Janji, Kritik, hingga Maaf: Jalan Berliku Pemulihan Listrik di Aceh
Foto udara menampilkan tumpukan kayu-kayu memenuhi area Pondok Pesantren Darul Mukhlishin pascabanjir bandang di Desa Tanjung Karang, Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Jumat (5/12/2025). Soal Listrik di Aceh Sudah Menyala 100 Persen, Warga: Mati 100 Persen(ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso)
09:04
21 Desember 2025

Janji, Kritik, hingga Maaf: Jalan Berliku Pemulihan Listrik di Aceh

- Sistem kelistrikan Aceh menjadi sorotan pascabencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Sumatra pada akhir November lalu.

Pasalnya, dibandingkan Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut), proses pemulihan listrik di Aceh tercatat sebagai yang paling lama.

PT PLN (Persero) melaporkan sistem kelistrikan Sumbar pulih 100 persen pada 5 Desember 2025, sedangkan sistem kelistrikan Sumut pulih sepenuhnya pada 7 Desember 2025.

Artinya, dalam seminggu sejak akhir November bisa rampung.

Namun berbeda dengan Aceh, yang sistem kelistrikannya baru dinyatakan pulih sepenuhnya pada 20 Desember 2025, yang dilanjutkan dengan distribusi listrik secara bertahap ke masyarakat.

Laporan Bahlil ke Prabowo jadi sorotan publik

Pascabencana, pemulihan listrik menjadi salah satu sorotan karena bersifat sangat krusial untuk mendukung layanan darurat, komunikasi, hingga aktivitas ekonomi warga.

Dalam mendampingi tinjauan Presiden Prabowo ke Aceh Tamiang pada 7 Desember 2025 lau, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sempat melaporkan bahwa jaringan listrik Aceh pulih 93 persen.

"Malam ini nyala semua, Pak. Seluruh Aceh (listrik pulih), 93 persen malam ini semua Aceh nyala," kata Bahlil.

Pada saat kunjungan Presiden, Aceh Tamiang pun mengalami nyala listrik. Namun, yang terjadi selanjutnya adalah listrik kembali padam setelah agenda kunjungan tersebut selesai.

Sorotan masyarakat pun menguat terhadap pernyataan Bahlil yang menjanjikan listrik Aceh pulih, bersamaan dengan pulihnya listrik di Sumbar dan Sumut.

Ternyata per 11 Desember 2025, Kementerian ESDM melaporkan bahwa sistem kelistrikan Aceh baru pulih 36 persen.

Bahlil dan Dirut PLN minta maaf

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat ditemui si acara di Bisnis Indonesia Group (BIG) Conference 2025 di Kuningan, Jakarta, Senin (8/12/2025).KOMPAS.com/Syakirun Ni'am Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat ditemui si acara di Bisnis Indonesia Group (BIG) Conference 2025 di Kuningan, Jakarta, Senin (8/12/2025).Bahlil pun menyatakan permintaan maaf karena sistem kelistrikan Aceh belum sepenuhnya pulih seperti yang dijanjikannya.

Ia menuturkan banyak tantangan yang harus dihadapi dalam memperbaiki sistem kelistrikan di wilayah terdampak bencana longsor dan banjir, sehingga proses pemulihan memerlukan waktu lebih panjang.

"Saya yakin dan percaya bahwa pasti masih banyak kekurangan pasti masih terjadi hal-hal yang tidak pernah kita perkirakan terjadi di lapangan," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/12/2025).

"Karena itu sebagai pemerintah juga ikut prihatin yang sedalam-dalamnya, dan kalau ada yang memang belum maksimal kita memberikan pelayanan, kami memohon maaf," lanjutnya.

Begitu pula dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan permohonan maaf karena banyak daerah di Aceh yang masih mengalami pemadaman listrik.

Ia menjelaskan bahwa terjadi kerusakan yang masif pada sistem kelistrikan Aceh akibat bencana longsor dan banjir. Kondisi tersebut membuat proses perbaikan membutuhkan waktu lebih panjang karena adanya berbagai hambatan teknis.

"Saya memahami betul kekecewaan dan kesulitan masyarakat. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghapus ketidaknyamanan ini. Saya mohon maaf, dan memastikan bahwa kami tim terus bekerja penuh untuk bagaimana memulihkan sistem kelistrikan di Aceh," kata Darmawan.

Dia mengatakan, banyak tower transmisi yang roboh tersapu banjir. Upaya perbaikan tower-tower transmisi pun segera dilakukan PLN sejalan dengan arahan Menteri ESDM.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengangkutan material dan penarikan kabel di medan yang berat, maka perbaikan tower berhasil dilakukan.

Bertepatan dengan tibanya Presiden Prabowo bersama Bahlil saat meninjau ke lokasi bencana, PLN pun menyatakan optimistis pasokan listrik di Aceh akan segera pulih sebab secara fisik sudah dilakukan perbaikan, hanya tinggal menyambung secara sistem.

