Seloroh Raja Juli Antoni: Belum Pernah Ada Dalam Sejarah Membantu Dua Anak Presiden
Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Wamen Raja Juli Antoni dan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dan Sekjen PSI Raja Juli (Kiri). 
18:13
11 Maret 2024

Seloroh Raja Juli Antoni: Belum Pernah Ada Dalam Sejarah Membantu Dua Anak Presiden

- Raja Juli Antoni mengucap syukur karena dirinya mendapatkan kepercayaan untuk mengemban jabatan Wakil Menteri ATR/BPN sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) 2024, di Jakarta, minggu lalu, Raja Juli berseloroh soal jabatannya saat ini membantu dua anak presiden.

"Saya bersyukur hari ini bisa membantu dua anak presiden, di partai (PSI) saya menjadi sekjennya mas ketum Kaesang Pangarep, di Kementerian ATR/BPN saya menjadi wakilnya Mas Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)," tulis Raja Juli di akun Instagram pribadinya, dikutip Tribun, Senin (11/3/2024).

Diketahui Kaesang Pangarep adalah Ketua Umum PSI yang juga anak Presiden Joko Widodo.

Sementara AHY adalah Menteri ATR/Kepala BPN, putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (AHY).

"Mungkin belum ada dalam sejarah membantu dua anak presiden, nanti akan saya masukan dalam biografi saya," kata Raja disambut tawa tamu yang hadir.

Cerita Raja Juli ditunjuk Jokowi jadi wamen

Raja Juli Antoni menceritakan awal mula dirinya ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Mulanya, pada Selasa 14 Juni, lalu dirinya mendapat pesan melalui whatsapp dari salah seorang ajudan Presiden Jokowi.

Dimana, dalam pesan singkat tersebut, sang ajudan presiden meminta Raja Juli Antoni untuk stanby atau bersiap.

Saat itu, tak diinformasikan bahwa harus menghadap Presiden di Istana Merdeka Jakarta atau Istana Bogor.

Hal itu diungkapkan Antoni saat sesi wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Jakarta, Jumat (15/7/2022).

"Satu hari sebelum pelantikan hari Selasa tanggal 14, saya kira-kira jam 11.00 WIB, saya di whatsapp oleh salah satu ajudan Pak Jokowi, agar saya stanby dengan sore, kemungkinan sore bapak (Jokowi) akan memanggil saya," ungkap Antoni.

Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu juga sempat menanyakan kembali kepada ajudan presiden tersebut pada pukul 16.00 WIB.

Pasalnya, jika pertemuan dilakukan di Istana Bogor, dirinya harus melaku perjalanan dari Jakarta. Namun, sebaliknya jika dilakukan di Istana Merdeka Jakarta, ia menunggu di Kantor DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim.

"Sekitar pukul 4 (16.00), belum ada kabar, saya menyapa beliau (ajudan), apa di Istana Merdeka atau Istana Bogor. Kalau di Bogor saya harus pindah karena saya stanby di kantor pusat PSI di Wahid Hasyim. Kemudian beliau mengarahkan saya, beliau (Presiden) mau bertemu di Jam 5 (17.00 WIB,) di Istana Merdeka. Jadi saya kesana," katanya.

Saat tiba di Istana Jakarta, Antoni mengaku sempat menunggu di ruang tunggu. Bahkan, ia berusaha agar kedatangannya ke Istana tak diketahui oleh awak media.

Pasalnya, saat itu tengah ramai soal siapa saja tokoh yang akan masuk ke dalam kabinet Pemerintahan.

"Cukup lama menunggu dan saya berhasil untuk tidak terlibat oleh wartawan, Alhamdulillah saya tidak ketemu dan masuk agak lama, hampir 1 jam saya di ruang tunggu dan saya sendiri disana. Kemudian saya dipanggil masuk, di dalam sudah ada Pak Presiden dan Pak Menteri Hadi," ungkapnya.

Sigkat cerita, kata Antoni, Presiden Jokowi langsung mengenalkan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri ATR/BPN dan dirinya sebagai Wakil Menteri ATR/BPN.

