Ketahui, Jenis Penyakit Menyebabkan Faktor Penggemuk Badan yang Jarang Disadari
Ilustrasi obesitas pada anak. (Website Kanal Kesehatan FK UGM)
14:18
8 Pebruari 2024

Ketahui, Jenis Penyakit Menyebabkan Faktor Penggemuk Badan yang Jarang Disadari

  Kegemukan bukan hanya dipicu oleh banyak makan dan kurang berolahraga.   Terkadang, kegemukan bisa disebabkan karena beberapa kondisi kesehatan seperti ketidakseimbangan hormon dan kekurangan vitamin.   Seseorang dikatakan terlalu gemuk atau obesitas jika memiliki indeks masa tubuh (IMT) di atas 30.   Memiliki bentuk tubuh yang ideal merupakan impian banyak orang. Berbagai cara pun dilakukan untuk menurunkan berat badan.   Namun, sebagian orang terkadang masih kesulitan mencapai berat dan bentuk badan yang diinginkan meski sudah menerapkan diet ketat atau bahkan olahraga berat.   Dilansir dari website www.alodokter.com tubuh yang gemuk atau terlalu gemuk bisa menyebabkan munculnya berbagai penyakit.

Bahaya badan gemuk tersebut bisa berupa penyakit fisik maupun penyakit mental. Turun atau naiknya berat badan kita bergantung pada keseimbangan kalori yang masuk ke dalam tubuh.

Kondisi tertentu dapat mempengaruhi jaringan di seluruh tubuh, yang menyebabkan penambahan berat badan yang signifikan.

Hal ini dikarenakan perubahan laju metabolisme dan energi yang dibakar setiap hari, pada akhirnya menyebabkan penambahan berat badan.

Jika kita telah berjuang melawan masalah berat badan selama beberapa waktu terakhir dan tidak ada hasil. Bisa jadi hal itu dikarenakan insulin dalam tubuh tidak dikenali saat sedang menyerap glukosa.


"Insulin adalah hormon yang memberi sinyal pada tubuh untuk menarik glukosa keluar dari aliran darah dan menyimpannya di otot, hati, dan lemak."   "Tetapi ketika kita kelebihan berat badan, sel-sel tidak mengenali insulin juga, jadi pankreas harus memompa lebih banyak dan lebih banyak," jelas Tirissa Reid, MD, spesialis pengobatan obesitas di Columbia University Medical Center dan Diplomate of the American Board Pengobatan Obesitas.   Biasanya kenaikan berat badan yang tiba-tiba sering kali dikaitkan oleh obesitas. Namun, beberapa penyakit ini bisa saja menjadi penyebab kenaikan berat badan yang sangat cepat. 

Dilansir dari website hellosehat.com dan www.guesehat.com, ini lah beberapa penyakit atau kondisi medis tertentu ternyata juga bisa membuat badan gemuk tanpa pernah disadari.   Berikut kondisi kesehatan dan penyakit yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan!  

  1. Gangguan Tiroid (Hipotiroid)   Selain menyadari bahwa jeans Kamu sudah sempit, apa Kamu menyadari perubahan lain pada tubuh, seperti kelelahan, kulit lebih kering, atau rambut menipis? Hal-hal tersebut merupakan gejala gangguan tiroid, tepatnya hipotiroid. Hipotiroid termasuk salah satu kondisi yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan.   Hipotiroid sendiri adalah kondisi dimana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup. Tiroid adalah kelenjar 'master' yang mengontrol banyak fungsi tubuh. Jadi, jika kelenjar tiroid terganggu, gejalanya bisa beragam. Fungsi utama dari kelenjar tiroid adalah mengontrol metabolisme tubuh. Kalau tubuh tidak memiliki jumlah hormon tiroid yang cukup, maka tubuh tidak bisa banyak membakar energi dan kalori.   Menurut American Thyroid Association, satu dari setiap delapan wanita pasti terkena gangguan tiroid dalam hidupnya. Gejala umum yang perlu diwaspadai adalah kelemahan otot, selalu kedinginan, kembung, dan konstipasi. Hipotiroid adalah salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang perlu diwaspadai.
2. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)   PCOS atau sindrom polikistik ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh hormon yang berantakan. Penyakit akibat gangguan endokrin ini menyebabkan ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan hormon testosteron. Oleh sebab itu, PCOS juga termasuk salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan.   Ketidakseimbangan hormon tersebut menyebabkan menstruasi yang tidak teratur, wajah berjerawat, dan bahkan tumbuhnya rambut wajah. PCOS juga mengganggu cara tubuh menggunakan insulin. Insulin adalah hormon yang bertugas mengubah karbohidrat menjadi energi. Jadi, PCOS juga meningkatkan kenaikan berat badan.   Mengalami resistensi insulin, gula atau karbohidrat yang Kamu konsumsi tidak diubah menjadi energi, melainkan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak. Meskipun tidak ada obat yang bisa menyembuhkan PCOS, wanita bisa mengontrol gejalanya dengan menjalani gaya hidup sehat dan mengkonsumsi obat. Dokter akan menentukan metode pengobatan yang tepat untuk pasien PCOS.  


