



Pengamat Israel: Hamas di Gaza Tidak Tertekan, Tidak Sedang Kesulitan, Kini Ulur Waktu
Zvi Yehezkeli, seorang pengamat dan jurnalis Israel, mengaku tidak melihat tanda-tanda bahwa Hamas sedang didera kesulitan.
Yehezkeli mengatakan Hamas menginginkan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel dilanjutkan.
“Hamas ingin mengulur waktu. Hamas ingin gencatan senjata diteruskan,” katanya, Minggu malam, (23/2/2025), dikutip dari Maariv.
Dia lalu menyinggung rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza dan memindahkan paksa warga Palestina ke luar negeri.
“Hamas memandang ke depan. Hamas ingin menghancurkan rencana Trump, jadi Hamas menginginkan [gencatan senjata] tahap kedua atau tahap pertama yang diperpanjang.”
“Hamas tidak dalam tekanan karena ingin mengulur waktu. Dari sudut pandangnya, waktu yang berjalan saat ini bukanlah waktu yang berdampak terhadap Hamas, melainkan Israel.”
Dia mengklaim AS, Qatar, dan Mesir yang menjadi juru penengah perundingan Israel-Hamas bakal mendapatkan cara untuk melanjutkan tahap pertama atau ketiga negara itu akan membahas tahap kedua.
Yehezkeli memperkirakan tahap pertama akan berlanjut dengan sejumlah mekanisme.
Hamas: Netanyahu ingin menyabotase gencatan
Hamas menuding Netanyahu menggunakan cara kotor untuk menyabotase gencatan senjata di Gaza yang saat ini masih memasuki tahap pertama.
Menurut Hamas, pemerintahan Netanyahu tidak tertarik untuk merundingkan tahap kedua gencatan.
Tahap kedua gencatan seharusnya dirundingkan saat tahap pertama yang berlangsung selama enam minggu.
Menurut kesepakatan, apabila tahap kedua tercapai, semua sandera Israel akan dibebaskan dan gencatan senjata akan berlaku permanen di Gaza.
“Kami meyakininya sekali lagi, permainan kotor dari pemerintahan sayap kanan itu untuk menyabotase dan merusak perjanjian dan mengirimkan pesan tentang keinginan untuk kembali mengobarkan perang,” kata Basem Naim, anggota senior Polibiro Hamas, hari Sabtu, (22/2/2025), dikutip dari Al Jazeera.
Naim mengatakan Hamas tetap berkomitmen untuk melanjutkan gencatan senjata dan memenuhi kewajibannya. Namun, kata dia, Israel malah melanggar perjanjian.
“Lebih dari 100 warga Palestina telah tewas dibunuh sejak tahap pertama, sebagian besar dari bantuan kemanusiaan yang disepakati tidak diizinkan masuk ke Gaza, dan penarikan mundur [tentara Israel] dari Koridor Netzarim ditunda,” kata Naim.
Awal bulan ini pejabat Israel mengaku kepada The New York Times bahwa klaim Hamas tentang pelanggaran Israel itu memang benar. Namun, pemerintah Israel membantahnya.
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan, Israel sudah setuju untuk mengizinkan sekitar 60.000 tempat tinggal sementara dan 200.000 tenda dikirim ke Gaza. Akaan tetapi, hal itu belum dipenuhi Israel.
Ada lebih dari 90 persen penduduk Gaza yang mengungsi. Sebagian besar wilayah Gaza juga sudah hancur menjadi puing-puing.
Sementara itu, Netanyahu sudah mengancam akan melanjutkan perang di Gaza. Di samping itu, dia mengaku berkomitmen mendukung rencana AS untuk mengambil alih Gaza.
Perdana menteri sayap kanan itu berulang kali mengaku bertekad mencapai tujuan Israel dalam perang di Gaza. Salah satunya adalah menghancurkan Hamas.
Kabinetnya juga belum menggelar pemungutan suara untuk menentukan apakah syarat-syarat untuk gencatan tahap pertama telah dipenuhi guna melanjutkan ke tahap kedua.
Pada hari Selasa pekan lalu media Israel melaporkan bahwa Netanyahu sudah menunjuk Menteri Urusan Strategis Ron Dermer untuk memimpin negosiasi tahap kedua gencatan senjata.
(*)
Tag: #pengamat #israel #hamas #gaza #tidak #tertekan #tidak #sedang #kesulitan #kini #ulur #waktu