Kala Kapolri Tetap Terapkan Contraflow Pasca Kecelakaan Maut Tol Japek, Pakar Sebut Berbahaya
Petugas gabungan membersihkan lokasi kejadian kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 58, Karawang, Jawa Barat, Senin (8/4/2024). Kecelakaan yang terjadi di jalur contraflow tersebut melibatkan dua minibus dan sebuah bus yang mengakibatkan 9 orang tewas dan 2 orang luka berat. Pakar sudah mengingatkan bahwa contraflow adalah rekayasa lalulintas paling berbahaya. Namun Kapolri memutuskan untuk tetap menerapkannya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 
11:01
9 April 2024

Kala Kapolri Tetap Terapkan Contraflow Pasca Kecelakaan Maut Tol Japek, Pakar Sebut Berbahaya

Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan penerapan jalur contraflow akan tetap berlaku di Tol Trans Jawa usai kecelakaan maut di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek (Japek).

Hal ini disampaikannya setelah melakukan kunjungan bersama Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, di RSUD Karawang, Jawa Barat, Senin (8/4/2024).

"Sehingga kemudian titik contraflow yang akan kita tempatkan yang kira-kira sesuai. Namun, di satu sisi memang contraflow tetap dibutuhkan," tuturnya, dikutip dari YouTube Kompas TV.

Kendati demikian, Listyo Sigit mengatakan tak menutup adanya evaluasi terkait penerapan skema contraflow selama mudik Lebaran berlangsung.

Dia kembali menegaskan contraflow dan skema one way atau satu jalur tetap dibutuhkan sesuai kondisi di lapangan.

"Untuk pengaturan contraflow tadi, ini semuanya tentunya akan terus kita evaluasi. Sehingga kemudian ada titik-titik yang kemudian kita akan one way, namun di titik lain akan kita ubah jadi contraflow," tegasnya.

Pakar: Contraflow Jadi Skema Rekayasa Lalulintas Paling Bahaya

Training Director & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengungkapkan contraflow menjadi skema rekayasa lalu lintas paling berbahaya ketimbang skema one way atau ganjil genap.

Pernyataan Jusri ini juga mengacu terkait peristiwa kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek yang mengakibatkan 12 orang tewas.

Jusri mengungkapkan alasan contraflow menjadi skema lalulintas paling membahayakan lantaran menggunakan jalur lawan dan kendaraan dari arah berlawanan masih ada.

Ditambah, tidak adanya rambu-rambu yang terlihat menjadi faktor lainnya contraflow menjadi skema rekayasa llaulintas paling berbahaya.

"Tempat istirahat juga di kanan. Lalu orang yang di jalur berlawanan, punya kondisi psikis yang kelelahan juga," kata Jusri, Senin, dikutip dari Kompas.com.

Jusri mengungkapkan, pengemudi yang berada di jalur berlawanan bukan menjadi prioritas di arus mudik.

Sehingga, sambungnya, mereka biasanya bakal melewati penutupan jalan hingga contraflow yang membuat lajurnya berkurang.

"Mereka mungkin sudah sangat frustrasi dengan situasi di jalan, mereka juga letih. Makannya akan mudah mengalami situasi hilang kendali," jelasnya.

Tak hanya itu, pengemudi di jalur tersebut bakal memacu kecepatannya hingga menyebabkan kondisi psikisnya tidak siap dan menaikan risiko kecelakaan.

"Orang yang memakai jalur contraflow juga sama situasinya. Bahkan dalam kondisi itu, kita gampang terlena, padahal sedang berada di situasi yang sangat membahayakan," kata Jusri.

Jusri menambahkan saat berada di jalur contraflow, maka tidak ada ruang buat mengamankan diri.

Adapun sisi kiri jalan bertemu dengan tembok, sedangkan kanan ada mobil dari arah yang berlawanan.

Sehingga, faktor kondisi jalan seperti ini juga semakin membuat pengemudi dalam keadaan berbahaya.

Senada, pakar transportasi Universitas Indonesia (UI), Ellen Tangkudung, juga menganggap keamanan pengemudi saat skema contraflow diterapkan menjadi rendah.

Ellen menilai penerapan contraflow hanya bisa diterapkan untuk mengurai kemacetan di dalam kota.

Menurutnya, skema tersebut tidak bisa diterapkan di jalan tol atau jalan antar provinsi.

"Contraflow kan harusnya cuma ada di dalam kota. Kalau sudah di luar kota dan jalurnya panjang, maka memang itu safet-nya sangat rendah," tuturnya di program Breaking News Kompas TV.

Ellen mengatakan bukti bahwa skema contraflow rendah ketika diterapkan di jalan tol adalah kecelakaan maut di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin pagi kemarin.

Pasca-insiden kecelakaan maut tersebut, dia pun berharap tidak perlunya lagi penerapan contraflow dan diganti menjadi penerapan jalan satu arah atau one way.

"Oleh karena itu saya mengharapkan tidak ada lagi contraflow. Lebih baik satu arah. Kalau satu arah kan sepenuhnya menggunakan arah yang sama," ujarnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #kala #kapolri #tetap #terapkan #contraflow #pasca #kecelakaan #maut #japek #pakar #sebut #berbahaya

KOMENTAR