Studi Ungkap Jejak Genetik Serigala Masih Tertinggal di DNA Anjing Modern
Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa sebagian besar anjing modern ternyata masih menyimpan jejak DNA serigala dalam jumlah kecil.
Temuan ini menunjukkan bahwa persilangan antara anjing dan serigala tidak hanya terjadi pada masa domestikasi puluhan ribu tahun lalu, tetapi juga berlangsung beberapa ribu tahun setelahnya. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal PNAS.
Mengutip Live Science (26/11/2025), para peneliti menemukan bahwa DNA serigala yang muncul dalam genom anjing modern bukanlah sisa dari perpecahan awal antara serigala dan anjing sekitar 20.000 tahun lalu.
Sebaliknya, DNA tersebut berasal dari kawin silang yang terjadi sekitar 900 generasi anjing yang lalu, atau kira-kira 2.600 tahun.
Pada masa itu, anjing telah lama menjadi hewan peliharaan, menunjukkan bahwa hubungan genetik antara kedua spesies masih berlanjut jauh setelah domestikasi.
Dalam studi yang melibatkan hampir 2.700 genom anjing dan serigala dari masa Pleistosen akhir hingga era modern, peneliti menelusuri pola evolusi dan aliran gen kedua spesies.
Sampel tersebut mencakup 146 DNA kuno, 1.872 anjing modern dari berbagai ras, serta sekitar 300 anjing kampung atau village dogs yang hidup bebas di sekitar manusia.
Perbesarilustrasi serigala abu-abu (pexels.com/patrice schoefolt)Dari analisis tersebut, setidaknya 264 ras anjing modern diketahui memiliki sisa DNA serigala, meski sebagian besar hanya berkisar antara 0 hingga 5 persen.
Dua ras yang paling “serigala” adalah Czechoslovakian wolfdog dan Saarloos wolfdog, yang memang dikembangkan melalui persilangan langsung dengan serigala pada abad ke-20. Namun, pola ini bukan satu-satunya. Anjing penjaga dan anjing pekerja besar dari kawasan Asia Tengah dan wilayah Arktik juga cenderung memiliki persentase DNA serigala yang lebih tinggi.
Sebaliknya, beberapa ras besar seperti bullmastiff dan Saint Bernard justru tidak menunjukkan tanda-tanda pewarisan gen serigala sama sekali.
Menariknya, ras kecil seperti Chihuahua memiliki jejak DNA serigala sekitar 0,2 persen, meski ukurannya sangat jauh berbeda dari leluhur liarnya.
Studi ini juga menemukan bahwa setiap anjing kampung yang diuji mengandung DNA serigala. Para ilmuwan menduga bahwa sifat-sifat tertentu yang berasal dari serigala, terutama kemampuan penciuman, membantu anjing-anjing ini bertahan hidup di lingkungan yang keras dan tidak stabil.
Dalam genom mereka, bagian yang paling sering teridentifikasi sebagai peninggalan serigala adalah gen-gen yang berperan dalam indera penciuman.
Meskipun anjing dan serigala dapat kawin dan menghasilkan keturunan hibrida, perilaku keduanya sangat berbeda. Serigala hidup dalam kelompok keluarga, sedangkan anjing lebih bergantung pada manusia.
Biasanya, kawin silang terjadi saat aktivitas manusia, seperti perluasan pemukiman dan perburuan, mengacaukan struktur kawanan serigala.
PerbesarSerigala. [Shutterstock]Kondisi ini dapat mendorong serigala betina yang terpisah dari kelompoknya mencari pasangan di luar spesiesnya, termasuk anjing jantan.
Mengutip The Conversation (24/11/2025), para peneliti membandingkan fenomena ini dengan kaitan genetik antara manusia modern dan Neanderthal. Keduanya memiliki nenek moyang yang sama, dan sebagian kecil manusia saat ini masih membawa DNA Neanderthal hasil kawin silang ribuan generasi lalu.
Demikian pula, potongan kecil DNA serigala yang ditemukan pada anjing tidak berasal dari masa awal evolusi bersama, tetapi dari interaksi yang terjadi jauh setelah anjing menjadi sahabat manusia.
Kajian tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar setengah populasi serigala modern memiliki jejak DNA anjing. Hal ini menunjukkan bahwa aliran gen antara kedua spesies berlangsung dua arah dan lebih umum dari perkiraan sebelumnya.
Dalam beberapa kasus, DNA anjing bahkan membantu serigala beradaptasi dengan lingkungan yang semakin dikuasai manusia. Namun, persilangan juga dianggap sebagai ancaman bagi upaya konservasi serigala endemik seperti serigala Iberia dan serigala Himalaya.
Menariknya, sifat-sifat tertentu pada anjing yang tercatat dalam deskripsi resmi ras juga tampak sejalan dengan tingkat pengaruh serigala dalam genom mereka. Ras yang memiliki sedikit DNA serigala umumnya digambarkan sebagai anjing yang “ramah”, “aktif”, atau “mudah dilatih”. Sebaliknya, ras dengan proporsi DNA serigala lebih tinggi sering digambarkan sebagai “waspada terhadap orang asing”, “lebih mandiri”, atau “berwibawa”.
Para ilmuwan menegaskan bahwa hubungan ini belum tentu berarti gen serigala secara langsung membentuk kepribadian anjing, tetapi korelasi tersebut cukup kuat untuk diperhatikan.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa
Tag: #studi #ungkap #jejak #genetik #serigala #masih #tertinggal #anjing #modern