PERDOKI Dorong Perusahaan Beri Vaksinasi DBD untuk Pekerja 
Talkshow bersama Ketua Umum Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K) (berhijab) di Jakarta, Kamis (21/11/2024). 
00:40
22 November 2024

PERDOKI Dorong Perusahaan Beri Vaksinasi DBD untuk Pekerja 

- Ketua Umum Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), mengungkapkan vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) direkomendasikan untuk para pekerja. 

Hal ini merujuk pada data bahwa kasus dengue banyak terjadi pada kelompok usia produktif, antara 15 hingga 44 tahun.  

Mayoritas kelompok yang tidak hanya tengah aktif bekerja tetapi juga menjadi pilar bagi keluarga dan komunitas mereka.  

"Bagi mereka yang terinfeksi, dengue sering kali membawa beban fisik dan emosional, berdampak pada kualitas hidup pasien dan keluarga yang mendampingi," ujar dia dalam kegiatan di Jakarta, Kamis (21/11/2024). 

Dokter Astrid menyebut bahwa seseorang dapat terjangkit dengue lebih dari satu kali.  

Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe, dapat menjangkit seseorang lebih dari satu kali, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih parah. 

Banyak pekerjaan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi dengue.  

Karenangan, perlindungan yang menyeluruh memegang peran yang krusial, salah satunya melalui vaksinasi dengue. 

"Kami merekomendasikan untuk para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik, pekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan pekerja di lokasi konstruksi (vaksinasi DBD)," jelas dia. 

 Selain itu Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga merekomendasikan penggunaannya untuk dewasa usia 19-45 tahun, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bagi anak-anak usia 6-18 tahun.  

Terlepas dari usai produktif, semua orang berisiko terjangkit virus dengue, tanpa memandang usia, gaya hidup, dan di mana seseorang tinggal.  

Dengue hanya penyakit yang mengancam nyawa, tetapi juga menimbulkan beban yang cukup besar, baik bagi pasien dan keluarganya, perusahaan, maupun negara.  

Menanggapi ancaman DBD, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), serta Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), meluncurkan gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue”.  

Gerakan ini dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi antara sektor publik dan swasta guna melindungi karyawan dan keluarga mereka dari risiko dengue.

Pada kesempatan yang sama, turut hadir Profesional Keuangan serta Praktisi Investasi dan Gaya Hidup Sehat Adrian Maulana.
Ia mengatakan, kesehatan adalah investasi terbaik yang dapat dilakukan, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun pekerjaan.  

Karena pada saat sehat, banyak hal yang dapat  dilakukan dan banyak kontribusi yang dapat diberikan.  

"Penyakit seperti dengue bisa menimbulkan dampak yang luas. Ketika kita sakit, kita tidak dapat bekerja secara optimal, yang dapat mengganggu pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Selain itu, biaya pengobatan yang tinggi dapat membebani keuangan, apalagi kalau kita tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai," kata Adrian. 

Wakil Ketua KADIN Bidang Kesehatan Komite Penyakit Menular dr. Michael Rampangilei menyatakan, kesehatan karyawan adalah salah satu aset utama bagi perusahaan, dan kesejahteraan mereka adalah hak yang harus dipenuhi.  

Pencegahan penyakit seperti dengue tidak hanya menjaga kesejahteraan individu, tetapi juga mendukung lingkungan kerja yang produktif dan efisien.  

Untuk itu, KADIN berkomitmen untuk memastikan bahwa pencegahan penyakit seperti dengue menjadi prioritas di tempat kerja.  

"Melalui gerakan SIAP Lawan Dengue, kami bersama-sama dengan pemerintah, Takeda, dan mitra lainnya mendorong perusahaan untuk menerapkan langkah pencegahan dengue yang menyeluruh. Karena ketika karyawan merasa aman dan terlindungi dari risiko penyakit, mereka dapat berkontribusi secara optimal," harapnya. 

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #perdoki #dorong #perusahaan #beri #vaksinasi #untuk #pekerja

KOMENTAR