Giant Sea Wall Butuh Dana Jumbo, Prabowo Ajak Gubernur Pramono dan Investor Asing Sumbang Biaya
Presiden Prabowo Subianto saat memberikan keynote speech dalam Konferensi Internasional Infrastruktur Tahun 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (12/6/2025). (Dok. Sekretariat Presiden )
07:32
13 Juni 2025

Giant Sea Wall Butuh Dana Jumbo, Prabowo Ajak Gubernur Pramono dan Investor Asing Sumbang Biaya

- Presiden Prabowo Subianto mengumumkan perkembangan terbaru soal rencana pembangunan mega-proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) di laut utara Pulau Jawa.

Prabowo bilang, pemerintahannya akan memulai realisasi proyektor tersebut dalam waktu dekat.

Pasalnya rencana pembangunan giant sea wall sudah disusun sejak 30 tahun lalu tapi belum bisa terealisasi.

"Proyek ini sangat vital, proyek ini berada dalam perencanaan Bappenas sejak tahun 95. Bayangkan, sejak tahun 1995. Kalau tidak salah ya 30 tahun yang lalu," ujar Prabowo saat memberikan keynote speech di acara Konferensi Infrastruktur Internasional di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (12/6/2025).

"Sekarang, tidak ada lagi penundaan. Sudah enggak perlu pagi banyak bicara. Kita kerjakan itu," tegasnya.

Presiden mengungkapkan, giant sea wall akan dibangun sepanjang total 500 kilometer dari Provinsi Banten hingga ke Provinsi Jawa Timur.

Prabowo memperkirakan, anggaran yang diperlukan untuk pembangunan secara keseluruhan sangat besar, yakni mencapai 80 miliar dollar AS atau setara setara Rp 1,29 kuadriliun (asumsi kurs Rp 16.200).

Menurut Prabowo, pembangunan tanggul laut raksasa dari Banten ke Jawa Timur memerlukan waktu 15-20 tahun.

Presiden Mau bentuk Badan Otorita Tanggul Laut

Sejalan dengan realisasi pembangunan giant sea wall, Prabowo mengungkapkan dalam waktu dekat ia akan membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa.

Prabowo berkelakar bahwa saat ini ia sedang mencari nama yang pas untuk Badan Otorita tersebut.

"Jadi kita lagi cari singkatan yang enak itu badan otorita. Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa. Jadi BO TLPJ kalau disingkat gimana itu? ya dicari lah ya," tutur Presiden.

Presiden Prabowo meyakini proyek tanggul Laut raksasa bisa direalisasikan secepatnya di masa pemerintahannya.

Namun, ia tidak tahu nantinya megaproyek tersebut bakal selesai di era pemerintahan Presiden RI keberapa.

Empat titik prioritas pembangunan tanggul laut

Kepala Negara melanjutkan, pembangunan tanggul laut raksasa akan diprioritaskan dulu untuk empat titik.

Yakni bagian utara Jakarta (teluk Jakarta), bagian utara Semarang, bagian utara Kabupaten Pekalongan dan bagian utara Kabupaten Brebes.

Empat titik dipilih lantaran kondisi banjir rob di kawasan itu sudah memprihatinkan.

"Prioritas kita adalah DKI, Semarang, Pekalongan, Brebes itu air sudah mengancam kehidupan rakyat kita. Harus segera," tegas Prabowo.

Oleh karenanya, Presiden membuka kesempatan perusahaan asing ikut membantu pembangunan giant sea wall.

Presiden Prabowo bilang perusahaan dari Asia hingga Eropa boleh ikut memberikan investasi.

Namun, Kepala Negara menegaskan tidak akan menunggu investasi masuk terlebih dulu untuk memulai pembangunan.

"Kita terbuka, perusahaan-perusahaan dari China, dari Jepang dari Korea dari Eropa dari Timur Tengah yang mau ikut silahkan," kata Prabowo .

