LVMH Percepat Ekspansi di Tiongkok Seiring Kebangkitan Permintaan Barang Mewah dan Pemulihan Pasar Global

— Konglomerat barang mewah asal Prancis, LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE, tengah mempercepat ekspansi bisnisnya di Tiongkok seiring tanda-tanda kebangkitan permintaan barang mewah dan membaiknya prospek pasar global. Langkah strategis ini menandai kembalinya kepercayaan korporasi global terhadap pasar konsumen kelas atas di ekonomi terbesar kedua dunia.

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (12/11/2025), empat merek utama di bawah LVM, yakni Louis Vuitton, Dior, Tiffany & Co., dan Loro Pianam akan membuka toko multilantai di Beijing pada Desember mendatang setelah melalui proses pembangunan selama beberapa tahun. Ekspansi besar ini menandai salah satu peluncuran paling ambisius LVMH di kawasan Asia sejak pandemi.

Selain di Beijing, LVMH juga tengah menjajaki kerja sama lanjutan dengan Swire Properties Ltd. untuk membuka butik baru bagi merek Dior di salah satu pusat perbelanjaan utama di Shanghai. Rencana itu disebut-sebut dapat terwujud pada 2027 di HKRI Taikoo Hui, kompleks belanja mewah hasil kemitraan Swire dengan HKR International Ltd.

Ekspansi ini menunjukkan kepercayaan LVMH terhadap pemulihan pasar Tiongkok yang sempat melemah akibat perlambatan ekonomi dan kebijakan pembatasan sebelumnya.

Data Swire menunjukkan, penjualan di mal-mal utama mereka di Beijing dan Shanghai meningkat tajam. HKRI Taikoo Hui, misalnya, mencatat lonjakan penjualan sebesar 42 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini, dibandingkan penurunan 21 persen pada periode yang sama tahun lalu.

“Pembukaan toko baru di Beijing akan menjadi indikator utama momentum pemulihan pasar barang mewah Tiongkok,” tulis laporan Bloomberg. Sementara itu, Direktur Keuangan LVMH, Cécile Cabanis, menyampaikan bahwa “wilayah daratan Tiongkok mencatat pertumbuhan positif pada kuartal ketiga”, menandakan titik balik setelah beberapa periode stagnasi.

Sebelumnya, sektor barang mewah global sempat mengalami kontraksi yang cukup dalam, dengan penjualan di Asia (tidak termasuk Jepang) turun dua digit.

Namun kini, sejumlah merek besar mulai mencatat perbaikan kinerja. Toko unggulan Louis Vuitton di Shanghai seluas sekitar 1.579 meter persegi, yang dirancang menyerupai kapal pesiar, telah menarik perhatian publik dan menggandakan penjualan mal pada kuartal ketiga.

Fenomena ini memperlihatkan perubahan strategi merek-merek besar yang tidak lagi mengandalkan citra kemewahan semata, tetapi juga menghadirkan pengalaman interaktif bagi pelanggan. Banyak gerai kini dilengkapi dengan ruang pameran, kafe, hingga galeri seni sebagai bagian dari upaya memperkuat keterikatan emosional konsumen terhadap merek.

Dari sudut pandang global, ekspansi LVMH di Tiongkok merefleksikan penyesuaian besar industri barang mewah terhadap dinamika ekonomi pasca-pandemi. “LVMH masih mempertimbangkan kolaborasi lanjutan dengan Swire, termasuk ruang permanen maupun temporer serta sejumlah acara besar,” ungkap laporan yang sama.

Meski prospek jangka pendek menunjukkan optimisme, sejumlah tantangan tetap mengintai. Pertumbuhan penjualan ritel di Tiongkok pada September tercatat paling lambat sepanjang tahun ini. Oleh karena itu, pembukaan toko baru LVMH pada akhir tahun akan menjadi tolok ukur penting bagi arah pemulihan sektor mewah global.

Dengan ekspansi ini, LVMH tidak sekadar memperluas kehadiran fisiknya di Asia, tetapi juga menegaskan kembali posisinya sebagai pemimpin industri barang mewah dunia yang tanggap terhadap perubahan pasar global. Keputusan strategis ini menandai momentum baru bagi industri mewah internasional yang tengah berupaya menyeimbangkan antara pemulihan ekonomi dan transformasi pengalaman konsumen. (*)

Tag:  #lvmh #percepat #ekspansi #tiongkok #seiring #kebangkitan #permintaan #barang #mewah #pemulihan #pasar #global