebut The General's Plan Israel Terjadi

Gerakan Perlawanan Hamas mengecam “keheningan internasional yang mencurigakan" mengenai implementasi rencana "The General's Plans" pendudukan Israel di Jalur Gaza utara.

Hamas menekankan kalau Israel akan benar-benar mencaplok wilayah Gaza menjadi lokasi pemukiman baru pemukim mereka, sebuah kejahatan yang melanggar hukum internasional.

Kecurigaan Hamas makin besar saat para pemukim ekstremis Yahudi berkumpul di perbatasan Gaza untuk menuntut pemukiman kembali di Gaza.

Patut dicatat bahwa Israel menduduki Jalur Gaza dalam perang tanggal 5 Juni 1967, kemudian terpaksa menarik diri dari sana pada tahun 2005, dan membongkar permukimannya, yang dihuni oleh sekitar 8.000 pemukim Israel.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan bahwa pemukiman di wilayah-wilayah pendudukan adalah ilegal, dan selama beberapa dekade telah meminta Israel untuk mengakhirinya.

PBB juga memperingatkan bahwa hal ini akan melemahkan peluang untuk mengatasi konflik sesuai dengan prinsip solusi dua negara.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan konferensi pers bersama, pada 30 Januari 2023 di Yerusalem. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan konferensi pers bersama, pada 30 Januari 2023 di Yerusalem. (RONALDO SCHEMIDT / AFP)

Isi Obrolan Blinken-Netanyahu

Adapun Amerika Serikat (AS) yang selama ini menganggap dan memposisikan diri sebagai 'polisi dunia' malah cenderung tutup mata dan membela Israel.

Dalam kunjungan terbaru Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken ke Israel misalnya, si polisi dunia secara terang-terangan menyatakan jaminannya terhadap eksistensi Israel.

Pertemuan Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu itu terjadi pada Selasa (23/10/2024), selama kurang lebih dua setengah jam.

Bukan membahas soal rencana terang-terangan Israel mencaplok Gaza, keduanya justru membahas seputar rencana keamanan bagi Israel.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan setelah pembicaraan bahwa Blinken “menekankan perlunya mengambil keuntungan dari keberhasilan Israel” dalam melenyapkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar dengan mencapai kesepakatan gencatan senjata yang “menjamin pembebasan semua sandera dan berakhirnya konflik di Gaza.”

AS menyebut ini adalah "Sebuah cara yang memberikan keamanan berkelanjutan bagi Israel.”

Menurut pernyataan Israel, isu ancaman Iran dan perlunya kedua negara bergandengan tangan untuk menghadapinya mengemuka dalam pertemuan tersebut.

Perdana Menteri berterima kasih kepada Menteri Luar Negeri AS karena mendukung negaranya dalam perang melawan poros Perlawanan dan Iran.”

Netanyahu juga memberi pengarahan kepada Menteri Luar Negeri AS mengenai aktivitas tentara Israel di Lebanon, dan perlunya hal tersebut mengarah pada perubahan keamanan dan politik di wilayah utara, sehingga memungkinkan Israel memulangkan penduduknya ke rumah mereka dengan aman.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri AS menyatakan “keterkejutan mendalam” AS atas upaya Iran, melalui Hizbullah, untuk membunuh Perdana Menteri Israel.

Netanyahu menekankan kalau pelenyapan Sinwar mungkin berdampak positif pada kembalinya orang-orang yang diculik, mencapai semua tujuan perang, dan hari setelahnya.

Sementara itu, Blinken mendesak Perdana Menteri Israel untuk “memanfaatkan” terbunuhnya Sinwar, bergerak menuju gencatan senjata di Gaza, dan mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Jalur Gaza.

 

(oln/khbrn/*)

   

Tag:  #kedok #israel #terbongkar #daftar #untuk #menetap #gaza #obrolan #blinken #netanyahu

KOMENTAR