Namun ternyata proses penyambungan secara sistem tidak berjalan seperti yang diharapkan. Darmawan bilang terjadi hambatan teknis yang membuat pemulihan listrik di wilayah Aceh tidak bisa berjalan dengan optimal.

"Ternyata dalam proses pengaliran listrik dari Arun ke Banda Aceh kami menghadapi tantangan hambatan teknis.  Kenyataannya bahwa penyaluran listrik ini jauh lebih berat daripada perkiraan kami. Kami mengakui kerusakan jaringan kami sangat parah," jelas Darmawan.

Tantangan perbaikan listrik Aceh

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (ketiga dari kiri) didampingi Bupati Bireuen, Mukhlis (kanan), dan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kedua dari kanan) memberikan bantuan sembako kepada salah satu warga terdampak banjir di Desa Blang Panjo, Kabupaten Bireuen, Aceh, Selasa (2/12/2025).DOK. PLN Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (ketiga dari kiri) didampingi Bupati Bireuen, Mukhlis (kanan), dan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kedua dari kanan) memberikan bantuan sembako kepada salah satu warga terdampak banjir di Desa Blang Panjo, Kabupaten Bireuen, Aceh, Selasa (2/12/2025).

Terpisah, Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi mengungkapkan bahwa Aceh memerlukan perhatian khusus untuk mempercepat perbaikan sistem kelistrikan. Sebab, menghadapi tantangan akses jalan yang terputus hingga kondisi cuaca yang tidak menentu.

"Tantangan berat di lapangan, yaitu akses yang terputus, keterbatasan BBM, dan kondisi cuaca yang kadang menghambat mobilisasi material," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/12/2025).

Ia menuturkan, dalam memperbaiki jaringan listrik Aceh, pemerintah dan PLN menghadapi akses jalan terputus dan medan lumpur ekstrem. Tantangan teknis serius terjadi pada menara transmisi utama Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sigli-Bireuen.

"Meski menara darurat (emergency repair system) sudah didirikan menggantikan Tower 340 yang roboh, proses penarikan kabel konduktor terhambat oleh genangan lumpur pekat," kata Rudy.

Menurutnya, dalam proses perbaikan jaringan listrik Aceh, keselamatan petugas menjadi prioritas karena kondisi yang berisiko tinggi. Petugas harus berenang dan berjalan kaki menembus lumpur sedalam 1-1,5 meter untuk menarik kabel agar tidak terpuntir.

"Selain itu ada bahaya menghadapi risiko kesehatan, seperti bangkai hewan. Meski demikian, kami terus lakukan demi mengejar sinkronisasi sistem kelistrikan Aceh," ucapnya.

Listrik Aceh akhirnya sudah pulih

Dengan berbagai dinamika, kini PLN pun melaporkan bahwa sistem kelistrikan di Aceh telah pulih sepenuhnya pada 20 Desember 2025.

Pemulihan ditandai dengan beroperasinya kembali 20 gardu induk (GI) yang ada di Aceh, sehingga sistem kelistrikan utama kembali normal.

"Alhamdulillah, kini sistem kelistrikan Aceh telah pulih," ujar Darmawan dalam keterangannya, dikutip Minggu (21/12/2025).

Pulihnya sistem kelistrikan Aceh didukung oleh penormalan menyeluruh pada sisi pembangkitan dan transmisi.

Tonggak penting pemulihan adalah dengan beroperasinya kembali Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya yang memastikan pasokan listrik ke seluruh gardu induk di Aceh dapat disalurkan secara optimal.

Dengan telah beroperasinya seluruh gardu induk secara normal, PLN selanjutnya memfokuskan upaya pada percepatan pemulihan jaringan distribusi listrik kepada masyarakat, khususnya di wilayah dengan tantangan geografis dan akses yang masih terbatas.

"Seluruh gardu induk sudah beroperasi normal, didukung pembangkit dan transmisi yang kembali beroperasi. Ini menjadi fondasi penting agar pasokan listrik ke masyarakat dapat berjalan stabil," kata dia.

Beroperasinya PLTU Nagan Raya sekaligus mengoptimalkan jalur transmisi Nagan-Sigli sebagai bagian dari sistem kelistrikan Aceh.

Sebelumnya PLN juga telah berhasil memulihkan jaringan transmisi Arun-Bireuen serta Pangkalan Brandan-Langsa, yang menjadi backbone interkoneksi Sumatra-Aceh dan sempat terputus akibat banjir dan tanah longsor.

Darmawan pun memastikan PLN berkomitmen untuk terus mengupayakan peningkatan layanan kelistrikan di Aceh, serta memantau keandalan sistem secara berkelanjutan hingga seluruh pelanggan kembali menikmati pasokan listrik secara normal.

"Bagi pelanggan yang belum menyala, kami terus berkoordinasi dan memastikan instalasi pelanggan dalam kondisi aman sebelum pasokan listrik kembali disalurkan," tutupnya.

Tag:  #janji #kritik #hingga #maaf #jalan #berliku #pemulihan #listrik #aceh

KOMENTAR