BNPB Prediksi Musim Kemarau 2024 Tidak Terlalu Panjang, Kebakaran Hutan dan Lahan Lebih Minim
Suharyanto saat di Ruang Pusdalops BNPB - BNPB dan BMKG memprediksi musim kemarai pada 2024 tidak akan panjang, sehingga kebakaran hutan dan lahan akan lebih minim. 
11:06
12 Januari 2024

BNPB Prediksi Musim Kemarau 2024 Tidak Terlalu Panjang, Kebakaran Hutan dan Lahan Lebih Minim

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI menyatakan, tidak ada fenomena El Nino pada 2024.

Adapun, El Nino sendiri adalah fenomena iklim yang dapat menyebabkan kemarau panjang yang berbuntut pada cuaca ekstrem.

BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim panas di tahun 2024 tidak akan panjang.

Sehingga, Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) akan lebih minim terjadi, tidak seperti 2023 lalu.

Meski demikian, Kepala BNPB RI, Letnan Jenderal TNI Suharyanto tetap mempersiapkan antisipasi jika terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"2024 ini tidak El Nino, jadi kami prediksi atau diprediksi oleh BMKG, ini musim panasnya tidak terlalu panjang (tahun 2024)."

"Sehingga kebakaran hutan dan lahannya diprediksi tidak sehebat 2023, tapi pasti ada, jadi kami tetap siapkan (antisipasi)," ujarnya, di Ruang Pusdalops BNPB, Graha BNPB lt. 11, Jalan Pramuka Kav 38, Jakarta Timur, Jumat (12/1/2024).

Lebih lanjut, Suharyanto menuturkan, total ada enam provinsi yang mendapat atensi dan prioritas dalam menghadapi musim kemarau dan penanganan karhutla, sebagai berikut:

  • Riau
  • Jambi
  • Sumatera Selatan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Selatan

Kendati demikian, Suharyanto menyatakan, berdasarkan pada data 2023 lalu, di luar provinsi prioritas, ternyata ada juga daerah lain yang perlu diperhatikan.

"Tapi, berdasarkan data di 2023 ternyata di luar provinsi prioritas juga ada daerah-daerah lain, seperti Papua, Kalimantan Timur, ada juga Jawa Timur, Nusa Tenggara," ungkapnya.

Selain itu, Suharyanto juga mengungkapkan, pada 2023 banyak tempat pembuangan sampah yang terbakar.

Ia pun berharap, 2024 ini tak terjadi hal serupa lagi.

Namun, apabila terjadi pun, Suharyanto mengatakan, pihaknya sudah mempunyai pengalaman untuk menangani hal tersebut.

"Dan anehnya di 2023 itu, banyak TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang terbakar, ada 16, mudah-mudahan di 2024 itu tidak terjadi," ujarnya.

"Tapi, kalaupun terjadi, kita sudah punya pengalaman untuk menangani," imbuhnya.

Suharyanto menegaskan, yang terpenting adalah satuan tugas (satgas) darat harus bergerak lebih cepat ketika kebakaran terjadi.

Sehingga, tidak hanya mengandalkan operasi udara untuk memadamkan api.

"Intinya, kita harus lebih cepat duluan dan tidak mengandalkan operasi udara, tapi satgas darat itu harus cepat, jadi api sebelum besar sudah dipadamkan duluan," ungkap Suharyanto.

"Dan teknologi modifikasi cuaca juga sangat membantu," pungkasnya.

Antisipasi Kekeringan dan Kekurangan Air

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Maluku di VIP Bandara Internasional Pattimura, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Kamis (12/1/2023). - BNPB dan BMKG memprediksi musim kemarai pada 2024 tidak akan panjang, sehingga kebakaran hutan dan lahan akan lebih minim. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Maluku di VIP Bandara Internasional Pattimura, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Kamis (12/1/2023). - BNPB dan BMKG memprediksi musim kemarai pada 2024 tidak akan panjang, sehingga kebakaran hutan dan lahan akan lebih minim. (Dokumentasi BNPB)

Suharyanto juga menjelaskan cara mengantisipasi jika nantinya ada kekeringan hingga kekurangan air di berbagai daerah.

Menurut Suharyanto, dalam menangani kekurangan air, pemerintah daerah juga harus turut beperan aktif agar tidak terjadi kekeringan bekepanjangan.

"Di samping ada kebakaran hutan dan lahan, juga ada kesulitan air. Nah, kesulitan air ini kan harus dilakukan sebelumnya, ini pemerintah daerah harus proaktif," jelasnya.

Dalam hal ini, dijelaskan Suharyanto, BNPB membantu pendampingan hingga anggaran.

"Contoh misalnya di Gunung Kidul, itu setiap tahun namanya Gunung Kidul selalu kesulitan air, kalau kita terjebak situasi itu kan tidak maju-maju, makannya kan sekarang teknologi semakin tinggi ya, dibuatlah sumur yang dalam."

"Kalaupun tidak bisa dibuat sumur yang dalam, dialirkan dari mata air yang jauh, dibuat bak-bak penampungan. Kalau tidak bisa juga, dibuat tanki-tanki air, ya itu tugasnya BNPB dengan pemerintah daerah membantu itu."

"Sehingga, pada saat terjadi El Nino, kekeringan air, masyarakat ada solusinya," jelas Suharyanto.

(Tribunnews.com/Rifqah)

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #bnpb #prediksi #musim #kemarau #2024 #tidak #terlalu #panjang #kebakaran #hutan #lahan #lebih #minim

KOMENTAR