"Supaya lebih simpel, saya kenalkan langsung, ini menterinya, ini wakil menterinya," ujar Antoni menceritakan ucapan Jokowi kala itu.

Mantan Direktur Eksekutif Maarif Institute itu mengatakan, bahwa dirinya sebelumnya sudah pernah bertemu Hadi Tjanjanto, namun hubungannya tak akrab.

Dalam kesempatan itu, kata Antoni, Presiden Jokowi langsung memberikan tiga arahan khusus yang harus dikerjakan Kementerian ATR/BPN.

Pertama, Presiden meminta untuk melanjutkan program sertifiksi rakyat.

"Tanah akan memiliki nilai ekonomi kalau memang ada sertifikasi, legal formalnya sehingga ada kepastian hukum, dan berdampak pada perbaikan ekonomi masyarakat," ucapmya.

Kedua, Presiden meminta agar bisa menyelesaikan sejumlah permasalagan tentang konflik agraria.

"Di dalamnya juga pemberantasan mafia tanah dan ini kembali ramai," terangnya.

"Ketiga soal (lahan) Ibu Kota Negara (IKN)," sambungnya.

"Setelah itu saya keluar dengan Pak Hadi berbarengan, karena Pak Hadi mantan Panglima TNI, jadi pintunya melalui pintu dekat masjid. Saya kembali bisa tidak terlihah oleh wartawan," ujarnya.

Sosok Raja Juli

Raja Juli Antoni lahir pada 13 Juli 1977 di Pekanbaru, Riau.

Pria berusia 44 tahun tersebut pernah mengemban sejumlah jabatan di PSI.

Diantaranya Sekjen hingga sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan DPP PSI.

Sebelum bergabung dengan PSI, dia merupakan politikus PDIP (2009-2014).

Dikutip dari situs www.rajajuliantoni.com, Toni merupakan lulusan IAIN (sekarang UIN) Jakarta pada tahun 2001 dengan menulis penelitian berjudul Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci.

Tahun 2004 Toni mendapat beasiswa Chevening Award untuk studi master di The Department of Peace Studies, The University of Bradford, Inggris.

Pada tahun 2010 dengan beasiswa dari Australian Development Scholarhip (ADS), meneruskan studi doctoral di School of Political Science and International Studies, the University of Queensland, Australia.

Dengan menyelesaikan studinya, Toni kini memiliki gelar PhD.

Masih dalam laman yang sama, Toni menjadi Direktur Eksekutif MAARIF Institute (2005-2009).

Sekarang menjadi Direktur eksekutif The Indonesian Institute (TII).

Raja Juli Antoni juga aktif menulis berbagai Media Nasional.

Pada tahun 2015, Raja Juli pernah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Dikutip dari Tribunnews.com, Raja Juli memilih mundur dan tak melanjutkan proses pencalonan.

"Saya merasa terhormat dicalonkan menjadi salah seorang kandidat PP Muhammadiyah. Tapi pada periode ini saya mohon maaf tidak bisa meneruskan pencalonan ini. Saya memilih berdakwah melalui partai politik dengan mendirikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Saya akan berusaha melaksanakan spirit dakwah amar makruf nahi mungkar Muhammadiyah melalui jalur struktural," ungkap mantan direktur eksekutif Maarif Institute yang biasa disapa Toni ini.

Toni yang merupakan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) ini mengatakan sebagai kader ia paham bahwa salah satu kekuatan Muhammadiyah adalah kesadaran Muhammadiyah secara institusional menjaga jarak yang sama (political disengagement) dengan partai politik apapun.

Dengan demikian dakwah Muhammadiyah dapat terus berlangsung dan memiliki kekuatan moral yang independen untuk bekerja sama maupun mengkritik pemerintah.

"Saya berharap Muhammadiyah terus menjadi Islamic civil society yang independen yang membantu pemerintah mendidik dan mensejahterkan rakyat," tegas Sekjen PSI ini.

Kini Raja Juli telah resmi dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada Rabu (15/6/2022). (*)

Editor: Wahyu Aji

Tag:  #seloroh #raja #juli #antoni #belum #pernah #dalam #sejarah #membantu #anak #presiden

KOMENTAR