Mengatasi Tantangan: Kisah Sukses Mahasiswa Disabilitas Universitas Brawijaya yang Raih Gelar Sarjana
Foto Elo dan Duwi ketika wisuda (Instagram Universitas Brawijaya)
06:21
24 Januari 2024

Mengatasi Tantangan: Kisah Sukses Mahasiswa Disabilitas Universitas Brawijaya yang Raih Gelar Sarjana

 

Di dunia yang terus bergerak maju, seringkali diingatkan bahwa keberhasilan seseorang tidak ada batasnya. Kisah-kisah keberhasilan, banyak datang dari tempat yang penuh tantangan.

Kali ini akan membawa kita pada perjalanan yang menginspirasi, menyelami kisah mahasiswa disabilitas menuju puncak pendidikan tinggi yaitu gelar sarjana.

Mahasiswa disabilitas tidak hanya melibatkan upaya akademis, tetapi juga kisah keberanian, ketekunan, dan tekad yang luar biasa.

Mahasiswa disabilitas tetap mengikuti kurikulum yang ketat dan juga menghadapi tantangan yang unik sesuai dengan keadaan mereka.

Namun, ditengah kesulitan yang dihadapi, mereka menunjukkan keuletan dan semangat belajar yang tinggi yang bisa mengilhami banyak orang.

Kali ini akan membahas keberhasilan mahasiswa disabilitas yang dapat memberikan sorotan serta dapat membuktikan bahwa pendidikan adalah hak yang dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang kondisi fisik maupun mental.

Universitas Brawijaya sebagai salah satu kampus inklusi terbaik di Indonesia menciptakan lingkungan yang ramah dan dapat diakses bagi semua mahasiswa termasuk mahasiswa disabilitas.

Upaya ini mencakup aksesibilitas fisik, dukungan akademis, fasilitas yang ramah disabilitas, serta pelatihan dan kesadaran bagi staf dan mahasiswa.

Universitas Brawijaya sudah meluluskan 52.9% mahasiswa disabilitas dari jumlah keseluruhan yang ada sejak tahun 2009.

Ada 3 mahasiswa disabilitas yang lulus dari Universitas Brawijaya dan mengikuti proses wisuda Periode XI Tahun Akademik 2023-2024 yaitu Elo Kusuma Alfred Mandeville dari Jurusan DKV Fakultas Vokasi, Duwi Purnama Sidik dari Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer, dan Gerry Akbar Krisyono dari Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

“Buat teman-teman disabilitas diluar sana yang takut ingin melanjutkan studi, jangan takut. Karena diluar sana banyak orang baik yang siap akan bantu kalian jika kesusahan. Jangan takut mengejar mimpi, teruslah semangat mengejar mimpi kalian. Terakhir pesanku buat teman-teman. Tunjukan apa yang kau mampu maka orang akan melihat kemampuanmu bukan keadaanmu,” papar Duwi kepada Jawa Pos.

Duwi berpesan kepada teman-teman disabilitas supaya tidak pernah takut untuk melanjutkan pendidikan.

Dari pesan yang dipaparkan Duwi, memberikan dorongan kepada teman-teman untuk mengatasi ketakutan dalam melanjutkan studi, tidak takut mengejar mimpi, dan terus semangat dalam mengejar tujuan pendidikan yang memberikan dorongan positif.

“Sangat bahagia dan bersyukur dapat diterima dan lulus dari salah satu kampus ternama di Indonesia, yaitu Universitas Brawijaya. Di Brawijaya, saya mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual," papar kesan dari Elo.

"Saya banyak mendapatkan pengalaman dan relasi baru, serta membuka jendela terhadap sudut pandang yang masih belum saya ketahui. Awalnya tidak menyangka dapat melanjutkan pendidikan di Brawijaya, karena awalnya ingin melanjutkan studi di Denpasar saja. Namun pada tahun 2019, masih belum ada perguruan tinggi yang menerima mahasiswa disabilitas.” lanjutnya.

Elo juga memberikan pesan “Untuk teman2 disabilitas, jika kalian punya semangat berjuang yang sedang membara untuk meraih impian kalian, lanjutkan! Apalagi sekarang sudah semakin banyak instansi yang menyediakan akomodasi untuk penyandang disabilitas, baik itu berupa fasilitas yang aksesibel maupun akomodasi berupa beasiswa."

"Dengan adanya akomodasi ini, teman-teman disabilitas tidak boleh menyiakan kesempatan tersebut. Apalagi masih belum ada akomodasi tersebut, teman-teman disabilitas tetap dapat terus berjuang dengan caranya sendiri yang berbeda-beda. Karena kesuksesan berawal dari hal kecil,” lanjutnya.

Semangat Elo untuk belajar dan hidup mandiri jauh dari orang tua di Denpasar sangat tinggi. Dari kalimat Elo yang menyebutkan “tetap terus berjuang dengan caranya sendiri meski akomodasi belum memadai.”

Memberikan panggilan untuk teman-teman disabilitas lebih kreatif dan tekun dalam mengatasi rintangan yang mungkin ada.

Setiap langkah kecil dan usaha yang dilakukan memiliki potensi membawa kesuksesan.

Dari kisah Elo dan Duwi, dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa disabilitas tidak hanya melawan stereotip tetapi juga lingkungan yang belum selalu ramah.

Namun, melalui ketekunan, keberanian, dan dukungan yang luar biasa, mereka dapat berhasil mencapai puncak pendidikan tinggi.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #mengatasi #tantangan #kisah #sukses #mahasiswa #disabilitas #universitas #brawijaya #yang #raih #gelar #sarjana

KOMENTAR