3. Gangguan Mood seperti Depresi dan Kecemasan   Tidak hanya penyakit fisik, depresi dan kecemasan juga termasuk salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Ketika merasa cemas dan sedih, hampir semua orang melampiaskannya dengan cara makan atau ngemil.   Padahal, kebanyakan makan tidak bisa mengatasi kedua masalah psikologis tersebut. Depresi dan kecemasan bisa menyebabkan kelelahan, sikap sensitif, dan kehilangan fokus. Ketiganya bisa menurunkan keinginan Kamu untuk bangun beraktivitas dan berolahraga. Hal ini juga menyebabkan kenaikan berat badan. Coba perhatikan mood Kamu selama beberapa minggu terakhir ini

4. Perimenopaus dan Menopaus   Semua wanita pasti akan melalui masa perimenopaus dan menopaus. Saat mengalami kedua hal tersebut, pasti setiap wanita mengalami perubahan pada tubuhnya, salah satunya kenaikan berat badan. Saat melewati masa perimenopaus dan menopaus.   Meskipun apa yang Kamu alami bisa berbeda dengannya, ada kemungkinan besar kondisinya akan serupa. Jadi, mengalami kenaikan berat badan pada usia-usia perimenopaus dan menopaus, maka kemungkinan itulah penyebabnya. Saat perimenopaus dan menopaus, hormon juga jadi berantakan, sehingga menyebabkan kenaikan berat badan.  
5. Penyakit Cushing
  Kortisol adalah hormon stres yang diproduksi tubuh sebagai respon terhadap situasi berbahaya. Namun, pada penyakit Cushing, hormon kortisol yang diproduksi tubuh terlalu berlebihan dan lebih lama. Penyakit Cushing juga termasuk penyakit yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan.   Pasalnya, salah satu efek samping dari masalah kesehatan ini adalah penumpukan lemak yang tidak normal pada area abdominal dan wajah. Mengonsumsi streroid dalam jangka panjang, maka Kamu punya risiko terkena penyakit Cushing. Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh tumor di kelenjar pituitari dalam otak, yang memicu produksi hormon adrenokortikotropik.   Hormon tersebut mengeluarkan sinyal ke kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol. Kenaikan berat badan merupakan gejala umum dari penyakit Cushing. Namun, gejala lain yang perlu diwaspadai adalah jerawat dan kulit yang mudah luka. Tapi pada umumnya, tergantung dari penyebabnya, gejala penyakit Cushing bisa berbeda-beda.  



6. Tumor Ovarium atau Rahim   Tumor adalah salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Tumor pada area pelvis, jika tidak kunjung ditangani, bisa menyebabkan pembesaran pada wilayah abdomen, sama seperti terjadinya penumpukan lemak di wilayah tersebut. Tumor ovarium dan tumor rahim bisa bersifat jinak, namun pada kasus lain juga bisa bersifat ganas. Selain kenaikan berat badan, gejala tumor ovarium dan rahim lainnya adalah nyeri punggung bawah, pendarahan pada vagina, sakit saat berhubungan seks, dan konstipasi.

