Kisah Pemain Keturunan Saparua Timur Maluku Tengah Guncang Bundesliga Hingga Picu Drama Transfer
-
Jenson Seelt, bek berdarah Maluku, kini resmi bermain untuk Wolfsburg di Bundesliga.
-
Transfernya memicu kontroversi karena Sunderland ingkar janji lisan ke NEC Nijmegen.
-
NEC Nijmegen marah karena kehilangan Seelt di detik terakhir bursa transfer.
Jenson Seelt menjadi sorotan baru di kancah sepak bola Jerman setelah resmi bergabung dengan VfL Wolfsburg di musim kompetisi 2025/2026.
Pemain bertahan berusia 22 tahun ini membawa darah Indonesia, menjadikannya nama kedua selain Kevin Diks yang kini aktif di kompetisi kasta tertinggi Jerman.
Garis keturunan Seelt berasal dari pihak ibunya, yakni Maluku, dengan sang kakek diketahui berasal dari Itawaka, salah satu wilayah di Saparua Timur, Maluku Tengah.
Kehadirannya di Bundesliga langsung diiringi cerita dramatis, di mana kepindahannya memicu perdebatan sengit dan kontroversi di Belanda.
Transfernya dari Sunderland ke Wolfsburg yang terjadi di penghujung bursa transfer musim panas 2025 menjadi pemicu utamanya.
Langkah transfer Jenson Seelt ke klub Jerman tersebut menimbulkan kekecewaan mendalam dari NEC Nijmegen, tim Eredivisie Belanda.
Klub yang sebelumnya pernah diperkuat sang pemain itu mengklaim bahwa mereka sudah mencapai kesepakatan lisan untuk meminjam Seelt.
Pengumuman resmi Wolfsburg mengenai perekrutan Seelt di hari terakhir bursa transfer menjadi pukulan telak bagi NEC Nijmegen.
Manajemen NEC merasa "tertipu" oleh klub Inggris, Sunderland, atas kejadian tak terduga yang terjadi.
CEO NEC Nijmegen, Wilco van Schaik, menyampaikan kekecewaannya di hadapan publik.
“Tiba-tiba kami melihatnya kemarin sore mengenakan seragam Wolfsburg,” ujar Wilco van Schaik, CEO NEC Nijmegen, kepada saluran televisi ESPN Belanda.
Van Schaik menegaskan bahwa proses transfer Seelt ke Nijmegen seharusnya sudah tuntas dan tidak ada masalah lagi.
“Transfer ke Nijmegen sebenarnya sudah menjadi kesepakatan final.”
Ia memaparkan bahwa relasi antara NEC dan Sunderland sebetulnya berjalan harmonis sebelumnya, ditandai dengan selesainya transfer kiper Robin Roefs ke Inggris beberapa pekan lalu.
Dalam negosiasi Roefs, kesepakatan peminjaman Jenson Seelt juga sudah dibicarakan dan disetujui secara lisan.
“Dalam proses transfer Roefs, kami sudah secara mewakili kedua klub menyepakati secara lisan bahwa kami juga akan meminjam Seelt,” kata Van Schaik.
Sunderland, menurut Van Schaik, kemudian terlihat mengulur-ulur waktu dalam proses peminjaman Seelt, yang berlangsung lama.
“Namun setelah itu, Sunderland seperti mengulur waktu. Negosiasi berlangsung lama, dan tahu-tahu mereka meminjamkannya ke Wolfsburg di hari terakhir bursa.”
Keputusan mendadak Sunderland meminjamkan Seelt ke Wolfsburg di deadline day membuat NEC merasa dikhianati dan tidak dihargai.
Van Schaik dengan tegas melontarkan kritik keras terhadap praktik bisnis yang dilakukan oleh klub asal Inggris tersebut.
“Begini, bukan cara yang pantas menjalankan bisnis. Ini benar-benar sisi buruk dari sepak bola modern,” tegas Van Schaik.
Direktur Teknik NEC, Carlos Aalbers, bahkan dilaporkan melampiaskan kemarahannya dengan respons yang sangat personal.
Van Schaik menambahkan, Direktur Tekniknya jauh lebih murka dengan sikap Sunderland.
“Dia mengirim pesan singkat ke Sunderland, mengatakan: ‘Saya menyesal telah menjual Roefs kepada kalian.’”
Terlepas dari drama transfer tersebut, Jenson Seelt kini telah resmi menjadi pemain Die Wölfe.
Ia telah mencatatkan empat penampilan di Bundesliga bersama Wolfsburg sejauh ini, mengukuhkan perannya di kancah sepak bola top Eropa.
NEC Nijmegen harus rela gigit jari, kehilangan target utama mereka yang berdarah Maluku di momen-momen akhir bursa transfer.
Tag: #kisah #pemain #keturunan #saparua #timur #maluku #tengah #guncang #bundesliga #hingga #picu #drama #transfer