Sempat Raih Predikat Cumlaude, Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Berujung Ditangguhkan UI
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia saat sidang terbuka promosi doktor yang digelar oleh Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI, Depok pada Rabu (16/10/2024). Gelar doktor Bahlil ditangguhkan oleh UI. Padahal, disertasi yang dibuatnya sempat membuatnya dipuji dan meraih predikat cumlaude. 
16:58
13 November 2024

Sempat Raih Predikat Cumlaude, Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Berujung Ditangguhkan UI

Universitas Indonesia (UI) mengumumkan penangguhan gelar doktor atau S3 dari Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia yang merupakan lulusan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG).

Berdasarkan rilis pers yang diterima Tribunnews.com, keputusan ini diambil setelah adanya rapat empat organ UI yang digelar pada Selasa (11/11/2024).

"Mengingat langkah-langkah yang telah diambil oleh UI, kelulusan BL mahasiswa Program Doktor (S3) SKSG ditangguhkan mengikuti Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2022, selanjutnya akan mengikuti keputusan sidang etik," demikian pernyataan UI dikutip pada Rabu (13/11/2024).

UI pun meminta maaf atas diluluskannya Bahlil Lahadalia dalam program doktor SKSG.

Pihak kampus bakal mengambil langkah-langkah untuk mengatasi hal serupa tidak terjadi lagi.

"UI meminta maaf kepada masyarakat atas permasalahan terkait BL, mahasiswa Program Doktor (S3) SKSG."

"UI mengakui bahwa permasalahan ini, antara lain bersumber dari kekurangan UI sendiri, dan tengah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya baik dari segi akademik maupun etika," jelasnya.

Secara keseluruhan, UI pun melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait tata kelola program doktor di SKSG.


Tim investigasi pun diturunkan untuk melakukan audit terkait penyelenggaraan proses akademik di SKSG.

"Tim Investigasi Pengawasan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari unsur Senat Akademik dan Dewan Guru Besar telah melakukan audit investigatif terhadap penyelenggaraan Program Doktor (S3) di SKSG yang mencakup pemenuhan persyaratan penerimaan mahasiswa, proses pembimbingan, publikasi, syarat kelulusan, dan pelaksanaan ujian," jelas UI.

Selama proses investigasi berlangsung, UI juga memutuskan untuk menunda penerimaan mahasiswa baru di Program Doktor SKSG.

Tak cuma itu, buntut dari disertasi Bahlil ini, Dewan Guru Besar (DGB) UI bakal melakukan sidang etik terkait proses pembimbingan mahasiswa Program Doktor SKSG.

"Langkah ini diambil untuk memastikan penyelenggaraan pendidikan di UI dilakukan secara profesional dan bebas dari potensi konflik kepentingan," pungkasnya.

Bahlil Sempat Peroleh Predikat Cumlaude

Sebelum ditangguhkan, gelar doktor yang diraih Bahlil berasal dari disertasi yang dibuatnya berjudul 'Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia'.

Adapun sidang doktoral Bahlil digelar pada 16 Oktober 2024 lalu di Gedung Makara Art Center, Kampus UI, Depok.

Bahlil pun dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude yang disampaikan oleh Guru Besar SKSG UI sekaligus ketua sidang, I Ketut Surajaya.

"Maka, berdasarkan semua ini, tim penguji memutuskan untuk mengangkat Saudara Bahlil Lahadalia menjadi doktor dalam Program Studi Kajian Stratejik dan Global dengan yudisium cumlaude," kata Ketut dikutip dari YouTube Universitas Indonesia.

Sementara menurut Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UI sekaligus promotor sidang, Candra Wijaya, topik disertasi dari Bahlil begitu penting karena berkaitan dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Indonesia, salah satunya adalah nikel.

Candra juga menilai hasil penelitian Bahlil dapat menjadi peringatan kepada pemerintah agar tidak menjadikan Indonesia justru seakan menerima 'kutukan' buntut kekayaan SDA yang dimiliki.

"Jangan sampai menjadi negara yang gagal karena mengalami kutukan sumber daya alam," tuturnya.

Selain itu, Candra turut memuji disertasi Bahlil yang menyoroti penurunan industri manufaktur di Indonesia dalam dua tahun terakhir dan mempengaruhi produk domestik bruto (PDB).

Kemudian, Bahlil juga dipuji karena menjadikan rumusan masalah terkait Indonesia yang masih masuk dalam kategori negara berpenghasilan menengah atau middle-income trap.

Dengan rumusan masalah tersebut, Candra menuturkan Bahlil melakukan penelitian terkait dampak hilirisasi nikel untuk menaikan ekonomi Indonesia.

Namun, nyatanya, hasil penelitian Bahlil menunjukkan kebijakan hilirisasi nikel belum berdampak kepada masyarakat sekitar meski telah menaikkan pendapatan negara.

"Doktor Bahlil, dalam penelitiannya, menemukan bahwa hilirisasi nikel yang telah dilakukan ternyata masih belum berkeadilan dan berkelanjutan," jelas Candra.

Candra menuturkan disertasi Bahlil diharapkan mampu menjadi evaluasi pemerintah terkait kebijakan hilirisasi nikel dari sisi ekonomi hingga sosial.

Evaluasi itu, sambungnya, semata-mata demi mewujudkan hilirisasi nikel yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Tempuh Program Doktor Kurang dari 2 Tahun

Selain predikat cumlaude yang diraihnya, Bahlil juga disebut hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 tahun untuk menyelesaikan program doktornya.

Dikutip dari laman pddikti.kemdikbud.go.id, Bahlil tercatat menjadi mahasiswa S3 di UI pada 13 Februari 2023.

Jika merujuk pada tanggal masuk, maka Bahlil hanya membutuhkan waktu 1 tahun 8 bulan untuk menyelesaikan kuliah doktoralnya.

Adapun yang menjadi sorotan adalah, padahal tertera adanya aturan akademik yakni beban studi Program Doktor Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI adalah 48-52 SKS.

Beban tersebut dijadwalkan dapat ditempuh selama 6 semester atau dapat ditempuh paling cepat 4 semester.

Terkait hal ini, Kepala Biro Humas UI, Amelita Lusia menuturkan Bahlil adalah mahasiswa S3 UI di SKSG yang melakukan studi berdasarkan riset.

"Masa studi antara 4-10 semester," katanya pada Tribunnews.com pada Rabu (16/10/2024).

Amelita juga memastikan program studi doktoral Bahlil sudah sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 26 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Program Doktor.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

 

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #sempat #raih #predikat #cumlaude #gelar #doktor #bahlil #lahadalia #berujung #ditangguhkan

KOMENTAR