Masyarakat Diimbau Rutin Lakukan Skrining Kanker
Dalam rangka memperingati Hari Kanker Dunia 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan skrining kanker. Langkah itu dilakukan dalam rangka pencegahan dini kanker.
“Kanker telah menjadi salah satu masalah kesehatan tertinggi di dunia. Trennya terus meningkat sejak tahun 2008, dan diperkirakan pada tahun 2040 akan ada 29,5 juta kasus baru dan 16,3 juta kematian akibat kanker,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu dalam acara publik bertajuk “5K Amazing Run: Ambil Kendali dan Lakukan Skrining Kanker” di Jakarta, Minggu (25/2).
Di Indonesia, sebagian besar pasien baru mencari pertolongan medis ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut. Akibatnya, 90 persen penderita kanker tidak mendapatkan pengobatan optimal yang kemudian dapat berujung pada kematian.
“Dengan perkembangan inovasi obat dan teknologi untuk deteksi kanker, kanker bukan lagi sesuatu yang perlu ditakutkan, asalkan skrining kanker dilakukan sejak dini dan secara rutin. Apabila kanker dapat dideteksi pada stadium awal, tingkat kesembuhan pasien dapat jauh lebih tinggi dibandingkan stadium lanjut,” tambah Maxi.
Menurut Maxi, saat ini pemerintah terus meningkatkan upaya dalam program skrining kanker. Salah satunya dengan layanan skrining kanker paru-paru, payudara, serta serviks yang ada di Puskesmas.
“Saat ini, siapapun bisa melakukan skrining kanker paru-paru di Puskesmas secara gratis, dan jika berisiko tinggi, pemerintah akan menanggung biayanya untuk mendapatkan skrining yang lebih menyeluruh dengan menggunakan CT scan Dosis Rendah di rumah sakit tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Eva Susanti menambahkan, Pemerintah bersama AstraZeneca dan organisasi serta elemen peduli akan kanker mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran mendeteksi kanker lebih dini.
"Tahun ini targetnya adalah 90 persennmasyarakat Indonesia melakukan skrining akan penyakit kanker. Sebagai contoh, untuk kanker paru-paru target skriningnya adalah 12 juta orang melakukan deteksi dini,” ujar Eva.
Ditambahkan Presiden Direktur Interim, Saj Molaee, AstraZeneca Indonesia berkomitmen untuk memajukan kesetaraan kesehatan dalam pelayanan kesehatan, khususnya dalam perawatan kanker. Bersama Kemenkes, pihaknya yakin melawan kanker.
“Melalui inovasi yang gigih, AstraZeneca telah membangun salah satu portofolio dan daftar inovasi yang paling beragam di industri, dengan potensi untuk mendorong perubahan dalam praktik kedokteran dan mengubah pengalaman pasien dalam melawan kanker,” tutup Saj.
AstraZeneca juga bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia sekaligus meluncurkan ANITA, program navigator pasien yang dirancang untuk mendampingi dan membimbing pasien dalam perjalanan layanan kesehatannya. “ANITA adalah program baru yang kami luncurkan untuk membantu menavigasi dan mendampingi pasien dalam proses pendaftaran program pengujian diagnostik berdasarkan permintaan dokter, serta membantu pasien untuk melakukan konsultasi lanjutan dengan dokternya setelah hasil tes diagnostik tersedia,” jelas Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia, Hoerry Satrio.
“Bersama ANITA, kami setia pada misi kami untuk memberikan kesehatan bagi pasien dan melahirkan inovasi untuk Indonesia, termasuk membantu para pasien mengakses program bantuan pasien yang sesuai berdasarkan pengobatan yang ditentukan dari dokter mereka dengan landasan perkembangan ilmiah terkini,” tutup Hoerry.