Cegah Eskalasi Konflik Timteng Meluas, Ketum PBNU Gus Yahya Serukan Gencatan Senjata
– Jika konflik Timur Tengah (Timteng) tidak segera dihentikan, keterlibatan negara atau kelompok lain tidak berhenti pada Iran. Bahkan juga berpotensi menyulut respons dari kelompok radikal teroris.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, upaya perdamaian di Jalur Gaza tidak cukup hanya melibatkan Israel dan Palestina. Tapi juga negara lain, termasuk Amerika Serikat serta negara-negara di Timur Tengah lainnya.
”Di mana-mana sepanjang sejarah, sudah seperti hukum alam, setiap kali terjadi konflik dengan kekerasan, makin lama makin banyak pihak yang terlibat,” jelasnya.
Menurut Yahya, keterlibatan negara atau kelompok lain di tengah konflik Israel dan Palestina hanya soal waktu. Sebelum Israel meluncurkan ratusan rudal, kelompok Houthi di Yaman sudah merespons aksi brutal Israel.
Kelompok Houthi diketahui menyerang sejumlah kapal Israel dan kongsinya yang berlayar di sekitar sana. Dia juga menyampaikan jika eskalasi serangan Israel di Gaza semakin berkembang, tidak tertutup kemungkinan menjadi momentum gerakan kelompok radikal teroris di Timur Tengah.
Bagi dia, kondisi di Gaza sudah melampaui batas-batas kemanusiaan. Karena itu, harus segera dihentikan.
”Sekarang sudah, stop dulu. Setelah itu duduk bersama untuk mediasi,” tuturnya.
Menurut Yahya, baik dari Israel maupun Palestina, belum ada perkembangan yang signifikan terkait dengan resolusi damai. Begitu pun negara lain seperti Amerika Serikat yang memiliki peran penting belum menunjukkan komitmen besar untuk perdamaian di Gaza.
Pada kesempatan itu, Yahya juga merespons foto kunjungannya ke Israel dan bertemu dengan Benjamin Netanyahu yang belakangan banyak beredar di berbagai platform. Dia mengatakan, pertemuan itu terjadi pada 2018 lalu. Saat itu sebagai katib aam PBNU, dia diundang untuk berbicara dalam forum pemuka Yahudi dari penjuru dunia.
Pada kesempatan itu, Yahya berbicara soal perdamaian yang menjadi inti dari ajaran agama-agama. Setelah itu, dia bertemu dengan Netanyahu serta menyampaikan bahwa sikap Indonesia terhadap Israel tidak akan berubah selama belum ada kemerdekaan bagi Palestina. ”Saya memang jabat tangan dan senyum. Masak bertemu (Netanyahu) terus saya piting,” katanya, lantas tertawa.
Sementara itu, dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menlu Tiongkok Wang Yi kemarin, isu mengenai kawasan dan dunia turut dibahas keduanya. Terkait Timur Tengah, misalnya. Retno menyatakan, kedua Menlu memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya semua pihak menahan diri dan pentingnya untuk melakukan deeskalasi.(wan/mia/c19/ttg)
Tag: #cegah #eskalasi #konflik #timteng #meluas #ketum #pbnu #yahya #serukan #gencatan #senjata