Pahami Penyebab Keguguran di Trimester 1 dan 2 Kehamilan, Simak Penjelasannya
Ilustrasi Keguguran di Trimester 1 dan 2 Kehamilan./Freepik
15:54
21 Pebruari 2024

Pahami Penyebab Keguguran di Trimester 1 dan 2 Kehamilan, Simak Penjelasannya

Kehamilan merupakan perjalanan yang luar biasa di mana sebuah kehidupan baru mulai berkembang di dalam rahim seorang wanita.

Trimester 1 dan 2 merupakan fase penting dalam perkembangan janin, di mana organ-organ utama mulai terbentuk dan fungsi vital sedang berkembang dengan cepat.

Oleh karena itu, setiap komplikasi atau kegagalan selama periode ini dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan janin dan sang ibu.

Memahami penyebab potensial keguguran selama trimester-trimester awal sangatlah penting karena membantu para profesional medis dan calon orang tua untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

Dengan mengetahui penyebabnya, mereka dapat mengidentifikasi faktor risiko, mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya keguguran, dan memberikan perawatan yang sesuai jika diperlukan.

Ada banyak alasan mengapa keguguran dapat terjadi, meskipun penyebabnya seringkali tidak teridentifikasi.

Jika keguguran terjadi selama trimester pertama kehamilan (3 bulan pertama), biasanya disebabkan oleh masalah pada bayi yang belum lahir (janin) atau bisa juga disebabkan oleh kondisi kesehatan yang mendasari pada ibu.

Kali ini, kita akan mengeksplor lebih dalam terkait apa saja yang bisa menjadi faktor keguguran saat kehamilah di trimester awal.

Dilansir dari National Health Service (NHS) UK pada Rabu (21/2), berikut merupakan faktor penyebab terjadinya keguguran di Trimester 1.

1. Masalah Kromosom

Kromosom merupakan blok DNA yang dapat mengontrol berbagai faktor, mulai dari bagaimana sel-sel tubuh berkembang hingga warna mata sang bayi.

Hal ini dapat terjadi ketika janin menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit kromosom yang akan menyebabkan janin tidak dapat berkembang dengan normal, sehingga mengakibatkan keguguran.

2. Masalah Plasenta

Plasenta adalah organ yang menghubungkan pasokan darah Anda dengan bayi Anda. Jika ada masalah dengan perkembangan plasenta, hal ini juga dapat menyebabkan keguguran.

Pasalnya, plasenta memainkan peran penting dalam memberikan nutrisi dan oksigen kepada janin selama kehamilan.

Jika plasenta tidak berkembang dengan baik atau terjadi masalah lain yang mengganggu fungsinya, hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh janin untuk bertumbuh dan berkembang.

3. Kondisi sang ibu

Kondisi tertentu yang dialami oleh sang ibu juga dapat menjadi risiko terjadinya keguguran, contohnya seperti kehamilan saat sang ibu berusia diatas 30 tahun.

Selain itu, jika sanh ibu mengalami obesitas, merokok, menggunakan obat-obatan, mengonsumsi banyak kafein, dan mengonsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran.

Penyebab terjadinya keguguran di Trimester 2 kehamilan.

1. Kondisi kesehatan jangka panjang

Beberapa kondisi kesehatan jangka panjang (kronis) dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran pada trimester kedua, terutama jika kondisi tersebut tidak diobati atau dikendalikan dengan baik. Kondisi-kondisi ini meliputi:

● Diabetes (jika tidak terkontrol dengan baik)
● Tekanan darah tinggi yang parah
● Lupus
● Penyakit ginjal
● Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme)
● Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
● Sindrom antifosfolipid (APS)

2. Makanan

Makanan-makanan yang terkontaminasi bakteri juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Bakteri tersebut diantaranya yakni:
● listeriosis, umumnya ditemukan dalam produk susu yang tidak dipasteurisasi, seperti blue cheese.
● toksoplasmosis, yang dapat ditularkan melalui konsumsi daging mentah atau setengah matang.
● salmonella, sering kali disebabkan oleh mengonsumsi telur mentah atau setengah matang.

3. Struktur Rahim

Masalah dan kelainan pada rahim juga dapat menyebabkan keguguran pada trimester kedua. Masalah pada rahim tersebut meliputi pertumbuhan non-kanker di rahim yang disebut fibroid, rahim yang berbentuk tidak normal.

4. Serviks (leher rahim) yang melemah

Dalam beberapa kasus, otot-otot serviks (leher rahim) lebih lemah dari biasanya. Ini dikenal sebagai serviks yang melemah atau ketidakmampuan serviks.

Serviks yang melemah dapat disebabkan oleh cedera sebelumnya pada area tersebut, biasanya setelah melakukan prosedur bedah. Kelemahan otot dapat menyebabkan serviks terbuka terlalu awal selama kehamilan, yang mengakibatkan keguguran.

5. Infeksi

Infeksi yang dialami oleh sang ibu juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Infeksi-infeksi tersebut meliputi, rubela (campak Jerman), sitomegalovirus (CMV), vaginosis bakterial, HIV, klamidia, gonore, sifilis, dan malaria.

6. Konsumsi obat-obatan

Obat-obatan yang meningkatkan risiko terjadinya keguguran yakni:
● misoprostol, digunakan untuk luka lambung.
● retinoid, digunakan untuk eksim dan jerawat.
● metotreksat, digunakan untuk kondisi seperti arthritis rheumatoid.
● obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen yang digunakan untuk nyeri dan peradangan.

Untuk memastikan bahwa suatu obat aman selama kehamilan, selalu periksa dengan dokter, bidan, atau apoteker Anda sebelum mengonsumsinya.

6. Polycystic ovary syndrome (PCOS)

Polycystic ovary syndrome (PCOS) merupakan kondisi di mana ovarium lebih besar dari ukuran normal. Ini disebabkan oleh perubahan hormonal dalam ovarium.

PCOS dikenal sebagai salah satu penyebab utama infertilitas karena dapat mencegah pelepasan sel telur (ovulasi).

Editor: Hanny Suwin

Tag:  #pahami #penyebab #keguguran #trimester #kehamilan #simak #penjelasannya

KOMENTAR