32
Jumpa pers Komdigi dengan Menteri Meutya Hafid usai pelantikan di Istana Negara Jakarta, Senin (21/10). (Istimewa)
14:48
12 November 2024
Transaksi Pinjol di Jakarta Tembus Rp11 Triliun, Menkomdigi Meutya Hafid Ingatkan Risiko Rusak Rumah Tangga dan Ancaman Jiwa
- Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebut, transaksi pinjaman online (pinjol) di Jakarta telah tembus Rp 11 triliun lebih. Untuk itu, masyarakat diminta berhati-hati dalam melakukan pinjaman online. Hal itu disampaikan Meutya Hafid saat menggelar edukasi dan Pelatihan Literasi Digital dengan Tema "Pencegahan dan Penanganan Judi Online (Judol) di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat" di RPTRA Intiland Teduh, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024). "Pinjol untuk DKI itu angkanya sampai sebelas koma sekian triliun (rupiah) Pak. Jadi ini juga membahayakan," ujar Meutya di lokasi. Meutya mengatakan, jeratan pinjol bisa berdampak negatif ke berbagai kehidupan masyarakat. Mulai dari memicu pertengkaran rumah tangga yang berujung perceraian hingga bunuh diri. Apalagi, kata Meutya, saat ini jeratan pinjol tidak memandang status ataupun pekerjaan. Hampir semua status sosial ikut melakukan pinjaman online. Baik karyawan, pengusaha, pedagang, pelajar, ibu-ibu rumah tangga hingga aparat penegak hukum. "Kalau pinjol biasanya bukan anak-anaknya. Mungkin orang tuanya karena kebutuhan mendadak, kemudian ah yang paling mudah pinjol. Tapi diusahakan, dihindari betul," terangnya. Meutya juga mengedukasi terkait bahaya judi online. Ia mengatakan, wilayah Cilincing merupakan salah satu daerah dengan jumlah pemain judi online (judol) tertinggi di Jakarta. Untuk itu, diharapkan orang tua ikut berperan menjauhi anak-anak dari judi online. “Karena katanya di Cilincing ini salah satu yang judolnya tertinggi di DKI Jakarta. Kita harus melihat data, ini data PPATK ya,” ujar Meutya Hafid di RPTRA Intiland Teduh, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024). Ia menjelaskan, saat ini sebanyak 200 ribu anak Indonesia di bawah usia 19 tahun sudah terlibat judi online. Kemudian, anak di bawah usia10 tahun sebanyak 80 ribu pemain. “Karena kami tidak bisa menjangkau rumah-rumah tangga. Karena sekarang, tadi kalau datanya di bawah 19 tahun ada 200 ribu. Di bawah 10 tahun ada kurang lebih 80 ribu. Dia pakai akun-akun orang tuanya. Bisa mengakses biasanya lewat games,” terangnya. “Ini yang tidak mungkin kami dari Kementerian jangkau sendiri. Kami harus kerjasama dengan Ibu-Ibu, orang tua, Ibu Bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya,” sambung Meutya Hafid.
Editor: Kuswandi
Tag: #transaksi #pinjol #jakarta #tembus #rp11 #triliun #menkomdigi #meutya #hafid #ingatkan #risiko #rusak #rumah #tangga #ancaman #jiwa