PIER Rilis Outlook Ekonomi Indonesia 2025, Tiga Tantangan Global ini Signifikan Dampaknya
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memaparkan laporan Economic Outlook 2025 bertajuk 'Economic Forces at Play: Balancing Domestic Drivers and Global Uncertainty'. (Estu Suryowati/JawaPos.com)
20:00
6 Desember 2024

PIER Rilis Outlook Ekonomi Indonesia 2025, Tiga Tantangan Global ini Signifikan Dampaknya

- Permata Bank melalui Permata Institute for Economic Research (PIER) meluncurkan laporan Economic Outlook 2025 bertajuk 'Economic Forces at Play: Balancing Domestic Drivers and Global Uncertainty', pada Selasa (3/12). Laporan ini membahas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global dan kekuatan domestik yang akan mendukung daya tahan dan pertumbuhan pada 2025 mendatang.

Setidakya ada tiga faktor global yang perlu diperhatikan, karena dampaknya sangat signifikan terhadap ekonomi Tanah Air. Pertama, perlambatan ekonomi Tiongkok yang menjadi momok negara-negara emerging market (EM) di mana mayoritas ekspor mereka ditujukan ke Negeri Tirai Bambu itu. Tak terkecuali Indonesia.

Sepuluh tahun lalu, kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, PDB Tiongkok selalu tembus double digit. Sayangnya, ke depan, agak sulit tampaknya ekonomi Tiongkok bisa tumbuh di atas 10 persen.

"Tahun ini saja, dua kuartal terakhir, ekonomi China sudah tumbuh di bawah 5 persen. Dan tahun depan akan berlanjut. Mengapa ini matters buat Indonesia?" tanya Josua dalam Paparan Economic Outlook PIER.

Jawabannya, tak lain adalah karena lebih dari 20 persen total ekspor Indonesia ditujukan ke Tiongkok. Atas dasar itu, apabila terjadi perlambatan ekonomi di Tiongkok, atau ada kebijakan Donald Trump yang memengaruhi Tiongkok, tentunya akan berpengaruh juga terhadap Indonesia.

"Itulah kenapa kami meng-highlight bahwa China masih menjadi isu atau faktor risiko yang harus kita antisipasi ke depannya," imbuh Josua.

Adapun, faktor eksternal kedua yang akan berpengaruh signifikan terhadap lansekap ekonomi global maupun Indonesia yaitu, hasil pemilu global, terutama Amerika Serikat (AS). Terpilihnya Donald Trump memang di satu sisi memberikan angin segar kepada pelaku usaha di negeri Abang Sam.

"Siapa nggak happy kalau corporate tax-nya diturunkan? Ya kan. Di sini, kita lagi ngomongin PPN dinaikkin. Di (AS) sana, corporate tax-nya malah diturunkan rencananya oleh Trump," kata Josua.

Kampanye 'Make America Great Again' (MAGA) membuat prospek ekonomi AS tampak silau. Hal itu, menurut Josua, juga akan berdampak terhadap larinya modal asing dari negara-negara EM ke AS.

Di lain pihak, perlu diantisipasi kemungkinan impor tarif yang akan diberlakukan terhadap produk Tiongkok yang masuk ke AS. "Ini akan berdampak terhadap ekspor Indonesia ke China," katanya.

Selanjutnya, faktor eksternal ketiga yang lebih berdampak terhadap pasar modal di Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir sejak 2022, 2023, dan 2024, gejolak geopolitik global menimbulkan ketidakpastian investasi dan dunia usaha.

Pada 2022, pecah perang di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina. Kemudian, berlanjut pada 2023, terjadi perang di Timur Tengah antara Israel dan Palestina. Serta 2024 antara Iran-Israel.

"Makanya terefleksi di market kita, JCI/IHSG yang sempat 7.800, saat ini masih bertengger di 7.100-7.200," kata Josua.

Stabil namun Divergen

Dalam laporan Economic Outlook 2025, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan tetap stabil di level 3,2 persen pada 2025, meskipun terdapat divergensi PDB antara negara maju dan negara berkembang. Di Amerika Serikat, kebijakan berorientasi domestik diprediksi akan berimplikasi pada inflasi di atas target Fed yakni 2 persen.

Akibatnya, terdapat potensi bahwa bank sentral AS memiliki ruang penurunan suku bunga 50 bps pada 2025 menjadi 3,75 persen-4 persen. Di sisi lain, harga energi global terus menurun sejak puncaknya pada 2022, sementara harga komoditas utama Indonesia seperti minyak mentah, batu bara, dan CPO diperkirakan melanjutkan tren penurunan.

PIER memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,15 persen pada 2025, di mana konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi kontributor utama perekonomian. Risiko eksternal sebagaimana dijelaskan di atas, ditambah perlambatan permintaan global, dan volatilitas harga komoditas menjadi tantangan yang perlu dikelola.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #pier #rilis #outlook #ekonomi #indonesia #2025 #tiga #tantangan #global #signifikan #dampaknya

KOMENTAR