Klaim Daya Tahan dan Safety Jadi Alasan BYD Jatuhkan Pilihan ke Baterai LFP
Ilustrasi: Mobil listrik BYD Dolphin. (RianAlfianto/JawaPos.com).
12:48
23 Januari 2024

Klaim Daya Tahan dan Safety Jadi Alasan BYD Jatuhkan Pilihan ke Baterai LFP

BYD, pabrikan otomotif Tiongkok lainnya resmi ikut memanaskan persaingan dagang mobil listrik di Indonesia. Meski tergolong baru kemarin mengumumkan peluncuran mobil listriknya, nama BYD sendiri sudah lebih dulu pamor dengan kerja samanya bersama penyedia jasa taksi terbesar di Indonesia, BlueBird lantaran pertama kali mengenalkan mobil listrik ke jalan-jalan Ibu Kota dengan taksi listrik.    BYD sendiri resmi menancapkan tajinya di industri kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) dalam negeri pekan lalu. Saat itu, BYD mengumumkan kehadiran mobil BYD Seal, BYD Dolphin dan BYD Atto yang secara resmi akan segera dijual di Indonesia.    Soal mobil listriknya, kebetulan juga sedang ramai dibahas mengenai teknologi dan bahan baku sel baterai yakni nikel vs LFP atau Lithium Ferro-Phosphate. Kedua istilah teknis itu jadi bahasan pada debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Minggu (21/1) berkenaan dengan hilirisasi industri nikel di Indonesia.   

  Lantas, jenis sel baterai apa yang digunakan pada mobil listrik BYD?   Luther T. Panjaitan, Head of Marketing Communication PT BYD Motor Indonesia memastikan kalau BYD cenderung menggunakan baterai LFP pada mobil-mobilnya ketimbang sel baterai nikel atau Nickel Manganese Cobalt (NMC).   "Jadi memang, BYD (mobilnya) yang kita bawa ke Indonesia, khususnya untuk model Seal, Dolphin dan Atto, ketiganya menggunakan baterai LFP. Kenapa menggunakan LFP? Karena kita sudah melalui pengujian panjang di sisi keamanan dan manufakturing kita," kata Luther kepada JawaPos.com di sela-sela kesempatan menjajal unit BYD Dolphin.    Luther menambahkan, bukan tanpa alasan BYD menjatuhkan pilihannya pada jenis sel baterai LFP ketimbang sel baterai nikel. Menurutnya, berdasarkan riset dan pengujian panjang yang telah dilakukan BYD di lab-nya, baterai LFP lebih aman dari pada baterai nikel.  

  "Tentunya pertimbangan paling utama adalah soal safety. Karena (berdasarkan riset kita), baterai LFP itu memiliki tingkat probability dan possibility untuk mencapai heat (suhu panas tertentu) yang sangat rendah jika dibandingkan dengan sel baterai yang lain," imbuh Luther.    Itulah alasan mengapa baterai LFP lebih dipilih BYD untuk menopang seluruh sistem daya pada mobil listrik bikinannya. Hal ini juga sejalan dengan banyak temuan bahwa baterai jenis LFP relatif tidak mudah terbakar dan meledak seperti sel baterai nikel biasa.    "Kalau di BYD kita menggunakan teknologi yang kita kembangkan sendiri, namanya blade battery, walaupun basicnya LFP, itu berbeda dengan LFP yang ada diluar atau yang dikembangkan oleh pabrikan baterai lainnya. Yang beda dari segi penyusunannya sehingga itulah yang paling aman yang sudah kita riset. Dengan penyusunan sedemikian rupa, kita bisa dapat keunggulan-keunggulan dari baterai LFP yang secara teknis menurut kami sudah lebih baik dari jenis baterai lainnya," pungkas Luther.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #klaim #daya #tahan #safety #jadi #alasan #jatuhkan #pilihan #baterai

KOMENTAR