Tingginya Fear of Failure Bikin SDM RI Tertinggal, Trust Deficit Antar Generasi Jadi Akar Masalah
- Fear of failure dinilai menjadi salah satu faktor yang menahan laju peningkatan kualitas SDM RI.
- Fenomena ini bukan dianggap sebagai tanda kelemahan, melainkan konsekuensi dari budaya penilaian sosial.
- Kesenjangan pemahaman antar generasi telah menciptakan trust deficit yang menghambat keberanian talenta muda.
Kekhawatiran generasi muda Indonesia untuk gagal (fear of failure) dinilai menjadi salah satu faktor yang menahan laju peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) nasional.
Namun fenomena ini bukan dianggap sebagai tanda kelemahan, melainkan konsekuensi dari budaya penilaian sosial yang semakin keras dan cepat.
CEO KTM Solutions, Najeela Shihab, menegaskan bahwa kesenjangan pemahaman antar generasi telah menciptakan trust deficit yang menghambat keberanian talenta muda untuk bertumbuh.
“Fear of failure pada generasi muda bukanlah kelemahan, tetapi akibat dari budaya penilaian yang semakin keras. Ketika generasi saling salah membaca, muncul trust deficit yang menghambat keberanian untuk tumbuh,” ujarnya dalam talkshow The Trust Gap: Rethinking How Generations Courageously Work Together di Jakarta.
Menurut Najeela, pemimpin masa kini tidak cukup hanya mengambil keputusan strategis. Mereka perlu menghadirkan lingkungan yang aman secara psikologis, tempat talenta diberi ruang untuk mencoba, belajar, dan bahkan gagal tanpa takut dihukum.
Hal ini dinilai berperan penting dalam mencetak pemimpin masa depan yang berani mengambil risiko dan mampu berinovasi.
Ia menegaskan bahwa fenomena trust gap terlihat nyata dalam berbagai data asesmen dan diagnosis organisasi yang dilakukan KTM Solutions. Generasi muda cenderung ragu mengambil risiko bukan karena tidak kompeten, tetapi karena tumbuh dalam kultur sosial yang penuh sorotan dan komentar instan, terutama di era digital.
Di sisi lain, generasi senior kerap menafsirkan kewaspadaan generasi muda sebagai kurangnya komitmen atau daya juang. Menurut Najeela, perbedaan persepsi inilah yang menahan produktivitas dan adaptasi organisasi di tengah dinamika perubahan ekonomi.
“Ketika organisasi tidak responsif terhadap pola komunikasi dan ekspektasi tiap generasi, maka potensi talenta menjadi tidak optimal,” ujarnya.
Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, KTM Solutions punya berbagai solusi berbasis teknologi untuk mengatasi hal ini, diantaranya melalui AI Video Interview, yang menawarkan proses seleksi lebih objektif dan sesuai gaya komunikasi generasi muda, Employee Experience Survey, yang membaca kondisi budaya kerja dan membantu pemimpin menciptakan iklim yang aman secara psikologis.
Selain itu, KTM Solutions memperkenalkan rangkaian layanan terintegrasi mulai dari Assessment, Learning, Consulting, hingga Impact, yang ditampilkan melalui visual interaktif serta sesi pengenalan di sela acara makan malam dan networking.
Fenomena fear of failure yang tinggi pada generasi muda, bila tidak segera direspons, berpotensi membuat daya saing SDM Indonesia semakin tertinggal. Padahal, SDM menjadi komponen utama dalam mendorong produktivitas dan inovasi di tengah transformasi ekonomi digital.
Dengan populasi muda yang besar, Indonesia sebenarnya memiliki modal demografis yang kuat. Namun tanpa perbaikan kualitas komunikasi lintas generasi dan pembentukan lingkungan kerja yang aman, peluang ekonomi ini bisa terlewatkan.
Tag: #tingginya #fear #failure #bikin #tertinggal #trust #deficit #antar #generasi #jadi #akar #masalah