Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW: Merefleksikan Diri dalam Meneladani Sosok Ayah Sekaligus Suami yang Baik
Poster Maulid Nabi Muhammad SAW. (Foto : Freepik.com/starline)
14:30
14 September 2024

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW: Merefleksikan Diri dalam Meneladani Sosok Ayah Sekaligus Suami yang Baik

- Seperti kita ketahui bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW telah menjadi acara yang rutin dilakukan di Indonesia, pelaksanaannya tepat pada 12 Rabiul Awal yang merupakan tanggal kelahiran beliau.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya diadakan melalui acara dzikir, kajian, serta manakib pada sejumlah masjid ta'lim di Indonesia. Rangkaian acara ini tentunya melibatkan seluruh warga setempat.

Momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini bisa kita manfaatkan untuk merefleksikan diri dalam meneladani akhlak baiknya. Salah satu perilaku yang menjadi tauladan bagi umatnya adalah beliau menjadi sosok ayah sekaligus suami yang baik.

Dewasa ini, banyak ditemukan kasus-kasus kekerasan pada perempuan dan anak-anak yang berawal dari terjadinya dekadensi moral pada pria ketika mereka berperan sebagai ayah sekaligus suami.

Merangkum dari laman NU Online dan Kemenag DKI Jakarta, inilah 7 poin penting perilaku Nabi Muhammad SAW sebagai sosok ayah sekaligus suami yang baik, di antaranya :

1. Membantu Istri dalam Pekerjaan Rumah

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Aisyah bahwa "Bahkan Nabi Muhammad SAW menjahit baju dan memperbaiki sandalnya sendiri". Perilaku tersebut menunjukkan bahwa sebagai suami tidak perlu selalu mengandalkan istri dalam hal pekerjaan rumah.

Sikap tersebut juga memberi gambaran pada kita bahwa pria tidak perlu gengsi untuk mengerjakan hal-hal yang biasanya dilakukan perempuan, bahkan untuk kepentingannya pun Rasulullah SAW tidak ingin merepotkan istrinya.

Hal ini sangat berkaitan dengan ideologi patriarki yang selalu melekat dalam kehidupan masyarakat, yakni pekerjaan rumah selalu dibebankan pada perempuan. Padahal, mereka juga butuh dibantu dalam hal ini terlebih ketika repot mengurus anak.

2. Memberikan Pendidikan Pada Istri

Setelah Nabi Muhammad SAW dua tahun menduda karena ditinggal oleh mendiang istrinya yakni Sayyidah Khadijah, beliau kembali membina rumah tangga dengan beberapa perempuan salah satunya Sayyidah Aisyah.

Kebiasaan di pagi hari yang beliau lakukan adalah dengan mengunjungi para istrinya untuk memberikan petuah dan mengajari ilmu agama. Sebagaimana tugas suami adalah sebagai pemimpin dan pelindung bagi istrinya termasuk dalam hal spiritual.

Dengan demikian, seorang istri memiliki peningkatan dalam hal ilmu agama dalam rangka memupuk keimanan serta ketakwaan dalam dirinya.

3. Tidak Pernah Melakukan Tindak Kekerasan

Dalam sebuah hadits meriwayatkan Aisyah berkata, "Beliau (Rasulullah SAW) tidak pernah memukul siapa pun baik itu istri-istrinya maupun pembantunya". Maka begitu mulianya beliau dalam memperlakukan perempuan disekelilingnya.

Para istri adalah sosok yang harus diperlakukan lembut karena mereka makhluk berperasaan, jangankan memukulnya, bicara yang menyakitkan saja bisa membuat mereka menangis.

Jadi, bagi para pria di luar sana maka sayangilah istrimu dan jaga mereka dengan kelembutan serta kasih sayang.

4. Menghibur Seorang Anak yang Sedih

Kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada anak-anak memang sangat luar biasa, suatu ketika ada kisah bahwa Rasulullah SAW menghibur Abu Umair, seorang putra dari Ummu Sulaim yang menangis kehilangan burung kesayangannya.

5. Melarang Anak-Anak Ikut Perang

Disebutkan, pada saat perang Uhud, beliau kedatangan sejumlah anak yang ingin ikut berperang. Tapi, Nabi Muhammad SAW menolak karena mereka masih kecil.

Meskipun anak-anak tersebut ingin berjuang untuk membela Islam, tapi Rasulullah SAW sangat menyayangi dan melindungi mereka dari segala bahaya ancaman.

6. Tak Sungkan Membaur dengan Anak Kecil

Meskipun ditengah kesibukan beliau menjadi pemimpin umat, tapi Nabi Muhammad SAW menyempatkan waktu untuk bermain dengan anak-anak, bergurau dengan mereka. Bahkan beliau tak segan membasuh air pipis dari anak kecil yang dibawanya.

7. Menepis Pemahaman Bahwa Lelaki Kuat Itu Tak Dekat dengan Anak

Al-Aqra‘ menduga bahwa laki-laki yang berkarakter kuat adalah mereka yang tak dekat dengan anak-anak. Tapi, Rasulullah SAW dengan tegas menepis dugaan itu.

Sehingga spontan melontarkan jawaban "Siapa yang tak sayang, maka tak disayang" itulah yang menunjukkan sikap beliau yang sangat luhur, penyayang, ramah anak, dan tentunya sangat layak diteladani para ayah.

Bahkan kita sering melihat ayah yang gagah, perkasa, dan kuat malah membuat anak-anaknya menjadi takut. Sehingga terjadinya berbagai permasalahan karena kurangnya figur seorang ayah.

Itulah 7 poin penting yang perlu kita renungi bahwa tugas pria bukan sebatas mencari nafkah pada istri dan anaknya, melainkan jiwa kepemimpinan, kasih sayang, kelembutan, serta kesabarannya dalam mendidik mereka.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #peringatan #maulid #nabi #muhammad #merefleksikan #diri #dalam #meneladani #sosok #ayah #sekaligus #suami #yang #baik

KOMENTAR