7. Konsumsi Obat Tertentu   Sebelum membeli obat yang direkomendasikan dokter, coba tanyakan dulu, apakah obat-obat tersebut memiliki efek samping menaikkan berat badan. Obat-obat gangguan mental, seperti untuk depresi dan gangguan bipolar, umumnya menyebabkan kenaikan berat badan. Obat-obat gangguan mental tersebut bekerja pada otak.   Jadi, ketika bekerja dengan cara menurunkan depresi, obat-obat tersebut juga meningkatkan nafsu makan. Obat hipertensi juga banyak yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Selain itu, suntik insulin juga memiliki efek samping kenaikan berat badan. Padahal, penderita diabetes harus menghindari kenaikan berat badan. Yang bisa dilakukan untuk mencegahnya adalah menjalani gaya hidup yang aktif dan disiplin.

8. Insomnia   Insomnia juga termasuk penyakit yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Kalau bekerja terlalu keras dan hanya punya waktu tidur empat jam, maka kemungkinan besar pelampiasannya adalah ngemil dan banyak makan. Hormon grelin berfungsi memberi tahu tubuh kapan waktunya makan.   Produksi hormon tersebut meningkat jika kurang tidur. Di waktu yang bersamaan, hormon leptin yang memberi sinyal rasa kenyang, turun secara drastis. Dengan kedua kondisi tersebut, Kamu pasti mengalami kenaikan berat badan.   9. Prolaktinoma   Kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan tumor jinak (nonkanker) pada kelenjar hipofisis (kelenjar penghasil beberapa hormon) pada otak. Alhasil, tubuh memproduksi hormon prolaktin yang berlebihan. Jika memiliki hormon prolaktin yang berlebihan, tubuh dapat mengalami kenaikan berat badan. Bila dibiarkan, tentu hal ini dapat membuat tampak gemuk. Kabar baiknya, prolaktinoma tidak menyebabkan kematian. Hanya saja, penyakit ini juga dapat mengganggu penglihatan dan masalah kesuburan. Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala prolaktinoma.    10. Sirosis hati   Kondisi yang terjadi ketika jaringan hati normal digantikan oleh jaringan parut secara progresif. Penyebab penyakit adalah hepatitis atau alkoholisme kronis. Kondisi ini dapat mempersulit hati memproses nutrisi yang masuk sehingga menyebabkan penumpukan cairan di perut dan berat badan naik. Kondisi ini disebut dengan asites.   Selain berat badan bertambah, gejala lainnya yaitu perut buncit, bengkak di beberapa bagian tubuh, sesak napas, masalah pencernaan, dan sakit punggung. Pada dasarnya, berbagai penyakit di atas memang dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Namun, kondisi ini masih bisa dikendalikan dengan mengatur pola makan sebagai pencegahan obesitas.   Dirangkum dari website www.alomedika.com memaparkan bahwa peningkatan berat badan akibat penggunaan antidepresan, golongan SSRI dan SNRI pada awalnya akan menimbulkan penurunan berat badan sehingga sering digunakan pada penanganan awal pasien obesitas dengan binge eating disorder. Namun, pada penggunaan jangka panjang, misalnya 6 bulan untuk penanganan depresi, justru menimbulkan risiko peningkatan berat badan.

Mirtazapine dan nortriptilin adalah antidepresan yang banyak dilaporkan berhubungan dengan peningkatan berat badan. Sementara escitalopram, adalah yang paling sedikit. Mekanisme terjadinya perubahan efek terhadap berat badan untuk penggunaan jangka pendek dan jangka panjang masih belum jelas.   Dirangkum dari website www.alomedika.com memaparkan bahwa sebuah penelitian kohort di tahun 2018 melaporkan penggunaan antidepresan bisa menimbulkan peningkatan berat badan yang signifikan. Bahkan, setidaknya sampai 6 tahun pemantauan.    ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #ketahui #jenis #penyakit #menyebabkan #faktor #penggemuk #badan #yang #jarang #disadari

KOMENTAR