Pernah Kalah Tahun 2006, Israel Diprediksi akan Keok Lagi Lawan Hizbullah yang Makin Kuat
Sebelumnya, perang Israel-Hizbullah pernah meletus tahun 2006 silam dan berakhir dengan kemenangan kelompok asal Lebanon itu.
Adapun saat ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan sinyal bahwa dia berencana mengobarkan perang besar melawan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.
Sinyal perang itu, membuat khawatir AS yang menjadi sekutu dekat Israel. AS takut Israel malah membuat blunder.
Dilansir Sputnik News, media-media besar asal AS selama beberapa hari terakhir mengabarkan ketakutan AS itu.
“Para pejabat AS khawatir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan memperluas perang di Lebanon sebagai cara untuk mempertahanakan politiknya di tengah kritik di dalam negeri perihal kegagalan pemerintahnya mencegah serangan Hamas tanggal 7 Oktober,” demikiaan pernyataan The Washington Post
“Dalam pembicaraan privat, pemerintahan [Presiden AS Joe Biden] sudah memperingatkan Israel agar tidak melakukan eskalasi signifikan di Lebanon.”
Gambar yang diambil pada tanggal 31 Desember 2023 dari Lebanon selatan ini menunjukkan asap mengepul di perbatasan Israel-Lebanon. (Hasan FNEICH / AFP)Israel hanya memiliki jumlah pasukan kecil ketika situasi sedang damai. Negara itu mengandalkan tentara cadangan ketika muncul konflik bersenjata atau perang.
“Jika akan Israel melakukannya, perkiraan rahasia terbaru dari DIA menyebutkan Israel akan susah menang karena aset dan sumber daya militernya akan terlalu sedikit dikerahkan lantaran adanya konflik di Gaza,” kata Washington Post dengan mengutip dua pejabat AS secara anonim.
Kini, Israel tengah melawan Hamas di Gaza. Israel sudah bersumpah akan melenyapkan Hamas, tetapi sampai sekarang belum terwujud.
Pakar AS meyakini, AS ingin membuka medan tempur kedua melawan Hizbullah.
Jika perang itu benar-benar terjadi, Iran dan AS juga bisa ikut terseret di dalamnya.
Sudah pernah kalah lawan Hizbullah
Israel sudah pernah terlibat dalam perang besar melawan Hizbullah tahun 2006 lalu.
Kala itu Israel dipimpin oleh Perdana Menteri Ehud Olmert, sedangkan Hizbullah dipimpin oleh Hassan Nasrallah.
Dikutip dari laman IEMED, banyak pengamat di AS, Eropa, dan Timur Tengah yang menganggap perang itu dimenangkan oleh Hizbullah.
Nasrallah yang memimpin Hizbullah dianggap pahlawan di dunia Arab lantaran melawan musuh paling potensial di Timur Tengah selama lebih dari sebulan.
Perang juga disebut telah membuktikan bahwa Iran sukses mempertahankan pengaruhnya di Lebanon dan Irak.
Adapun saat ini Hizbullah makin kuat dan dilaporkan memiliki lebih banyak senjata.
Pakar memperkirakan kelompok itu memiliki lebih dari 100.000 roket yang bisa digunakan untuk menyerang seluruh wilayah di Israel.
Sebagian besar roket itu bukan roket dengan sistem pemandu (guided).
Namun, Nasrallah mengeklaim pihaknya berhasil memasang sistem pemandu pada roket itu dan mengubahnya menjadi senjata yang akurat.
Gambar yang diambil pada 3 Juli 2022 menunjukkan bendera Hizbullah di sisi perbatasan Lebanon dengan Israel dekat Kibbutz (permukiman) Israel di Shtula. (Tangkap Layar/JALAA MAREY/AFP via Getty Images)Selain itu, Hizbullah juga memiliki roket yang mampu menghancurkan tank, kapal, dan pesawat perang.
Kebanyakan roket itu, termasuk Raad, Fajr, dan Zilzal, dibuat sendiri di dalam negeri. Hizbullah juga punya roket buatan Tiongkok dan Rusia.
Adapun dalam konflik belakangan ini drone atau pesawat nirawak menjadi makin penting bagi Hizbullah.
Kelompok itu merancang sendiri drone berjenis Ayoub dan Mersad yang digunakan untuk melakukan pengintaian dan membawa bom berukuran kecil.
Drone itu bisa digunakan untuk membuat sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel kewalahan.
Di samping itu, Hizbullah juga memilik banyak pejuang yang sudah terlatih karena pernah bertempur di Suriah.
Israel disebut sembunyikan kekalahan telak
Nasrallah mengeklaim, Israel sengaja menyembunyikan "kekalahan telak" dalam pertempuran melawan Hizbullah.
Hal itu dikatakan Nasrallah tatkala menyampaikan pidatonya di televisi hari Jumat (5/12/2023).
"Sejak 8 Oktober, kita telah masuk ke dalam pertempuran melawan Israel di sepanjang lebih dari 100 km di front selatan," ujar pemimpin Hizbullah itu.
"Perjuangan Islam di Lebanon sudah menjalankan lebih dari 670 operasi dalam 3 bulan, dan 48 tempat di perbatasan telah ditargetkan lebih dari sekali."
Dia menyebut, Hizbullah juga menargetkan peralatan teknis dan intelijen di utara wilayah yang diduduki. Kata dia, Hizbullah sudah menghancurkan semuanya.
Selain itu, dia menegaskan bahwa ada banyak kendaraan dan tank Israel yang dihancurkan di perbatasan.
Nasrallah kemudian mengutip laporan dari pejabat kesehatan Israel yang menyebutkan bahwa jumlah kematian di pihak Israel tiga kali lipat lebih besar daripada yang yang diungkapkan secara resmi.
Dilaporkan pula ada lebih dari 2.000 korban luka di pihak Israel.
"Apa yang terjadi di perbatasan selatan digambarkan oleh mantan Menteri perang Israel sebagai hal yang memalukan," katanya.
"Karena terdampak parah oleh kekalahan besar, musuh tidak membedakan yang meninggal dengan yang terluka, dan inilah bagian dari kebijakan tentang rahasia umum perihal kekalahannya."
Dia mengeklaim, operasi militer yang dijalankan Hizbullah membuat Israel kewalahan. Israel, kata dia, menyembunyikan kekalahan besarnya.
(Tribunnews/Febri)
Tag: #pernah #kalah #tahun #2006 #israel #diprediksi #akan #keok #lagi #lawan #hizbullah #yang #makin #kuat