



Tinggalkan Karier Akuntan, Kakak-Adik Ini Bangun Bisnis Pakaian hingga Omzet Rp 2,7 Triliun
– Di usia 23 tahun, Gurmer Chopra memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai akuntan di salah satu kantor akuntan ternama dunia.
Keputusan itu membuka jalan bagi bisnis pakaian yang kini menghasilkan lebih dari 167 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,7 triliun per tahun (kurs Rp 16.000).
Chopra, yang kini berusia 32 tahun, adalah salah satu pendiri YoungLA, merek pakaian gaya hidup yang tengah naik daun di Amerika Serikat.
Ia memulai langkah pertamanya dalam dunia bisnis setelah hanya empat bulan bekerja di perusahaan akuntansi bergengsi, salah satu dari "Big Four".
“Saya benar-benar membenci pekerjaan itu. Rasanya membosankan dan seperti tidak memberi dampak apa-apa ke dunia,” ujar Chopra, dilansir dari CNBC.
Saat mencoba belajar untuk ujian akuntan publik bersertifikat (CPA), Chopra sadar bahwa jalur karier itu tidak membuatnya bahagia.
“Saya baru baca halaman pertama bukunya dan langsung sadar, saya tidak bisa menjadikan ini hidup saya,” tambahnya.
Berawal dari eBay
Pada saat yang sama, Chopra dan kakaknya, Dashmeet Chopra, menjalankan bisnis sampingan secara daring.
Mereka kerap berburu pakaian grosir seperti kaus, celana jins, dan sepatu di pusat kota Los Angeles, lalu menjualnya kembali lewat eBay.
Dari usaha kecil inilah YoungLA bermula. Perusahaan itu mencatat pendapatan lebih dari 167 juta dollar AS sepanjang 2024.
Chopra berasal dari India dan pindah ke AS bersama keluarganya pada tahun 2002. Mereka sempat tinggal di New Jersey selama empat tahun sebelum menetap di California.
Minatnya pada dunia usaha dipengaruhi oleh sang ayah, yang awalnya bekerja di toko suvenir dan kemudian menjalankan bisnis grosir suvenir serta beberapa toko oleh-oleh.
Chopra dan sang kakak ikut membantu bisnis keluarga itu sejak usia 12 tahun.
Setelah melihat kesuksesan ayahnya dalam menjual barang secara daring, keduanya terdorong untuk mencoba bisnis e-commerce.
Modal awal hanya Rp 80 juta
Pada Maret 2014, ketika masih menjadi mahasiswa ekonomi dan akuntansi di University of California, Santa Barbara, Chopra dan sang kakak membuka akun eBay.
Mereka mengumpulkan dana awal sebesar 5.000 dollar AS (sekitar Rp 80 juta) untuk membeli stok produk pertama.
“Kami beli jins, Converse, Vans, kaus Tupac, kaus Biggie... Pokoknya beli banyak barang dari Downtown LA. Kami uji coba barang mana yang laku, lalu fokus di sana,” kata Chopra.
Tak hanya di eBay, mereka juga mulai menjual melalui Amazon dan Shopify. Nama “YoungLA” sendiri terinspirasi dari nama seorang DJ radio lokal, “Young California”.
Setelah beberapa waktu, keduanya berhenti menjual produk grosiran dan mulai memproduksi barang sendiri. Nama “YoungLA.com” dicantumkan di label pakaian mereka untuk membangun citra merek.
Pada 2017, YoungLA mencetak pendapatan satu juta dollar AS untuk pertama kalinya. Dua strategi utama yang kemudian mendorong pertumbuhan pesat bisnis ini adalah drop culture dan influencer marketing.
Drop culture adalah strategi pemasaran yang merilis produk edisi terbatas pada waktu tertentu. Tujuannya adalah menciptakan rasa eksklusivitas dan memancing perhatian di media sosial.
“Kami mulai fokus ke website pada 2018. Setiap ada produk baru, kami buat hype-nya dulu sebelum dirilis,” ujar Chopra.
Pada 2019, mereka menggandeng influencer pertama. Hanya setahun berselang, omzet tahunan YoungLA menembus 6 juta dollar AS, dan terus tumbuh berlipat sejak itu.
Tidak ada yang bisa mempersiapkan
Ketika ditanya apakah ia menyesal meninggalkan pekerjaan lamanya, Chopra menjawab tegas: tidak.
“Saya sangat puas dengan perjalanan ini. Tapi, memang penuh tekanan,” kata dia.
Ia mengaku, banyak tantangan berat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, mulai dari memecat karyawan, menghadapi tuntutan hukum, hingga tekanan finansial dan mental.
“Anda belajar banyak saat benar-benar terjun langsung ke dalam bisnis. Tidak hanya soal dunia, tapi juga tentang diri Anda sendiri,” tutup Chopra.
Tag: #tinggalkan #karier #akuntan #kakak #adik #bangun #bisnis #pakaian #hingga #omzet #triliun