Transformasi Pelayanan Kesehatan, Produksi Alkes dalam Negeri Terus Digenjot, Ditargetkan Capai 80 Persen
Grand Launching Mobile X-ray (Elva JollyPlus 301) dan fasilitas produksi Dialyzer (RenaCare) pada Selasa (10/9). (Nurul Adriyana)
05:14
12 September 2024

Transformasi Pelayanan Kesehatan, Produksi Alkes dalam Negeri Terus Digenjot, Ditargetkan Capai 80 Persen

 

Alat kesehatan (Alkes) dengan teknologi canggih memang diperlukan untuk mendeteksi penyakit agar pengobatan yang dilakukan bisa tepat sasaran. Untuk itu, produksi Alkes dalam negeri terus digenjot guna memaksimalkan pelayanan dan menekan biaya kesehatan.

Diungkapkan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Lucia Rizka Andalucia, alat kesehatan yang diproduksi dalam negeri baru 20 persen. Sisanya masih mengandalkan impor terutama untuk alat kesehatan berteknologi tinggi. Kendati demikian, produksi alkes dalam negeri mengalami perkembangan yan pesat dalam tiga tahun terakhir.

“Meningkat tajam (produksi Alkes dalam negeri, Red), pertumbuhannya sekitar 15 persen dan kami berharap ke depannya makin banyak lagi,” ujar Rizka dalam peluncuran alat kesehatan lokal Mobile X-ray (Elva JollyPlus 301) dan fasilitas produksi Dialyzer (RenaCare) baru-baru ini.

Untuk itu, pemerintah menargetkan pada 2029, 80 persen alat kesehatan sudah dibuat di dalam negeri dari total produksi. Sehingga, sebagai bagian dari fokus transformasi layanan kesehatan, alkes dalam negeri bukan hanya memberikan pelayanan lebih maksimal tapi juga pemeratan akses dan efisiensi biaya.

Seperti Mobile x-ray produksi PT Forsta Kalmedic Global yang diperuntukan buat rontgen. Bentuknya yang tidak besar bisa memudahkan penempat dan dipindah-pindah. Tanpa perlu ke rumah sakit, harapannya mobile x-ray bisa ditempatkan di faskes sehingga bisa mempercepat diagnosa penyakit.

“Jadi bisa dipakai di klinik, di rumah sakit, untuk mempercepat diagnosa penyakit, terutama TBC. Kita punya banyak kasus TBC yang harus kita basmi. Penemuan kasus TBC melalui konfirmasi rontgen itu sangat penting. Itu standar kesehatan yang harus dilaksanakan,” ujarnya.

Lalu kedua Dialyzer, yag digunakan sebagai saringan untuk cuci darah dialysis. Menurut Rizka, umumnya cuci darah pada pasien gagal ginjal kronik ini biayanya besar. Tentunya dengan diproduksi di dalam negeri, harapannya ketersediaan untuk cuci darah ini akan lebih cepat, lebih murah, dan lebih merata di seluruh Indonesia.

“Sehingga cuci darah bisa dilakukan untuk semua pasien kita, tidak perlu jauh-jauh karena dengan alat cuci darah yang sudah tersebar di seluruh Indonesia dengan Dialyzer yang diproduksi di Indonesia,” tukasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady, mengungkapkan, penyediaan alat kesehatan produksi Mobile X-ray dan Dialyzer yang diproduksi di dalam negeri oleh Kalbe melalui Forsta, merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk terus meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat. Tindakan ini juga bentuk dukungan terhadap program pemerintah terkait ketahanan kesehatan nasional demi mendorong kemandirian industri kesehatan dalam negeri.

“Kalbe terus mendukung program pemerintah di bidang kemandirian kesehatan, termasuk yang ada dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) di  mana  industri alat kesehatan menjadi sektor prioritas,” ujar Irawati Setiady.

“Pengembangan sektor prioritas ini juga meningkatkan TKDN industri alat kesehatan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, terutama pengadaan pemerintah. Salah satu alat kesehatan yang ingin dikembangkan adalah produk dengan teknologi medium-high, termasuk produk radiologi,” tambah Irawati.

Mobile x-ray dan Dialyzer 

Mobile x-ray merupakan perangkat radiografi yang dapat dipindahkan atau dibawa ke berbagai lokasi untuk mengambil gambar sinar-x. Berbeda dengan mesin sinar-x stasioner yang biasanya ditempatkan di ruang radiologi di rumah sakit atau klinik, mesin sinar-x portabel atau mobile ini dirancang untuk digunakan di tempat-tempat yang mungkin sulit dijangkau oleh pasien, seperti ruang perawatan intensif (ICU), ruang operasi, atau bahkan di rumah pasien.

Sedangkan Dialyzer merupakan bahan habis pakai (consumables) penting dalam tindakan hemodialisis atau cuci darah (prosedur untuk pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal secara drastis). Berdasarkan data BPJS Kesehatan, cuci darah dinyatakan sebagai tindakan dengan biaya terbesar keempat pada mengeluaran BPJS. Dengan adanya produk lokal dialyzer, akan memastikan pemanfaatan dana BPJS tidak hanya untuk akses kesehatan bagi pasien gagal ginjal, tetapi juga untuk mendukung industri alkes lokal dan memastikan dana tersebut menggerakkan ekonomi dalam negeri.

Alat kesehatan dalam negeri ini telah mendapatkan izin produksi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Mobile X-ray juga berhasil meraih sertifikasi CPAKB (Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik) dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan RI). Selain itu, alat kesehatan ini juga mendapatkan sertifikasi internasional ISO 13485:2016 untuk line produksi electromedic dari BSI Global (British Standards Institution). Pencapaian tersebut membuktikan sistem manajemen mutu internasional dari teknologi radiologi ini telah memenuhi standar dan dapat mendukung kebutuhan medis.

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #transformasi #pelayanan #kesehatan #produksi #alkes #dalam #negeri #terus #digenjot #ditargetkan #capai #persen

KOMENTAR