Eduwisata Kalipucung Sermarang, Surganya Permainan Tradisional
Dua anak mencoba permainan dam-daman yang mulai langka ditemui(KOMPAS.com/Dian Ade Permana)
15:28
7 Desember 2025

Eduwisata Kalipucung Sermarang, Surganya Permainan Tradisional

- Dua bocah saling berhadapan dengan wajah serius. Mereka hanya terpisahkan papan kayu, yang di atasnya terdapat puluhan kayu kotak berukuran kecil.

Mereka dikerubuti beberapa orang dewasa, yang wajahnya tak kalah serius. Tak berapa lama, setelah anak yang saling berhadapan tersebut memindahkan kayu kecil, sorakan.

Bahkan beberapa kali mereka memberi instruksi agar dua bocah tersebut bermain seperti yang diharapkan.

Dua anak sebaya itu sedang bermain catur jawa atau yang familier disebut dam-daman. Di era teknologi saat ini, dam-daman saat ini mulai jarang dimainkan, bahkan tak banyak anak yang mengetahuinya.

Namun, aneka mainan tradisional yang sarat edukasi bisa ditemui di Eduwisata Dusun Kalipucung Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Tak hanya bermain, pengunjung juga diajak mengasah keterampilan.

Pengelola Eduwisata Kalipucung Agus Salafudin mengatakan pengunjung tidak hanya sekadar merasakan fun, tapi juga ilmu dan pengetahuan.

"Itulah konsep dari Desa Wisata Kalipucung, eduwisata menjadi visi utamanya. Selain keceriaan saat bermain, juga ada pengalaman baru yang dirasakan pengunjung," ujarnya saat ditemui di acara Festival Ekonomi Kreatif dan Desa Wisata Kabupaten Semarang, di Bukit Cinta Rawa Pening, Sabtu (6/12/2025).

Dimulai sejak 2013

Menurut Agus, Eduwisata Kalipucung dimulai kisaran 2013 dengan kebanyakan pengunjung dari sekolah.

"Mereka biasa mengambil paket live in selama tiga malam dua hari, tidur di rumah warga dan merasakan aktivitas sehari-hari di kehidupan desa," ungkapnya.

Ia melanjutkan, makanan juga dihidangkan sama, meski terkadang ada tantangan seperti per porsi tidak boleh lebih dari Rp 10.000 atau tidak boleh berbahan daging. Ini menjadikan semua berpikir dan mencari solusi.

Dikatakan Agus, pengunjung akan mendapat paket wisata yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.

"Memang kebanyakan itu pelajar yang berkunjung, karena itu paket wisata yang ditawarkan juga beragam. Mereka biasa berkunjung malah bukan saat liburan, menyesuaikan waktu outing-nya," ungkapnya.

Untuk kesenian ada reog dan kuda lumping serta beragam permainan tradisional. Program tanam dan panen, pengunjung bisa petik jipang, jagung manis, salak, dan sawi. Sementara bibit yang ditanam antara lain terong, daun bawang, seledri, dan cabai.

Sementara keterampilan, pengunjung bisa belajar membuat aneka kerajinan berbahan janur, membuat tempe, gula aren, gula jawa, nasi jagung, kopi bubuk, jahe instan, serta belajar gamelan.

"Jadi permainan yang disajikan untuk pengunjung itu juga bermakna. Seperti bakiak berkelompok yang melatih kerja sama dan kekompakan, egrang untuk keberanian dan keseimbangan, serta dakon dan dam-daman melatih strategi, mengambil keputusan, dan motorik," kata Agus.

Dia mengungkapkan, tak hanya pengunjung yang merasakan manfaat Eduwisata Kalipucung. Penduduk pun juga merasakan dampak positif.

"Selain tentu faktor ekonomi yang bergerak, karena dari pokdarwis dikembalikan ke masyarakat, ada pemberdayaan yang dirasakan secara langsung. Ini core-nya kita mendukung pembangunan berkelanjutan," ungkapnya.

Banyak desa wisata di Kabupaten Semarang

Sementara itu, Bupati Sleman Ngesti Nugraha mengatakan ada 85 desa wisata dan 4.300 kelompok kesenian di Kabupaten Semarang.

"Ini adalah jumlah yang terbanyak di Jawa Tengah, semua harus kita jaga karena kebangkitan pariwisata bisa menjadi pemersatu masyarakat," ujarnya.

Bukit Cinta Rawa Pening.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Bukit Cinta Rawa Pening.

Ia berharap agar pelaku wisata juga menjadi penjaga kesenian dan budaya, seperti permainan tradisional, agar tidak punah.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Wiwin Sulistyowati mengungkapkan Festival Ekonomi Kreatif dan Desa Wisata Kabupaten Semarang dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Minggu (6-7/12/2025).

"Ini bagian dari merawat budaya lokal dan pertunjukan seni dengan melibatkan masyarakat secara langsung," ujarnya.

Ada kolaborasi kreatif dari berbagai disiplin seni yang diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi kreatif desa sekaligus meningkatkan literasi.

"Untuk festival tahun ini peserta terdiri dari 30 pelaku usaha kreatif dan desa wisata. Selain memamerkan produk, juga ada pertunjukan, dan workshop," kata Wiwin.

Tag:  #eduwisata #kalipucung #sermarang #surganya #permainan #tradisional

KOMENTAR