

BYD Sealion 7 resmi diperkenalkan untuk pasar otomotif di Indonesia pada IIMS 2025. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)


Makin Banyak Orang Pakai Mobil Listrik, Jakarta Mendominasi, Pertumbuhan di Surabaya dan Medan Paling Tinggi
- Mobil listrik atau Baterry Electric Vehicle (BEV) semakin populer saja di Indonesia. Bahkan, penggunanya kini semakin dimanjakan dengan adanya insentif mobil listrik. Menanggapi hal ini, Luther Panjaitan, Head of Marketing, PR, dan Government BYD Indonesia, mengatakan, kepopuleran BEV ini termasuk pada tren positif. Pasalnya, kesadaran masyarakat akan BEV semakin meningkat dan penjualan mobil listrik merambah naik di tengah tren industri otomotif yang sedikit turun. Adapun penjualan BEV didominasi oleh Jakarta. Meski begitu, sejumlah kota seperti Medan dan Surabaya juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik. “Saat ini market BEV masih didominasi Jakarta. Tapi di beberapa kota, growth ya. Khususnya di luar daerah surprisingly malah cukup bagus. Contohnya di Medan, lalu Surabaya. Ya kota besar, tapi yang saya surprise itu contohnya Medan,” kata Luther saat ditemui JawaPos.com di booth BYD, Jumat (21/2). Dia menjelaskan, saat ini masyarakat juga menyadari bahwa BEV bukan sesuatu yang berbeda dengan mobil bertenaga konvensional. Bahkan, masyarakat yang dulunya menjaga jarak dengan BEV, kini mulai menggandrungi BEV. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh harga bahan bakar mobil konvensional yang semakin tinggi. Yang kemudian membuat masyarakat melihat BEV sebagai solusi untuk penyelamatan. “Apalagi pajaknya rendah. Kemudian biaya service-nya hampir free maintenance lah kita bilang ya. Nah itu yang saya bilang EV awareness itu yang makin naik. Jadi semakin mudah dalam menjualnya gitu,” ungkap dia. Sebagai informasi, kini pemerintah memberikan sejumlah insentif pada mobil listrik di Indonesia. Diantaranya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10 persen untuk mobil listrik tertentu dengan TKDN minimal 40 persen. Serta 20 persen untuk mobil listrik dengan TKDN 20-40 persen. Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan insentif pada Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 15 persen untuk impor maupun produksi kendaraan listrik.
Editor: Estu Suryowati
Tag: #makin #banyak #orang #pakai #mobil #listrik #jakarta #mendominasi #pertumbuhan #surabaya #medan #paling #tinggi