Tiongkok Longgarkan Ekspor Unsur Tanah Jarang, Tapi Belum Penuhi Harapan AS
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dalam pertemuan bilateral. (Reuters)
21:39
11 November 2025

Tiongkok Longgarkan Ekspor Unsur Tanah Jarang, Tapi Belum Penuhi Harapan AS

Pemerintah Tiongkok mulai menyiapkan kebijakan baru untuk melonggarkan aturan ekspor unsur tanah jarang (rare earths), komponen penting dalam industri mobil listrik hingga teknologi pertahanan. Namun, langkah tersebut dinilai masih jauh dari harapan Amerika Serikat (AS) yang menginginkan penghapusan penuh pembatasan ekspor.

Melansir Reuters, Selasa (11/11/2025), kebijakan baru itu belum menandakan berakhirnya kontrol ketat yang diberlakukan sejak April lalu. Kementerian Perdagangan Tiongkok telah memberi tahu sejumlah eksportir bahwa mereka dapat mengajukan izin ekspor baru dengan prosedur yang lebih sederhana.

Dua sumber yang memahami kebijakan ini menyebut bahwa kementerian telah menjabarkan dokumen yang diperlukan dalam pertemuan industri. Meski demikian, mereka menegaskan aturan pembatasan yang diperluas pada Oktober lalu tetap berlaku.

Langkah ini menegaskan posisi strategis Tiongkok dalam rantai pasok global. Negara tersebut menguasai lebih dari 90 persen produksi dan pengolahan unsur tanah jarang serta magnet berbasis bahan langka, komponen utama bagi pembuatan kendaraan listrik, ponsel pintar, dan sistem senjata presisi. Karena itu, kendali ekspor menjadi salah satu instrumen diplomasi ekonomi Beijing dalam persaingan dagang dengan Washington.

Sumber industri menyebut bahwa lisensi baru akan berlaku selama satu tahun dan memungkinkan peningkatan volume ekspor. “Kebijakan ini dapat memperluas kapasitas pengiriman,” ujar dua sumber tersebut seperti dikutip Reuters. Namun, mereka menegaskan bahwa pelonggaran ini tidak berarti seluruh pembatasan telah dicabut.

Kementerian Perdagangan Tiongkok hingga kini belum memberikan pernyataan resmi mengenai kemungkinan pencabutan penuh atas aturan yang berlaku sejak April. Pelonggaran tampak masih bersifat teknis dan dilakukan bertahap. Sementara itu, perwakilan Uni Eropa menyebut telah membahas stabilitas pasokan unsur tanah jarang dengan otoritas Tiongkok, termasuk wacana mengenai izin umum ekspor berdurasi satu tahun.

Dampak pembatasan ekspor masih terasa kuat di sektor industri global. Dari sekitar 2.000 permohonan izin yang diajukan perusahaan-perusahaan Uni Eropa sejak April, hanya sedikit lebih dari separuh yang disetujui. Data perdagangan menunjukkan, ekspor magnet berbasis unsur tanah jarang dari Tiongkok pada Mei turun lebih dari 52 persen dibanding bulan sebelumnya, memicu gangguan pasokan bagi sejumlah produsen otomotif.

Dari pihak AS, Donald Trump menilai perkembangan ini sebagai tanda positif. “Tidak ada lagi hambatan dalam perdagangan unsur tanah jarang. Semoga isu ini segera tidak menjadi bagian dari perdebatan kita,” ujarnya dilansir dari Reuters. Namun, pengamat industri menilai kesepakatan tersebut hanya bersifat sementara dan belum menyentuh akar persoalan terkait kebijakan ekspor Tiongkok yang lebih luas.

Bagi sektor industri global, kebijakan baru ini menjadi sinyal kehati-hatian. Pelonggaran administratif dapat memperlancar sebagian arus ekspor, tetapi ketidakpastian tetap membayangi karena kontrol utama masih diberlakukan. Pengamat memperkirakan Beijing sengaja mempertahankan sebagian besar mekanisme pengawasan untuk menjaga posisi tawar dalam geopolitik perdagangan global.

Dengan demikian, meski Tiongkok mulai melonggarkan aturan ekspor unsur tanah jarang, langkah tersebut belum memenuhi harapan Amerika Serikat akan liberalisasi penuh. Dunia industri pun masih dihadapkan pada ketegangan antara kebutuhan pasokan dan strategi geopolitik yang tengah dimainkan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini. (*)

Editor: Siti Nur Qasanah

Tag:  #tiongkok #longgarkan #ekspor #unsur #tanah #jarang #tapi #belum #penuhi #harapan

KOMENTAR