Cocote Tonggo Karya Bayu Skak, Film Pasutri Pedagang Jamu Kesuburan Berlatar Kota Solo
Deretan artis peran Indonesia turut terlibat dalam film drama komedi ini. Mulai dari Dennis Adhiswara, Ayusitha, Asri Welas, Yati Pesek hingga Furry Setya.
Cocote Tonggo mengambil latar kehidupan bertetangga di Kota Solo, termasuk dialognya berisi Bahasa Jawa khas Kota Bengawan.
Seperti namanya, Cocote Tonggo berarti cibiran tetangga dalam Bahasa Indonesia.
Bukan tanpa maksud sang sutradara, Bayu Skak memilih nama tersebut untuk film yang diproduksi oleh SKAK Studio dan Tobali Film.
Menurutnya, kehidupan bersosial atau bertetangga tak akan jauh dengan yang namanya omongan atau cibiran tetangga.
"Film ini menceritakan suami istri penjual jamu kesuburan, tapi justru mereka ini belum memiliki keturunan. Nah pasti akan ada cocote tonggo atau jadi bahan omongan tetangga, ini yang seru dan related dengan kehidupan bertetangga lalu kita bawa ke dalam film," ujarnya dalam jumpa pers di Sumber, Solo, Sabtu (31/8/2024).
Selain itu, ia memiliki alasan kuat memilih Kota Solo sebagai latar cerita.
Yakni berkat kekentalan budaya Jawa yang menjadi ciri khas, antara lain dari dialek bahasanya hingga tradisi ramuan jamu kesuburan.
Bahasa Jawa Mataraman (Solo) disebutnya menjadi tantangan tersendiri bagi para aktor Cocote Tonggo.
Apalagi bahasa di Solo berbeda dengan bahasa di Yogyakarta, Semarang atau bahkan di kota-kota Jawa Timur.
"Itulah tantangannya bagi kami, di sini (aktor) berasal dari berbagai daerah campuran, Jakarta, Semarang, Malang, Yogyakarta semuanya belajar dialek Solo. Tapi, alur film komposisinya tetap 60 persen bahasa Jawa, 40 persen bahasa Indonesia," ucap sineas Yowis Ben tersebut.
Tantangan juga dirasakan oleh Dennis dan Ayusitha sebagai pasangan pemeran utama dalam film.
Dennis yang merupakan asli Malang, Jawa Timur dituntut mahir berbahasa Indonesia dengan dialek Jawa-nya.
"Menurut saya itu tantangan, saya biasa Bahasa Jawa tapi harus Bahasa Indonesia, tantangan bagi kami sebagai aktor untuk memperluas ilmu dan melatih keterampilan," tegas aktor yang terkenal lewat film Jomblo.
Sementara Ayushita yang besar di Jakarta harus menguasai Bahasa Jawa dengan gaya Solo-nya.
"Beban ada banget, tapi semua tim saling bantu untuk menggunakan bahasa Jawa, pasti diusahakan fasih karena latar (film) ada di tanah kelahiran eyang-eyangku," kelakarnya.
Produser Eksekutif Cocote Tonggo, Sahli Himawan mengaku bangga dengan kesiapan Bayu Skak, pemeran dan tim film Cocote Tonggo.
"Dilihat dari judul film ini sudah luar biasa, sangat mengena di era modern dan berlatar Solo, kota asal saya juga jadi kita support penuh Cocote Tonggo disukai penggemar film Indonesia," terang pemilik Tobali Film.
Sutradara Film Cocote Tonggo, Bayu Skak (tengah) dalam jumpa pers, Solo, Sabtu (31/8/2024).Sahli pun berharap Cocote Tonggo mampu berbicara di dunia perfilman Indonesia, sesukses film-film garapan Bayu Skak sebelumnya.
Di antaranya adalah Yowis Ben, Lara Ati, hingga Sekawan Limo.
"Semoga Cocote Tonggo bisa menjadi film box office!" seru dia.
Adapun syuting Cocote Tonggo mulai digelar Minggu (1/9/2024).
Syuting bertempat di kawasan Kampoeng Batik Laweyan, Lokananta hingga Colomadu.
(*)
Tag: #cocote #tonggo #karya #bayu #skak #film #pasutri #pedagang #jamu #kesuburan #berlatar #kota #solo