"Tapi kita tidak tunggu, kita akan gunakan kekuatan kita sendiri," tegasnya.

 

Minta Gubernur Jakarta ikut sumbang dana

Dalam pemaparannya, Presiden Prabowo juga meminta Pemerintah Provinsi Jakarta untuk ikut memberikan iuran pada pembangunan giant sea wall atau tanggul laut raksasa yang ada di Teluk Jakarta.

Menurut Prabowo, untuk membangun tanggul laut di Teluk Jakarta diperlukan biaya sekitar 8-10 miliar dollar AS atau setara Rp atau setara dengan Rp 129,7-162,1 triliun.

Prabowo bilang, khusus untuk tanggul laut di Teluk Jakarta biaya pembangunan akan dibagi dua antara anggaran pemerintah pusat dengan daerah.

"Khusus Teluk Jakarta kemungkinan (diperlukan anggaran) 8-10 miliar dollar AS. Kalau 8-10 miliar dollar AS, saya kira kita sendiri sendiri mampu (membiayai)," ujarnya.

Kepala Negara lantas memanggil Gubernur Jakarta, Pramono Anung apakah ikut hadir di acara Konferensi Infrastruktur Internasional pada Kamis sore.

Pasalnya sejumlah kepala daerah lainnya terlihat hadir di acara tersebut.

Saat meneliti hadirin, Presiden Prabowo ternyata tidak menemukan keberadaan Pramono Anung.

Para hadirin juga mengonfirmasi bahwa mantan Sekretaris Kabinet itu tidak ada.

"Di sini ada hadir Gubernur DKI ? hadir tidak? Enggak hadir. Waduh ini coba diselidiki, kenapa tidak hadir. (Coba sambil) Pakai kacamata," kata Prabowo seraya bergurau.

Namun, ia memastikan Gubernur Pramono sudah setuju dengan rencana pembangunan giant sea wall untuk Teluk Jakarta.

"Tapi saya sudah ketemu. Saya sudah ketemu beberapa hari yang lalu, dan saya sudah kirim utusan (untuk) tanya Gubernur DKI dukung proyek ini atau tidak? Saya dapat jawaban dukung. Alhamdulillah. Karena APBD-nya DKI sangat besar jadi saya bilang DKI harus urunan. Pemerintah pusat urunan," tegas Prabowo.

Sehingga menurut Presiden, jika dalam satu tahun anggaran untuk membangun giant sea wall di Teluk Jakarta sebesar 1 miliar dollar AS, maka akan dibagi dua antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jakarta.

Prabowo pun menenangkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal anggaran yang dimaksud.

"Menteri Keuangan sudah kelihatan tegang, melihat, hehehe tenang Bu, DKI nyumbang. Jadi DKI setengah, pemerintah pusat setengah. Karena ini untuk DKI sebenarnya," tambahnya.

Manfaat tanggul laut menurut Menko AHY

Selain Presiden Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Infrastruktur dan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ikut memberikan penjelasan soal proyek tanggul laut raksasa pada Kamis.

Menurut AHY, pembangunan tanggul laut sudah dipersiapkan sejak Februari 2025.

AHY menyatakan, tanggul laut raksasa bukan hanya sekedar dinding, tapi juga sistem adaptif untuk menghadapi krisis iklim dan banjir rob.

"Serta menjaga ekosistem dan kehidupan masyarakat pesisir. Arahan Presiden untuk membangun tanggul laut merupakan langkah penting untuk menyelamatkan jutaan warga yang tinggal di pesisir utara Jawa," ungkap AHY.

Ia bilang, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur sudah membentuk satuan tugas persiapan pembangunan gint sea wall.

AHY pun memastikan kementeriannya siap bekerjasama dengan berbagai pihak untuk pembangunan tanggul Laut raksasa.

Tag:  #giant #wall #butuh #dana #jumbo #prabowo #ajak #gubernur #pramono #investor #asing #sumbang #biaya

KOMENTAR