Trump dan Putin Sepakat Damai Ukraina, Eropa Merasa Dikhianati?
Tangkapan layar - Presiden Ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump, saat mengambil sumpah pelantikannya di Capitol Rotunda, Washington DC pada Selasa dini hari. (ANTARA/youtube@foxnews)
09:24
14 Februari 2025

Trump dan Putin Sepakat Damai Ukraina, Eropa Merasa Dikhianati?

Para pemimpin Eropa menyatakan keprihatinan mereka atas langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyepakati perundingan damai dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perang Ukraina. Mereka menegaskan bahwa Ukraina dan sekutu Eropa harus memiliki peran dalam negosiasi untuk memastikan hasil yang adil dan berkelanjutan.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menampik tudingan bahwa keputusan Trump merupakan pengkhianatan terhadap Kyiv.

"Tidak ada pengkhianatan di sini. Seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, berkepentingan dalam perdamaian," ujarnya dalam pertemuan NATO di Brussels.

Namun, reaksi dari Eropa cukup tajam. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengecam perdamaian yang didiktekan, sementara Menteri Pertahanan Jerman menyayangkan bahwa Washington tampak memberikan konsesi kepada Kremlin. Diplomat tinggi Uni Eropa Kaja Kallas pun menuduh AS melakukan "peredaan" terhadap Rusia.

"Setiap solusi cepat adalah kesepakatan kotor, dan itu tidak akan berhasil," tegasnya.

Trump sebelumnya mengadakan panggilan telepon selama 90 menit dengan Putin dan mengisyaratkan pertemuan langsung di Arab Saudi untuk membahas perdamaian di Ukraina.

Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa Kyiv akan tersingkir dari proses negosiasi. Kekhawatiran semakin meningkat setelah pemerintahan Trump mengurangi dukungan terhadap ambisi Ukraina untuk merebut kembali seluruh wilayahnya dan bergabung dengan NATO.

Meskipun Kremlin mengklaim bahwa kedua pemimpin telah sepakat "waktunya telah tiba untuk bekerja sama," Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tetap bersikeras untuk mempertahankan kepentingan negaranya. Ia dijadwalkan bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance dalam Konferensi Keamanan di Munich pada Jumat guna membahas langkah selanjutnya.

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent baru-baru ini mengunjungi Kyiv untuk merundingkan akses Washington terhadap deposit tanah jarang Ukraina sebagai imbalan atas dukungan keamanan. Sementara itu, sekutu Rusia, Tiongkok, menyambut baik upaya komunikasi yang lebih erat antara AS dan Rusia.

Para menteri luar negeri dari negara-negara besar Eropa, termasuk Jerman, Prancis, Polandia, dan Inggris, menegaskan bahwa Ukraina dan Eropa harus menjadi bagian dari setiap negosiasi. Kepala NATO Mark Rutte juga menegaskan pentingnya melibatkan Kyiv dalam setiap pembicaraan mengenai masa depan Ukraina.

"Tidak akan ada negosiasi tentang Ukraina tanpa Ukraina, dan suara Ukraina harus menjadi inti dari setiap pembicaraan," kata Menteri Pertahanan Inggris John Healey.

Meskipun langkah Trump ini dimaksudkan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak 2022, masih ada kekhawatiran besar di Eropa bahwa keputusan sepihak dapat memperlemah posisi Ukraina dan menguntungkan Rusia dalam jangka panjang.

Editor: Bella

Tag:  #trump #putin #sepakat #damai #ukraina #eropa #merasa #dikhianati

KOMENTAR