

ILUSTRASI. Mobil yang lewat usia pakainya, di beberapa negara akan dipotong-potong. (Carsnap Singapore)


Gaikindo Nilai Pembatasan Usia Mobil Belum Bisa Diterapkan di Indonesia
- Pembatasan usia kendaraan khususnya mobil memang banyak diberlakukan di beberapa negara maju karena berbagai alasan. Alasan pertama yang mendorong pembatasan usia mobil adalah untuk menangani kemacetan, mendorong masyarakat untuk tidak terus membeli mobil-mobil baru sementara mobil yang lama masih ada dan tetap digunakan. Kebiasaan tersebut secara angka memang menambah volume mobil yang ada sementara jumlah atau ruas jalan yang tersedia tidak bertambah signifikan. Hasilnya? Pasti jumlah yang tidak sebanding antara kendaraan dan jalanan yang mampu mengakomodir lalu lintasnya. Akhirnya pasti kemacetan. Alasan kedua yang kerap digaungkan dan jadi alasan kenapa usia kendaraan perlu dibatasi adalah karena faktor safety-nya. Mobil misalnya, sampai pada usia tertentu memang akan mengalami kerusakan dan dibutuhkan penggantian komponen. Makin tua, makin banyak yang rusak. Tiongkok dan Singapura adalah contoh dari beberapa negara yang sudah mulai membatasi usia pakai mobil. Tiongkok menerapkan batas usia maksimal kendaraan hanya sampai 15 tahun. Sementara di Singapura hanya 10 tahun. Lebih dari itu, mobil akan dianggap tidak layak dipakai dan mesti dipotong-potong. Dengan mengemukanya kembali wacana pembatasan usia mobil di Jakarta, bisakah Indonesia "meniru" langkah negara-negara yang sudah melakukan hal tersebut? Dari sisi industri, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai, pembatasan usia mobil di Indonesia belum bisa dilakukan. Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara sebelumnya menilai, pemerintah perlu terlebih dahulu membuat kajian yang mendalam sebelum merilis aturan. "Sikap kami? Ya bagaimana pemerintah harus melihat (wacana aturan) tersebut secara keseluruhan dulu. Bukan dari kaca mata industrinya saja. Tapi juga secara ekonomi bagaimana," kata Kukuh ditemui JawaPos.com di Jakarta, Senin (6/5). Kukuh melanjutkan, ari segi keselamatan, aturan pembatasan usia mobil memang bagus. Tapi impact lainnya bagaimana? Itu yang menurutnya perlu ditelaah lebih jauh oleh pemerintah. "Kalau bagus ya bagus. Karena kemudian ada batasan-batasan yang mengatur. Tetapi kita juga harus melihat, masyarakat, negara, sudah saatnya belum? Atau mampu belum untuk menerapkan aturan tersebut. Jadi kajian menyeluruhnya itu harus ada," tegasnya. Indonesia juga menurutnya tidak bisa dibandingkan dengan negara lain. Banyak parameter yang berbeda sehingga aturan yang pas di negara lain, bisa tidak pas jika diterapkan di Indonesia. "Kalau kita membandingkan dengan Singapura? Disana GDP-nya berapa? Kemudian ukuran negaranya beda, jadi kondisinya juga berbeda. Banyak perbedaan yang membuat kita tidak bisa membandingkan Indonesia dengan negara lain. Jadi tidak bisa dibanding-bandingkan. Jakarta dengan wilayah di Indonesia Timur saja berbeda, kan?" kata Kukuh. Lalu apa bisa aturan tersebut diterapkan? Sekali lagi, Gaikindo menilai pemerintah perlu membuat kajian yang matang. Tidak terburu-buru. "Apakah sudah bisa diterapkan? Ya kita tunggu kajiannya, pemerintah jangan apa-apa terburu-buru. Kita harus melihat lebih detail lagi, bisa nggak ini diterapkan. Kalau diterapkan eksekusinya akan seperti apa?" tandasnya.
Editor: Estu Suryowati
Tag: #gaikindo #nilai #pembatasan #usia #mobil #belum #bisa #diterapkan #indonesia