Kasus Beli HP Vivo X200 Pro di Marketplace Dapat Unit ''Repack'', Vivo Indonesia Buka Suara
Ilustrasi Vivo X200 Pro(Vivo)
17:36
4 Juni 2025

Kasus Beli HP Vivo X200 Pro di Marketplace Dapat Unit ''Repack'', Vivo Indonesia Buka Suara

 - Kreator konten teknologi Deka Pratama atau yang lebih dikenal dengan nama Depraz, membagikan pengalaman kurang menyenangkan ketika memberi smartphone Vivo X200 Pro di salah satu marketplace di Indonesia.

Dalam sebuah video, Depraz mengaku mendapatkan perangkat dengan boks yang telah dibuka dan unit ponselnya diduga sudah digunakan, tapi kemudian dibungkus ulang seperti baru (repack).

Lantaran merasa janggal, ia pun mengajukan protes ke seller. Seller pun berdalih bahwa boks dibuka untuk melakukan aktivasi garansi awal.

Vivo Indonesia telah menanggapi kasus yang dialami Depraz.

Kepada KompasTekno, PR Manager Vivo Indonesia Alexa Tiara menyayangkan masih banyak unauthorized sellers Vivo yang melakukan metode penjualan yang “nakal”.

Ia menegaskan bahwa praktik membuka boks untuk aktivasi garansi itu bukan prosedur resmi dari Vivo Indonesia.

"Pastinya itu bukan SOP resmi dari Vivo Indonesia. Prosedur resmi kami, unit yang dikirimkan ke konsumen selalu dalam kondisi tersegel, dan garansi baru aktif setelah produk diterima, bukan sebelumnya," kata Alexa kepada KompasTekno melalui pesan singkat, Selasa siang.

Alexa mengatakan bahwa sudah ada beberapa kasus seperti ini, dan pihaknya selalu memantau dan melaporkan toko-toko yang melakukan praktik penjualan yang nakal seperti ini.

Ia juga mengimbau konsumen agar membeli produk di official store Vivo Indonesia.

"Kami juga selalu menyarankan konsumen untuk beli produk Vivo di official stores kami (Vivo Indonesia), online maupun offline, atau mitra yang bekerja sama resmi dengan kami, supaya pengalaman belinya lebih aman dan nyaman," kata Alexa.

Kronologi beli Vivo X200 Pro ternyata repack

KompasTekno menghubungi Depraz untuk meminta kronologi lebih rinci. Depraz menceritakan bahwa ia membeli Vivo X200 Pro pada 27 Mei 2025 di salah satu toko yang memiliki centang ungu alias berstatus "Official Store" di salah satu marketplace.

Ia memilih toko tersebut karena melihat reputasinya baik, telah menjual ratusan ribu unit, dan deskripsi produk dengan jelas menyebutkan bahwa unit yang dijual adalah baru dan tersegel.

“Saya make sure kalau unit yang mau saya beli itu new (baru), segel sesuai deskripsinya. Seller menjawab ‘iya’, jadi saya percaya dan langsung checkout,” cerita Depraz kepada KompasTekno, Selasa (3/6/2025).

Setelah checkout, paket tiba pada 30 Mei. Depraz pun langsung melakukan unboxing atau membuka paket dengan direkam.

Salah satu tujuannya adalah sebagai barang bukti kondisi barang saat tiba di tangan pembeli. Ini berguna untuk mengajukan komplain.

Kondisi dus janggal, sobek, dan ada bekas sidik jari

Depraz menceritakan unit Vivo X200 Pro yang dibelinya di merchant bercentang ungu di salah satu e-commerce, sudah ada tanda dipakai. Terlihat boks yang ada bekas dibuka segelnya, sidik jari di layar, debu di ring kamera, serta IMEI yang aktif sejak Desember 2024.Instagram/ @depraz_ Depraz menceritakan unit Vivo X200 Pro yang dibelinya di merchant bercentang ungu di salah satu e-commerce, sudah ada tanda dipakai. Terlihat boks yang ada bekas dibuka segelnya, sidik jari di layar, debu di ring kamera, serta IMEI yang aktif sejak Desember 2024.

Ketika melihat boks Vivo X200 Pro yang diterimanya, Depraz mengaku ada yang janggal. Pasalnya, kotak ponsel terlihat seperti bekas dibuka, dengan ada sisa lem bekas stiker yang seperti dicabut pakai kuku.

