'Putra Mahkota' yang Kembali Menyerukan Perubahan: Reza Pahlavi Tawarkan Diri Pimpin Iran Jika Khamenei Gugur
Fasilitas nuklir Iran di Fordow yang diklaim oleh Trump telah diserang. (Istimewa)
16:15
24 Juni 2025

'Putra Mahkota' yang Kembali Menyerukan Perubahan: Reza Pahlavi Tawarkan Diri Pimpin Iran Jika Khamenei Gugur

- Di tengah gejolak yang terus mengguncang Iran, sebuah suara lama kembali menggemakan harapan lama: perubahan total sistem pemerintahan. Dari pengasingannya di Paris, Reza Pahlavi, putra dari Shah Mohammad Reza Pahlavi, penguasa terakhir Iran sebelum Revolusi Islam 1979 menawarkan diri untuk memimpin Iran sebagai kepala interim dalam masa transisi menuju demokrasi.

“Saya hadir hari ini untuk menyerahkan diri saya kepada rakyat saya, untuk memimpin mereka dalam jalan damai,” ucapnya dalam konferensi pers, Senin (23/6). “Kita adalah bangsa yang bangga, kuno, dan tangguh... Inilah momen kita. Saya bersama kalian. Mari kita bangun Iran yang baru ini bersama-sama," dia menambahkan.

Pernyataan tersebut datang di saat yang sangat genting. Iran tengah terhuyung akibat tekanan internal dan eksternal: sanksi ekonomi internasional, krisis inflasi yang membuat barang pokok tak terjangkau, serta konflik bersenjata langsung dengan Israel yang pecah sejak Jumat (13/6) lalu.

Serangan udara terbaru dari AS ke situs nuklir Iran telah menambah ketegangan, tetapi juga, menurut Pahlavi, membuka peluang baru bagi rakyat untuk menggulingkan kekuasaan Ayatollah Ali Khamenei dan para ulama penguasa.

Rezim Ditekan dari Segala Arah

Bagi Pahlavi, ini adalah titik balik. “Elemen akhir dari perubahan adalah rakyat yang bangkit, setelah tahu bahwa alat-alat represi rezim telah dihancurkan,” katanya dalam wawancara eksklusif dengan POLITICO.

“Serangan yang terarah ini menunjukkan bahwa perang bukan melawan rakyat, tetapi terhadap rezim. Ini mempercepat keruntuhannya dan memberi rakyat peluang nyata untuk berhasil kali ini," ungkapnya.

Pahlavi menyerukan kepada komunitas internasional, terutama negara-negara Barat, untuk tak hanya mendukung dalam kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata, dari dukungan teknologi komunikasi untuk oposisi hingga fasilitasi mogok massal di dalam negeri. 

Ia juga menawarkan amnesti bagi aparat negara yang memilih membelot dan membantu menjatuhkan kekuasaan teokratis, asalkan mereka 'berkomitmen untuk bergabung dengan rakyat sekarang juga'.

Sebuah 'platform aman' diklaim sedang disiapkan untuk menyatukan kekuatan para pembangkang di dalam dan luar negeri, agar bisa mengkoordinasikan perlawanan dan mempersiapkan masa depan pasca-Khamenei.

Namun Pahlavi, kini berusia 64 tahun, tidak datang tanpa bayang-bayang masa lalu. Ia telah hidup di luar Iran selama 46 tahun sejak revolusi yang menggulingkan kekuasaan ayahnya, rezim yang juga dikenal karena kekerasan dan intelijen brutalnya, SAVAK. 

Banyak aktivis oposisi masa kini yang skeptis terhadap kembalinya monarki, meski tidak sedikit pula yang masih memujanya sebagai 'Putra Mahkota Iran'.

Selama beberapa dekade terakhir, Pahlavi tetap konsisten menyerukan perubahan rezim. Namun baru sekarang ia merasa peluang yang nyata benar-benar muncul. “Peluang ini belum pernah sebaik ini,” tegasnya.

Pahlavi juga menyoroti pentingnya simbolisme dalam perang ini. Ia menyebut pengeboman terhadap Penjara Evin, lokasi ikonik tempat banyak tokoh oposisi ditahan, sebagai pesan kuat bahwa tekanan militer diarahkan kepada struktur penindas, bukan rakyat.

“Konsep perubahan rezim kini mendapatkan momentum dalam komunitas internasional,” ujarnya. Ia optimistis: “Saya percaya kemungkinan sangat besar bahwa rezim ini akan tumbang sebelum tahun ini berakhir.”

Sebagai informasi, sejak Revolusi Islam 1979, Iran telah diperintah di bawah sistem teokrasi Syiah yang ketat, dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan Pemimpin Agung. 

Namun dalam satu dekade terakhir, ketidakpuasan rakyat Iran telah meningkat tajam, dari demonstrasi mahasiswa hingga gerakan perempuan. Kini, di tengah krisis ekonomi dan konflik militer, Pahlavi dan para pendukungnya berharap masa depan Iran bisa digambar ulang, bukan dengan pedang, tetapi dengan harapan dan kepemimpinan baru.

Editor: Sabik Aji Taufan

Tag:  #putra #mahkota #yang #kembali #menyerukan #perubahan #reza #pahlavi #tawarkan #diri #pimpin #iran #jika #khamenei #gugur

KOMENTAR