Situasi Darurat di Industri Jangan Dianggap Sepele, Lamban Respons Bisa Berdampak Buruk
SIMULASI: Petugas melokalisir limbah B3 akibat kebakaran yang terjadi di kawasan industri. (Istimewa)
21:00
16 Oktober 2024

Situasi Darurat di Industri Jangan Dianggap Sepele, Lamban Respons Bisa Berdampak Buruk

- Di Kabupaten Bekasi terdapat 6 ribu industri yang beroperasi. Jumlah itu sangat banyak. Namun, standarisasi terhadap kondisi darurat dari industri itu belum tentu seragam. Terutama ketika menghadapi ancaman kebakaran.

Sekretaris DLH Kabupaten Bekasi Sukmawati mengatakan, 6.000 industri adalah angka luar biasa. Pelaku industri harus dipastikan teredukasi dengan kesiapsiagaan terhadap kondisi darurat. "Terbesar se-Asia Tenggara. Diyakini belum semua industri teredukasi soal kesiagaan atas potensi bencana paparan limbah B3," ujar Sukmawati di Bekasi pada Rabu (16/10).

Sukmawati hadir di kawasan East Jakarta Industrial Park (EJIP) Bekasi, Jawa Barat, melihat simulasi tanggap darurat terhadap kondisi darurat di kawasan itu. Dalam skenarionya, simulasi berupa menghadapi ancaman kebakaran yang melanda salah satu industri yang menumpahkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Yaitu, ada drum berisi limbah B3 dan tumpah ke lantai.

Dalam waktu sekejap cairan limbah yang tumpah bertemu dengan percikan api dan langsung membesar. Api dalam waktu singkat membakar seluruh area gudang penyimpanan. Salah satu karyawan segera mengambil alat pemadam kebakaran yang berada tidak jauh dari lokasi, namun tak berhasil memadamkan kobaran si jago merah.

Menghadapi kondisi tersebut, perwakilan perusahaan menghubungi tim Emergency Response EJIP. Perusahaan menyampaikan informasi kritis mengenai tumpahan tersebut dan situasi yang terjadi. Dengan Sigap Emergency Response PT EJIP mengirimkan bantuan kendaraan pemadam kebakaran, dan menghubungi perusahaan pengolah limbah B3 PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). Dalam waktu singkat tim Emergency Response PPLI, Emergency response PT EJIP dan armada pemadam kebakaran menuju Lokasi.

Simulasi menghadapi kondisi kebakaran itu digelar oleh oleh Secretariat of Basel Rotterdam dan Stockholm Conventions (BRS Secretariat) bersama Joint Environment Unit (JEU) of the United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA). Simulasi itu juga didukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Basel and Stockholm Convention Regional Centre for Southeast Asia (BSCRC-SEA) di kawasan EJIP Bekasi Jawa Barat (16/10).

"Simulasi ini dilaksanakan untuk melihat kesiapsiagaan manajemen dan tim emergency respons dalam menangani kedaruratan saat ada paparan limbah B3," ujar Manager K3 PPLI Agus Kartiwan di sela-sela simulasi kedaruratan.

Menurut Agus Kartiwan, kondisi darurat di industri tidak bisa dipandang sepele. Harus ada standar operional prosedur (SOP) yang wajib dipatuhi saat menghadapi kondisi darurat. Jika lamban menanganinya, dan apalagi tidak sesuai SOP maka bisa berdampak buruk.

Kegiatan Workshop berlangsung dari Senin (14/10) hingga Kamis (17/10) di dua tempat berbeda di kawasan EJIP. Workshop dibuka oleh Direktur Pengolahan Limbah B3 Achmad Gunawan Widjaksono(14/10).

Adapun keterlibatan PPLI untuk mengedukasi lebih dari 50 perwakilan industri terkait pengelolaan limbah B3 dan menggelar simulasi kedaruratan penanganan bencana akibat paparan limbah B3 industri.

"Kegiatan ini diikuti peserta dari 18 negara dan puluhan perusahaan nasional," ungkap Direktur Basel and Stockholm Convention Regional Centre for Southeast Asia (BSCRC-SEA) Anton Purnomo.

Presiden Direktur EJIP Kenichiro Yoshida mengapresiasi workshop menghadapi ancaman kondisi darurat terhadap limbah B3 itu. "Kami ingin tunjukkan kesigapan tim emergency respons yang dimiliki EJIP dalam menghadapi potensi bencana dan kecelakaan kerja yang terjadi di kawasan industri," ujar Yoshida.

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #situasi #darurat #industri #jangan #dianggap #sepele #lamban #respons #bisa #berdampak #buruk

KOMENTAR