Tak berhenti di situ, ketika boks dibuka, ia menemukan robekan di kertas pelindung unit. Ada juga banyak sidik jari di layar dan debu juga terlihat menempel di sekitar ring kamera.

Penasaran, Depraz pun iseng mengecek IMEI unit Vivo X200 Pro yang diterimanya ini. IMEI (International Mobile Equipment Identity) adalah nomor identitas unik biasanya terdiri dari 15 digit yang dimiliki setiap perangkat seluler.

Saat sebuah ponsel pertama kali diaktifkan dan terhubung ke jaringan operator seluler (dengan SIM card), sistem produsen atau distributor akan mencatat waktu aktivasi berdasarkan IMEI-nya.

Nah, saat Depraz mengecek IMEI, ternyata unit Vivo X200 Pro yang diterimanya itu aktif sejak Desember 2024. Padahal, klaim penjual adalah unit "baru dan tersegel".

Artinya, besar kemungkinan ponsel itu bukan barang baru, karena secara sistem sudah terdaftar sejak 6 bulan lalu.

"Protes lah saya ke seller-nya karena tidak sesuai deskripsi, dan unit saya bukan unit new segel dan jelas ada bekas pakai," kata Depraz.

Ketika mengajukan protes, seller justru berdalih bahwa boks perlu dibuka untuk aktivasi awal. Seller menyebut bahwa hal tersebut dilakukan oleh tim brand untuk mempermudah klaim garansi tanpa kartu garansi fisik.

Depraz menolak alasan itu dan ingin mengajukan retur atau pengembalian barang dan dana.

“Masalahnya bukan di garansi. Masalahnya unit saya ini tidak sesuai deskripsi 'unit new', dan kelihatan banget bekas pakai,” tegasnya.

Komplain berlangsung alot hingga Depraz menyebut dirinya adalah content creator yang memerlukan unit untuk kebutuhan konten.

Setelah itu, seller akhirnya memperbolehkan pengajuan retur. Unit kemudian dikembalikan oleh Depraz ke alamat seller melalui jasa pengiriman dari Yogyakarta ke Jakarta.

Namun, masalah belum selesai. Seller tiba-tiba menolak pengembalian barang dengan alasan "tidak bisa di-tracking", tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke pihak pembeli. Depraz pun mengaku kaget.

"Padahal tracking-nya tetap bisa dicek karena saya input nomor saya sendiri, bukan nomor dari seller,” kata Depraz.

Karena khawatir pengembalian tidak diproses, Depraz akhirnya menghubungi salah satu temannya yang memiliki kontak staff dari toko tersebut.

Setelah dibantu menghubungi langsung, dana akhirnya berhasil di-refund. Namun, tidak ada permintaan maaf dari pihak seller setelah kejadian itu.

“Saya sempat khawatir refund batal karena seller terlihat defensif dari awal. Untungnya refund berhasil. Setelah itu, seller nggak ada kata apapun apalagi permohonan maaf,” kata Depraz.

Ia mengatakan, alasan awal membeli di toko berstatus Official Store adalah karena kepercayaan pada reputasi marketplace tersebut yang menjamin unit orisinal dan aman.

Namun, kejadian ini jadi pengingat bahwa konsumen tetap harus waspada.

“Saya tidak kapok beli HP di marketplace, tapi jelas jadi lebih selektif,” ujarnya.

      View this post on Instagram      

A post shared by Deka Pratama Satya Alam (@depraz_)

Tips beli HP secara online

Berkaca dari kejadian yang menimpanya, Depraz memberikan tips untuk membeli ponsel secara online secara lebih aman. Berikut tipsnya:

  • Screenshot deskripsi unit yang akan dibeli.
  • Konfirmasi detail unit ke seller, pastikan sesuai dengan deskripsi.
  • Screenshot percakapan konfirmasi tersebut sebagai bukti.
  • Wajib dokumentasikan proses unboxing secara detail, termasuk kondisi paket dan unit.
  • Jangan langsung percaya atau menurut saat seller bersikap defensif terhadap komplain. Konsumen harus tegas dan lawan dengan bukti nyata.

Pengalaman tak mengenakkan Depraz saat membeli HP baru di e-commerce berujung retur ini juga telah dibagikan lewat sebuah pendek di media sosialnya, bisa ditonton di bawah ini.

Tag:  #kasus #beli #vivo #x200 #marketplace #dapat #unit #repack #vivo #indonesia #buka #suara

KOMENTAR