Amazon Dikabarkan Pajang Biaya Tarif, Presiden Trump Telepon Jeff Bezos
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berbicara kepada awak media setelah menandatangani perintah eksekutif di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, 25 Februari 2025.(AFP/JIM WATSON)
22:03
30 April 2025

Amazon Dikabarkan Pajang Biaya Tarif, Presiden Trump Telepon Jeff Bezos

- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan menelepon pendiri sekaligus pimpinan eksekutif Amazon, Jeff Bezos, pada Selasa pagi (29/4/2025) waktu setempat.

Bukan tanpa alasan, panggilan telepon itu dilakukan setelah Presiden Trump mendapatkan informasi dari salah satu pejabat senior Gedung Putih, yang menerima laporan bahwa Amazon dikabarkan akan mencantumkan informasi biaya impor sesuai kebijakan tarif baru Trump di laman e-commerce-nya.

Adapun laporan ini pertama kali dipublikasikan oleh media Punchbowl News. Dalam laporannya, disebutkan bahwa rincian tarif impor itu nantinya akan ditampilkan persis di sebelah harga produk, di situs Amazon.

Menurut laporan CNN, salah satu pejabat senior Gedung Putih yang enggan disebutkan namanya itu, langsung menelepon Trump dan mengatakan bahwa Sang Presiden tampak marah.

"Tentu saja dia marah. Mengapa perusahaan bernilai miliaran dolar AS harus membebankan biaya kepada konsumen?" jelasnya.

Laporannya ini kemudian yang memicu Presiden Trump untuk langsung menelepon Jeff Bezos. Menurut pejabat tersebut, Trump tampak mengeluhkan laporan dari Punchbowl News terkait rencana Amazon itu.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, turut menyampaikan tanggapannya dengan menyebut rencana Amazon ini sebagai "tindakan politis yang bermusuhan dengan pemerintah".

Ia bahkan mengatakan telah mendiskusikan langsung terkait rencana Amazon ini dengan Presiden Trump.

Leavitt juga mengungkit laporan lama dari Reuters pada tahun 2021 yang menyebut Amazon sebagai "kelompok propaganda China". Ini dikarenakan Amazon dikabarkan pernah bekerja sama dengan pihak yang berafiliasi langsung oleh pemerintah China.

Amazon membantah

Amazon lantas segera membantah isu yang beredar tersebut. Perusahaan menegaskan bahwa rencana untuk menampilkan tarif biaya impor memang sempat dibahas oleh salah satu tim unit kecil mereka, yang bertugas mengelola toko bernama Amazon Haul.

Menurut juru bicara Amazon, tim Haul memang sempat mempertimbangkan untuk mencantumkan biaya impor di berbagai produk murah buatan China. Namun, rencana itu tidak pernah disetujui dan tidak akan dijalankan.

"Tim yang mengelola toko Amazon Haul berbiaya rendah kami, memang sempat mempertimbangkan ide untuk mencantumkan biaya impor pada produk tertentu. Namun, hal ini tidak pernah disetujui dan (tidak) akan terjadi," kata juru bicara perusahaan dikutip Reuters.

Adapun dampak dari laporan Punchbowl News tersebut yaitu mengakibatkan saham Amazon menurun sekitar 2 persen, di hari yang sama dalam perdagangan awal. Namun, setelah perusahaan mengklarifikasi isu tersebut, sahamnya dilaporkan pulih kembali dan naik sedikit saat perdagangan sore.

Setelah Amazon membantah rencana penampilan tarif impor tersebut, Gedung Putih diketahui belum memberikan pernyataan lanjutan mereka.

Politikus AS dukung transparansi tarif impor

Beberapa politikus AS justru mendukung rencana Amazon yang ingin mencantumkan biaya tarif impor pada produk di toko daring mereka. Pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer, mendesak para pengecer nasional untuk menunjukkan biaya sebenarnya dari tarif baru Trump.

"Kepada para pelaku bisnis besar yang menjual barang kepada konsumen, saya katakan: tunjukkan kepada para pelanggan seberapa besar tarif merugikan kantong mereka," kata Schumer.

ilustrasi Amazon officebusinessinsider.com ilustrasi Amazon office

Politisi dari Partai Republik yang mendukung Trump juga ikut bersuara. Perwakilan AS Marjorie Taylor Greene menyayangkan batalnya rencana ditampilkannya tarif impor di e-commerce Amazon.

Dalam unggahan di media sosial X, Greene menulis bahwa ia sangat bersemangat dengan rencana tersebut. Menurutnya, dengan adanya informasi tarif impor, ia bisa lebih mudah menghindari pembelian produk dari negara China.

"Ahhh ayo Amazon!! Saya jadi sangat bersemangat dengan pelacak tarif Amazon sehingga saya bisa menghindari pembelian apa pun dari China!!" tulis Greene.

Kebijakan baru Trump

Berdasarkan laporan Reuters, Presiden Trump diketahui telah menandatangani perintah eksekutif yang menutup celah perdagangan bernama "de minimis".

Perintah ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah AS yang membatasi masuknya barang murah dari luar negeri, khususnya China dan Hongkong.

Aturan yang akan berlaku pada 2 Mei 2025 ini sebelumnya memungkinkan barang impor yang masuk ke AS dengan total nilai di bawah batas tertentu, tidak akan dikenakan tarif apapun.

Namun, dengan ditutupnya celah perdagangan ini, semua barang khususnya dari China dan Hongkong, akan mulai dikenakan tarif pajak.

Kebijakan ini turut berdampak pada pedagang pihak ketiga yang menjual barang dagangan mereka di situs web Amazon.

Menurut laporan Reuters, jumlah pedagang pihak ketiga yang sebelumnya menjual barang-barang dari China, kini dilaporkan tidak lagi ikut serta dalam acara belanja perdana Prime Day Amazon pada bulan Juli mendatang.

Karena tarif impor tersebut, para pedagang akhirnya memilih untuk tidak lagi menjual barang-barang atau mengurangi jumlah barang dagangan diskon yang mereka tawarkan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari laman Reuters, Rabu (30/4/2025).

Tag:  #amazon #dikabarkan #pajang #biaya #tarif #presiden #trump #telepon #jeff #bezos

KOMENTAR