RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang buka layanan poliklinik darurat pascabanjir (dok. Ist)
11:16
12 Desember 2025

RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir

Baca 10 detik
  • RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang membuka layanan poliklinik darurat pada Rabu (10/12) di ruang belakang IGD akibat kerusakan parah pascabanjir.
  • Layanan darurat ini menangani peningkatan kasus penyakit kulit dan gangguan pernapasan yang dialami warga pasca bencana banjir.
  • Kebutuhan obat terpenuhi melalui bantuan eksternal karena sebagian besar stok lama tidak dapat digunakan sebab terendam lumpur.

RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang kembali membuka layanan poliklinik darurat setelah banjir besar melumpuhkan seluruh fasilitas rumah sakit. 

Sejak Rabu (10/12), layanan poli mulai berjalan meski bangunan utama masih rusak berat dan dipenuhi lumpur, sementara warga datang dengan keluhan penyakit kulit dan gangguan pernapasan yang meningkat pascabanjir.

Pelaksana pelayanan dari RS Kemenkes Adam Malik, dr. Ade Rachmat Yudiyanto, SpA(K), memastikan bahwa pembukaan poli darurat dilakukan di ruang belakang IGD. Seluruh layanan dipindahkan sementara karena struktur bangunan lama masih tidak layak digunakan.

“Yang penting pelayanan tidak berhenti. Ruangan ideal belum siap, tapi kita hidupkan dulu rumah sakitnya,” kata Ade dalam keterangannya, Jumat (12/12/2025).

Beberapa layanan yang mulai berjalan antara lain poli paru, rehabilitasi medik, penyakit dalam, kulit, kandungan, dan poli anak. Selain itu, sejumlah dokter umum dikerahkan untuk memperkuat triase IGD sekaligus membantu pemeriksaan poli.

Seluruh ruang pelayanan masih jauh dari standar karena bangunan lama terdampak lumpur tebal. Penataan dilakukan dengan memanfaatkan area yang paling memungkinkan digunakan.

“Meja pemeriksaan, tempat duduk pasien, hingga alur antrean dirancang sederhana agar aktivitas dapat tetap berlangsung tanpa menghambat pasien,” kata Ade.

Meski fasilitas jauh dari standar, antrean pasien sudah terlihat sejak pagi. Banyak warga memanfaatkan pembukaan poli darurat karena keluhan pascabanjir yang mulai merebak.

Keluhan terbanyak yang masuk antara lain infeksi kulit akibat air kotor serta gangguan pernapasan dari paparan lumpur dan lingkungan lembap. Dokter menempatkan layanan di meja terpisah sesuai poli, dengan petugas tambahan yang mengatur alur kedatangan pasien.

Ade memperkirakan kondisi darurat akan berlangsung beberapa pekan hingga ruangan poli permanen selesai dibersihkan dan diperbaiki.

Meski masih dalam kondisi darurat, dipastikan kalau pasokan obat masih aman untuk mendukung IGD, perawatan darurat, dan poli. Sebagian besar stok obat lama tidak dapat digunakan karena terendam lumpur.

Menurut Ade, hanya kurang dari 10 persen obat lama yang dapat diselamatkan karena risiko kontaminasi.

“Daripada berisiko, lebih baik dibuang. Kita pakai yang benar-benar aman,” ujarnya.

Kebutuhan obat kini dipenuhi melalui bantuan RS Kemenkes Adam Malik, tim Universitas Indonesia, serta Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI). Bantuan yang datang termasuk obat infeksi, analgesik, obat kulit, dan perbekalan medis dasar.

Tim farmasi rumah sakit langsung menginventarisasi ulang stok yang masuk dan menata ruang penyimpanan sementara agar aman dari sisa lumpur.

“Dengan pasokan yang tersedia, pelayanan IGD, perawatan inap darurat, dan poli dapat berjalan tanpa gangguan. Tidak ada kasus yang tertunda karena kekurangan obat selama hari pertama,” tuturnya.

Ia menambahkan, ketersediaan obat saat ini telah lebih dari cukup, meski pengelolaan tetap dilakukan ketat karena situasi darurat masih berlangsung. Ruang penyimpanan obat sementara juga telah ditata agar distribusi lebih cepat dan aman dari sisa lumpur.

Editor: Vania Rossa

Tag:  #rsud #aceh #tamiang #kembali #buka #warga #keluhkan #penyakit #kulit #gangguan #pernapasan #pascabanjir

KOMENTAR