Bangun Ketahanan Pangan, Anies: Pupuk dan Benih Berkualitas Harus Mudah Didapat dan Murah
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan usai berdialog dengan Kadin Indonesia di Djakarta Teather, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024) malam.(KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)
09:04
12 Januari 2024

Bangun Ketahanan Pangan, Anies: Pupuk dan Benih Berkualitas Harus Mudah Didapat dan Murah

Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan mengatakan, produktivitas petani di Indonesia masih rendah. Hal tersebut masih ditambah dengan rata-rata usia petani yang semakin tua.

Di sisi lain, anak muda disebut juga tidak tertarik berkecimpung di sektor hulu, tetapi justru di sektor hilir seperti restoran dan kafe.

"Artinya apa? prospek usaha (hilir) baik, tapi di hulu kalau prospek usahanya tidak baik tidak ada anak muda yang mau ke situ," kata dia dalam Dialog Capres 01 Anies Baswedan bersama Kadin.

Untuk itu, ia ingin meningkatkan produktivitas pertanian. Hal itu dapat dilakukan dengan penyediaan pupuk dan benih berkualitas yang mudah dan murah.

Selain itu, ia juga menyoroti terbatasnya lahan pertanian. Menurut dia, petani harus mulai menggarap sebuah wilayah sebagai kegiatan koperasi.

Dengan begitu, batas atau pematang sawah akan bisa tergantikan dan menjadi luasan yang baru.

"Produktivitas akan meningkat karena dikerjakan menjadi satu kesatuan," imbuh dia.

Hal tersebut juga perlu dibarengi dengan perbaikan sistem irigasi dan modernisasi di sektor pertanian.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, peningkatan produktivitas petani juga perlu memerhatikan perbaikan rantai pasok yang tidak efisien.

Salah satunya dengan memastikan petani memiliki pihak yang pasti untuk membeli hasil produksinya.

Sementara untuk jangka panjang, gelombang urbanisasi yang membuat masyarakat desa berbondong-bondong tinggal di kota juga perlu diperhatian. Hal ini akan membuat masyarakat yang tinggal di desa dan berprofesi menjadi petani akan berkurang.

"Karena itu, modernisasi itu diperlukan, cooperative farming diperlukan, perbaikan tata niaga diperlukan, sehingga desa tetap menjadi supplier," tandas dia.


Sebagai informasi, berdasarkan hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 Tahap 1 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 4 Desember 2023, menunjukkan bahwa mayoritas usia petani di Indonesia di atas 55 tahun.

"Kondisi petani di Indonesia, jadi yang 55 tahun ke atas mengalami proporsinya penambahan, petani yang berusia 44 tahun ke bawah proporsinya mengalami penurunan," kata Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pusat Statistik Atqo Mardiyanto dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 dalam sebuah video di The Ritz Carlton, Jakarta, Senin.

Berdasarkan paparan, jumlah petani generasi X atau perkiraan usia 43-58 tahun saat ini mencapai 42,39 persen. Kemudian, petani milenial atay perkiraan usia 27-42 tahun mencapai 25,61 persen dan petani baby boomer atau perkiraan usia 59-77 tahun mencapai 27,61 persen.

Atqo mengatakan, data tersebut bisa menjadi bahan kebijakan lantaran para petani di Indonesia sudah berusia lanjut.

"Ternyata masih dipenuhi atau masih banyak petani yang umurnya relatif sudah agak sepuh," ujarnya.

Editor: Agustinus Rangga Respati

Tag:  #bangun #ketahanan #pangan #anies #pupuk #benih #berkualitas #harus #mudah #didapat #murah

KOMENTAR