Viral Aksi PM Thailand Nyetir Sendiri ke Gedung DPR Tanpa Kawalan, Mengaku Kangen Jadi Rakyat Biasa
Srettha Thavisin, Perdana Menteri Thailand melakukan perjalanan ke Kantor Pemerintah sendiri tanpa kawalan pada pukul 9:10 pagi ini (21/2/2024) 
13:10
21 Februari 2024

Viral Aksi PM Thailand Nyetir Sendiri ke Gedung DPR Tanpa Kawalan, Mengaku Kangen Jadi Rakyat Biasa

Pemandangan unik terjadi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Phakdibodin di Distrik Dusit, Bangkok, Thailand pada Rabu (21/2/2024) pagi ini

Tanpa adanya kawalan pengamanan ketat, Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin datang ke gedung Phakdibodin mengemudikan mobilnya sendiri.

Pada pagi hari ini, Srettha melakukan perjalanan dari kediamannya di daerah Sukhumvit ke Phakdibodin menggunakan mobil listriknya sebelum melakukan pertemuan Komite terkait Kebijakan Kendaraan Listrik.

Dikutip Tribunnews dari TNA-MCOT, Srettha mengaku aksi unik ini ia lakukan untuk mengenang kembali masa-masa dirinya masih menjadi rakyat biasa.

Hal ini ia ungkapkan melalui unggahannya di akun ofisial X miliknya di 

Srettha mengaku saat dirinya masih menjadi seorang pengusaha dan tak memiliki jabatan di pemerintahan, aktivitas  mengemudi adalah  hal yang memberinya suatu kebahagiaan tersendiri.

Sosok yang merangkap jabatan sebagai Menteri Keuangan ini diketahui tiba pada pukul 9:10 pagi hari ini di gedung pemerintahan menggunakan mobil listrik Fiat & Abarth, model 500 yang merupakan produksi dari Inggris

Mobil berwarna hijau kuning, dengan nomor registrasi 30, Bangkok tersebut memiliki harga pasaran 2,38 juta baht atau setara Rp 1,038 Milyar.

Srettha mengaku mobil tersebut adalah hadiah pemberian dari sang putri, Chanada Thavisin

"Salah satu kebahagiaan saya adalah dapat mengemudi sendiri kadang-kadang. Karena saat saya seorang pengusaha, saya mengemudikan mobil sendiri. Mobil ini milik putri saya. Saya sangat menyukainya. Warna-warninya lucu dan itu mobil listrik." ungkap Srettha dalam unggahannya.

Selain mengenang masa lalunya, kedatangan Srettha yang sengaja mengendarai mobilnya sendiri merupakan langkah yang ia lakukan guna mempromosikan mobil listrik.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Perdana Menteri Srettha pada pagi ini akan memimpin pertemuan Komite Kebijakan Kendaraan Listrik .

Melalui rapat yang digelar di Gedung Phakdibodin tersebut, Srettha akan membahas terkait pengesahan undang-undang No. 1/2024 terkait kebijakan kendaraan listrik.

Melalui peraturan tersebut, diharapkan masyarakat Thailand segera dapat mengadopsi kendaraan listrik di kegiatan sehari-hari mereka guna mengurangi polusi dan emisi di negeri Gajah Putih tersebut.

Polusi Parah Menerpa Bangkok

Keingingan Srettha agar masyarakat Thailand segera mengadopsi kendaraan listrik ini sejalan dengan masalah kualitas udara yang amat buruk beberapa waktu belakangan ini menerpa Bangkok.

Hal ini dicerminkan dengan indikator kualitas udara Ibu Kota Thailand yang buruk di mana Partikulat debu PM2.5 yang ada melebihi nilai ambang batas ukuran mikron.

Akibat masalah tersebut, Chadchart Sittipunt, selaku Gubernur Bangkok sempat mengumumkan warganya untuk kembali melakukan Work From Home (WFH) pada Kamis lalu (15/2/2024).

Perintah untuk melakukan WFH tersebut berlangsung selama 2 hari yakni pada 15-16 Februari 2024.

Guna mewujudkan hal tersebut, pihak Administrasi Metropolitan Bangkok (BMA) mendorong kerjasama dari sektor publik dan swasta untuk meningkatkan langkah-langkah perlindungan kesehatan terhadap polusi debu PM2.5 dengan melakukan program WFH.

Dikutip Tribunnews dari TNA-MCOT, Chadcart menyatakan bahwa lembaga yang berada di bawah administrasi BMA akan menerapkan WFH selama dua hari dan mendorong kerjasama akan program tersebut dengan 151 jaringan entitas terkait.

Diprediksi sebanyak 60.279 personel di bawah administrasi BMA akan melakukan program WFH tersebut.

Meski beberapa kantor pemerintahan di BMA tutup, sekolah di bawah yurisdiksi Bangkok akan tetap buka seperti biasa.

Hal ini dikarenakan mereka ditetapkan sebagai Zona Aman dengan ruang kelas bebas debu.

Langkah-langkah seperti pembagian masker dan penerapan panduan untuk menahan diri dari kegiatan di luar ruangan juga sudah diamanatkan bagi pihak-pihak yang masih melakukan pekerjaan lainnya yang tidak bisa dilakukan dengan WFH.

Menurut Pusat Data Kualitas Udara Bangkok, tingkat PM2.5 di Bangkok pada tanggal 14 Februari pukul 11:00 pagi lalu melebihi 75 mikrogram per meter kubik.

Angka ini membuat 20 distrik yang ada di Bangkok dinilai mencapai zona merah karena telah melampau nilai ambang batas ukuran mikron yang  bisa menimbulkan risiko kesehatan.

Selain itu, Departemen Pengendalian Pencemaran telah memperkirakan situasi PM2.5 yang memburuk di Bangkok dan sekitarnya antara tanggal 14-17 Februari.

Departemen Meteorologi memperkirakan sirkulasi udara lemah di Bangkok dan sekitarnya mulai tanggal 14-15 Februari, ditambah dengan angin permukaan yang stagnan, menyebabkan peningkatan konsentrasi debu.

Arah angin selama tanggal 14-15 Februari diperkirakan akan dari timur laut dan timur, dengan Bangkok berada di ujung jalur angin.

Selain itu, jumlah hotspot yang signifikan terdeteksi di wilayah tengah dan timur laut Thailand (3.241 titik) dan Kamboja (14.939 titik) antara tanggal 10-13 Februari.

Sebagai respons dari perintah Chadchart Sittipunt, Wantanee Wattana selaku Sekretaris Kota Bangkok juga telah mengeluarkan arahan kepada lembaga terkait untuk memperkuat upaya dan menerapkan langkah-langkah yang dijelaskan dalam rencana peningkatan kualitas udara Bangkok untuk tahun 2024.

Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan polusi debu PM2.5 dan memastikan kesejahteraan penduduk Bangkok.

(Tribunnews.com/Bobby WIratama)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #viral #aksi #thailand #nyetir #sendiri #gedung #tanpa #kawalan #mengaku #kangen #jadi #rakyat #biasa

KOMENTAR