
![Sajak: [ke]-tiada-an](https://jakarta365.net/uploads/2024/04/14/jawapos/sajak-ke-tiada-an-57337.jpg)


Sajak: [ke]-tiada-an
[ke]-tiada-an
Sejak kecil, kau pandai menghafal
’’nama-nama baik’’
orang tuamu bangga,
lalu menyusun bata-bata
pura-pura yang kau sendiri
enggan menyebutnya
harap.
kau mahir mencipta wajah-wajah,
wajah ibu yang mengiba
menunggu pulang ayahmu.
dan kau akan mengenang,
di ambang pintu sebelum
subuh itu,
ibumu menangis
kehilangan air mata
air mata ibu selalu kaubawa
ke mana-mana,
ke kota ini,
ke arah jalan pulangmu,
yang kau sendiri tak
tahu alasannya
untuk apa.
Ponorogo, Maret 2024
---
Rahim Kemarau
Sebelum subuh mampet di ujung tidurmu,
seorang bocah berlarian di kegelapan
hutan dan jelaga nasibmu.
Kau kembali mendengar lengking tuanya,
menyuruhmu minum jamu.
Meski rahimmu telah kering digosok mantra-mantra.
Kau turut berdoa dalam senantiasa yang tak putus,
bahkan jika telah pupus harap lakimu,
kau akan tetap tidur,
dan tidurlah,
hingga usia mampet di ujung pelupuk matamu.
Ponorogo, Maret 2024
---
Pulang
Akhirnya, telah tiba saatnya pulang.
ayahmu tetap tiada kabar,
di jalan setapak yang
menghubungkan masa depanmu,
serupa kumbang
kembali pada bunga pertama.
Kau mencucup nasib,
mengelus perutmu
bergerak-gerak
’’kembalilah Nak,”
–ucap ibumu lembut
’’kembalilah–
kembalikan air mata Ibu”
Ponorogo, Maret 2024
---
SAPTA ARIF, Berkarya dari komunitas Sutejo Spektrum Center, Ponorogo