Menhan Israel Ancam Zakaria Zubeidi: Satu Kesalahan, Anda akan Kumpul Lagi dengan Teman Lama
"Zakaria Zubeidi, Anda dibebaskan berdasarkan kesepakatan pembebasan sandera Israel."
Ia lalu memperingatkan, "Satu kesalahan, dan Anda akan bertemu kembali dengan teman-teman lama."
Israel Katz jelas menjadi satu di antara banyak orang Israel yang cemas atas pembebasan Zakaria Zubeidi hingga harus memberikan ancaman langsung terhadap yang bersangkutan.
Meski mendekam di penjara Israel, perjuangan Zubeidi nyatanya mengilhami banyak warga Palestina di Tepi Barat, khususnya Jenin, untuk melawan pendudukan Israel.
"Di Ramallah, Tepi Barat, kerumunan besar berkumpul untuk merayakan kembalinya Zubeidi, bergabung dalam kegembiraan yang meluas menyusul pembebasan 110 tahanan pada tahap ketiga kesepakatan pertukaran," tulis laporan RNTV, dikutip Selasa (3/2/2025).
Saat tiba, kata-kata pertama Zubeidi adalah: "Semoga Tuhan mengasihani para martir kami, menyembuhkan yang terluka di Gaza, dan mengembalikan penduduknya dengan selamat ke rumah mereka. Semoga Dia mengasihani kamp Jenin dan penduduknya."
Ia melanjutkan, "Apa yang Anda saksikan hari ini adalah sebuah pernyataan kepercayaan publik terhadap perlawanan. Terima kasih kepada semua orang yang mendukung rakyat Palestina dalam krisis ini."
Zubeidi mengakhiri dengan pesan yang menantang: "Naga itu milik daratan, dan pemburu harus pergi."
Saatnya Pendudukan Israel Diakhiri
Zakaria Al-Zubaidi, mengatakan bahwa sudah saatnya pendudukan Israel di Tepi Barat diakhiri agar warga Palestina dapat memiliki negara mereka sendiri.
Al-Zubaidi adalah seorang komandan Brigade Syuhada Al-Aqsa, yang merupakan sayap militer dari gerakan Fatah.
Mengutip The New Arab, Al-Zubaidi dipandang sebagai ikon perjuangan Palestina, yang telah menghabiskan bertahun-tahun hidupnya keluar masuk penjara Israel.
Al-Zubaidi juga menyerukan agar semua tahanan Palestina yang tersisa segera dibebaskan.
Al-Zubaidi termasuk di antara 110 tahanan yang dibebaskan pada Kamis (30/1/2025) sebagai pertukaran dengan dua tahanan Israel dan lima tahanan Thailand yang ditahan oleh Hamas di Gaza.
Gencatan senjata mulai berlaku di Gaza sejak 19 Januari setelah 15 bulan serangan Israel yang menewaskan lebih dari 47.000 orang.
Berbicara kepada wartawan dan pendukung yang datang untuk menyambutnya di kota Al-Bireh, Tepi Barat yang diduduki, pada Jumat (31/1/2025), Al-Zubaidi mengatakan bahwa ia dipenjara demi rakyat Palestina.
Namun, ia menegaskan bahwa kebebasannya tidak lengkap jika Palestina belum mendapatkan kemerdekaannya.
Setelah banyak pengorbanan, sudah saatnya mendirikan negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, tambahnya.
"Jika tidak ada persatuan nasional, kita tidak akan pernah memperoleh kebebasan," kata anggota Fatah tersebut.
Fatah, yang memimpin Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat, merupakan pesaing lama Hamas yang menguasai Gaza.
Kondisi Menyedihkan di Penjara Israel
Al-Zubaidi, yang kehilangan ibu, saudara laki-laki, dan putranya dalam serangan Israel, adalah salah satu dari lima tahanan Palestina yang berhasil melarikan diri dari penjara Gilboa pada September 2021.
Namun, mereka ditangkap kembali beberapa hari kemudian.
Ketika ditanya oleh situs saudara The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed, tentang pengalamannya di penjara, Al-Zubaidi tidak banyak bercerita.
Ia hanya mengatakan bahwa kondisi di sana sangat buruk, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Pendudukan Israel membalas dendam kepada seluruh rakyat Palestina," katanya.
"Kami memohon kepada Tuhan agar bermurah hati kepada rakyat kami di Jalur Gaza, mengembalikan mereka dengan selamat ke rumah mereka, dan agar mengasihani kamp Jenin serta Tepi Barat, karena seluruh rakyat Palestina sedang diserang."
Israel telah melakukan operasi militer brutal di kamp Jenin sejak bulan lalu, yang telah menewaskan dan melukai puluhan warga Palestina.
Kamp Jenin, tempat Al-Zubaidi dilahirkan, telah lama menjadi sasaran serangan tentara Israel.
Meskipun tidak banyak berbicara tentang pengalamannya sendiri, Al-Zubaidi berbicara secara umum tentang kondisi tahanan Palestina.
Ia menyatakan bahwa para tahanan menjadi sasaran perlakuan brutal oleh penjaga penjara.
"Situasinya sangat, sangat buruk, dan kami berharap semua pihak yang peduli dengan isu-isu kebebasan dan kemanusiaan akan memperhatikan tahanan kami, karena situasinya sangat sulit dalam segala aspek," katanya.
"Jatah makanan yang sedikit, kondisi sel yang buruk, tidak ada akses membaca, tidak ada komunikasi, tidak ada televisi, dan tidak ada berita."
"Mereka benar-benar diisolasi dari dunia luar."
Pesan untuk Komunitas Internasional
Al-Zubaidi kemudian menyampaikan pesan kepada masyarakat internasional.
"Dunia yang memberi pendudukan ini hak atas tanah saya harus memberi saya kebebasan."
"Hidup saya tanpa kebebasan tidak ada artinya, dan mereka yang merampas kebebasan saya serta anak-anak saya harus mengembalikannya," katanya, terutama menyebut Inggris, Prancis, dan AS sebagai sekutu Israel.
"Mereka harus memikirkan kesalahan mereka, dan memperbaiki kesalahan yang telah mereka lakukan terhadap saya dan anak-anak saya."
Meskipun secara terbuka mendukung solusi dua negara, ketiga negara tersebut memberikan dukungan kepada Israel, baik secara diplomatik maupun melalui bantuan militer, khususnya AS.
Pemerintah garis keras Israel saat ini sepenuhnya menolak status negara Palestina.
Israel terus memperluas permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, dua wilayah yang diharapkan banyak warga Palestina sebagai bagian dari negara masa depan mereka, serta Jalur Gaza yang telah hancur akibat perang.
Arab Saudi, yang selama bertahun-tahun didesak oleh AS untuk ikut serta dalam kesepakatan normalisasi dengan Israel, menyatakan hanya akan menyetujui kesepakatan tersebut setelah Palestina diberikan status kenegaraan.
(oln/rntv/tribunnews/*)
Tag: #menhan #israel #ancam #zakaria #zubeidi #satu #kesalahan #anda #akan #kumpul #lagi #dengan #teman #lama