[POPULER MONEY] Kejar Cuan di Tahun Ular Kayu Menurut Feng Shui | Cuaca Ekstrem, Pengelola Layanan Transportasi Harus Perketat Pengawasan
1. Kejar Cuan di Tahun Ular Kayu, Intip Sektor Bisnis yang Menguntungkan Menurut Feng Shui
Imlek 2025 menandakan tahun Ular Kayu dimulai. Menurut kepercayaan astrologi China, setiap pergantian tahun terdapat pergantian pola energi yang akan mempengaruhi prospek bisnis.
Pakar Feng Shui dari Feng Shui Consulting Indonesia, Angelina Fang, mengatakan, untuk melihat karakter tahun Ular Kayu dapat dilihat dari elemen yang mewakilinya, yaitu elemen Api Besar dan Kayu Kecil.
Maka, sektor bisnis yang berpotensi mendatangkan cuan lebih besar dapat disesuaikan dengan elemen tersebut.
Misalnya, bisnis dengan elemen air memiliki prospek yang bagus di tahun Ular Kayu ini, sedangkan bisnis dengan elemen tanah prospeknya kurang dibandingkan elemen lainnya.
Angelina mengungkapkan, bisnis yang memiliki elemen air akan memiliki prospek bagus di tahun ini sehingga diharapkan berpeluang meningkatkan kinerja usaha.
Selengkapnya klik di sini.
2. Simak Tips Berinvestasi di Tahun Ular Kayu biar Makin Cuan
Pakar feng shui dari Feng Shui Consulting Indonesia Angelina Fang mengatakan, tahun ular kayu memiliki karakter yang mewakili elemen api besar dan kayu kecil. Secara umum, kedua elemen ini memberikan gambaran bahwa semua ingin bertumbuh tapi dalam kondisi lemah sehingga diperlukan kolaborasi atau kerja sama.
Tidak hanya itu, di tahun ular kayu ini persaingan juga akan lebih ketat untuk berebut kesempatan. Dengan demikia,n perlu jeli melihat peluang dan diperlukan kendali diri untuk tidak merugikan orang lain.
"Di tahun ular kayu 2025, pertumbuhan akan membutuhkan banyak energi, dengan demikian kita harus pintar mengelola energi dam sumber daya. Karena hidup seperti maraton, harus bisa mengatur energi dan stamina," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (29/1/2025).
Dia mengungkapkan, volatilitas akan meningkat di tahun ini bahkan naik dan turunnya akan seperti permainan roller coaster.
Selengkapnya klik di sini.
3. Cuaca Ekstrem, Menhub Instruksikan Pengelola Layanan Transportasi Perketat Pengawasan
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menginstruksikan agar seluruh layanan transportasi dapat meningkatkan antisipasi terhadap cuaca ekstrem.
Hal ini menindaklanjuti informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Informasi dari BMKG, hingga tanggal 30 Januari 2025, akan terdapat potensi cuaca ekstrem.
Ada peluang terjadi cuaca ekstrem hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang.
Kawasan yang memiliki potensi besar yakni kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dan sejumlah titik penyeberangan.
"Untuk itu, sebagai langkah antisipatif, saya instruksikan agar seluruh pengelola layanan transportasi dapat memperketat pengawasan pada aspek keselamatan, khususnya pada sektor transportasi udara dan penyeberangan," ujar Menhub Dudy dalam siaran persnya, Rabu (29/1/2025).
Selengkapnya klik di sini.
4. KKP Segel Proyek Reklamasi Ilegal PT CPS di Pulau Pari Jakarta
Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyegel proyek reklamasi ilegal yang dilakukan PT CPS di Pulau pari, Jakarta.
Stafsus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto Darwin mengatakan, penyegelan dilakukan sebagai langkah tegas KKP dalam menangani dugaan pelanggaran pemanfaatan ruang laut oleh PT CPS di Pulau Pari.
Penyegelan dilakukan setelah pada Selasa (28/1/2025) kemarin Polisi Khusus Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Polsus PWP3K) melakukan pengawasan ulang di lokasi yang dilaporkan terdapat kegiatan reklamasi ilegal.
Hasil pengawasan tersebut menunjukkan tidak ada aktivitas yang berlangsung di lokasi tersebut.
Petugas Polsus PWP3K hanya menemukan sejumlah pekerja berjaga dan alat berat yang tidak beroperasi.
"Untuk memastikan kegiatan dihentikan sepenuhnya, KKP memasang spanduk penghentian kegiatan, disaksikan langsung oleh perwakilan PT CPS," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/1/2025).
Selengkapnya klik di sini.
5. 100 Hari Prabowo-Gibran, Neraca Dagang Masih Bergantung pada Ekspor Komoditas Primer
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut surplusnya kinerja neraca perdagangan selama 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran masih bergantung pada ekspor komoditas primer.
Kepala Center of Macroeconomics and Finance Indef M. Rizal Taufikurahman mengatakan, ketergantungan ekspor komoditas primer dapat berisiko karena sangat terpengaruh oleh volatilitas harga global.
Terlebih dengan kembali menjabatnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), hal ini akan mempengaruhi kinerja perdagangan global.
"Selama 100 hari perdagangan, ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas primer menjadi risiko," ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (29/1/2025).
Selengkapnya klik di sini.
Tag: #populer #money #kejar #cuan #tahun #ular #kayu #menurut #feng #shui #cuaca #ekstrem #pengelola #layanan #transportasi #harus #perketat #pengawasan