Perusahaan Teknologi Asal China Genjot Investasi Energi Terbarukan di Indonesia
Indonesia kembali menarik investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).
Ini seiring langkah perusahaan teknologi global asal China, Topband, memperluas penanaman modal dan skala operasionalnya di Tanah Air.
Perluasan ini menjadi bagian dari strategi mendorong transisi energi nasional, khususnya melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan infrastruktur pengisian kendaraan listrik (EV charger).
Dalam ekspansi regionalnya, Topband memperkenalkan Ecosolex ke pasar Indonesia sebagai bagian dari investasi jangka panjang untuk membangun rantai nilai energi terbarukan di dalam negeri.
Ilustrasi panel surya, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Perusahaan menyebut Indonesia sebagai pasar besar, dengan operasi yang mencakup Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Sulawesi.
General Manager APAC Topband, Bevan Zhang, menjelaskan perusahaan telah mengembangkan teknologi baterai dan sistem penyimpanan energi sejak 2009.
Menurut Zhang, Indonesia kini menjadi salah satu pasar kunci dalam pertumbuhan energi baru terbarukan.
“Pertumbuhan kebutuhan energi bersih di Indonesia membuka peluang investasi besar. Perluasan ekosistem teknologi melalui Ecosolex adalah komitmen kami untuk mendukung transisi energi nasional,” ujar Bevan dalam keterangan resmi, Selasa (25/11/2025).
Saat ini, Topband memiliki lima lini utama bisnis teknologi, mulai dari segmen rumah tangga, power tools, energi terbarukan, automation, hingga solusi teknologi informasi.
Teknologi Ecosolex dikembangkan dengan integrasi produksi battery cell, sistem battery management system (BMS), hingga perangkat konversi energi untuk mengoptimalkan sistem penyimpanan energi (ESS) di skala residensial, komersial, dan industri.
Ilustrasi panel surya, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Sementara itu, Country Manager Topband Indonesia, Riko Sugiyanto, menyampaikan peningkatan investasi diarahkan untuk mempercepat adopsi PLTS di berbagai wilayah, terutama dengan meningkatnya tren penggunaan sistem off-grid dan hybrid.
“Keberlanjutan, efisiensi, dan kolaborasi menjadi dasar kami dalam memperluas integrasi energi bersih di berbagai wilayah Indonesia,” jelas Riko.
Ia juga menyebutkan penurunan harga komponen energi, termasuk baterai LFP, mendorong pertumbuhan investasi di sektor energi surya.
Kondisi ini dinilai membuka peluang terutama di wilayah dengan keterbatasan pasokan listrik, seperti kawasan pertambangan, perkebunan, dan daerah terpencil.
Sebagai bagian dari strategi penguatan investasi di Indonesia, Topband menunjuk PT Sirus Eco Energy sebagai distributor resmi. Penunjukan tersebut mencakup penyediaan stok lokal, layanan purna jual, serta unit pengganti jika terjadi cacat produksi.
CEO PT Sirus Eco Energy, Agustinus Sitorus, menegaskan kesiapan perusahaan dalam mendukung ekosistem energi bersih nasional.
“Kami tidak sekadar mendistribusikan produk. Kami siap memastikan ketersediaan barang dan layanan cepat agar operasional pengguna tidak terhambat. Ketersediaan stok lokal menjadi salah satu bentuk komitmen investasi jangka panjang,” ucapnya.
Agustinus menambahkan, pihaknya akan memperluas jaringan kolaborasi bersama kontraktor, developer, dan reseller di seluruh Indonesia demi mendorong adopsi teknologi energi terbarukan.
“Dengan langkah strategis ini, kami menegaskan peran Indonesia sebagai hub investasi energi bersih di Asia Tenggara, sekaligus mendukung pencapaian target transisi energi nasional,” pungkas Agustinus.
Tag: #perusahaan #teknologi #asal #china #genjot #investasi #energi #terbarukan #indonesia