Dari Pameran Megah ke Balik Jeruji, Mengapa Puluhan Calon Pengantin Bisa Tertipu WO Ayu Puspita?
Penipuan wedding organizer (WO) Ayu Puspita. (Suara.com/Aldie)
12:04
11 Desember 2025

Dari Pameran Megah ke Balik Jeruji, Mengapa Puluhan Calon Pengantin Bisa Tertipu WO Ayu Puspita?

Baca 10 detik
  • WO Ayu Puspita menipu puluhan calon pengantin dengan modus profesionalitas, harga miring, dan bonus menggiurkan.
  • Kasus ini terungkap Desember 2025 setelah layanan pernikahan lunas raib; korban menggerebek dan melaporkan kasus ini ke polisi.
  • Polda Metro Jaya menetapkan lima tersangka dengan total kerugian korban mencapai Rp16 miliar.

Suasana Jakarta International Convention Center (JICC) pada 17 Agustus 2025 tampak riuh oleh harapan dan mimpi. Di tengah gemerlap pameran Jakarta Wedding Festival, Nadia (27) dan pasangannya melangkah antusias dari satu stan ke stan lain, merangkai rencana untuk hari paling bahagia dalam hidup mereka.

Di antara puluhan pilihan vendor, satu stan dengan desain elegan berhasil mencuri perhatian mereka: by Ayu Puspita.

Seorang tenaga pemasaran menyambut dengan ramah, memaparkan paket-paket pernikahan dengan penawaran yang seolah "haram" untuk ditolak. Diskon besar-besaran, hingga deretan bonus menggiurkan—mulai dari honeymoon gratis ke Bali hingga ratusan porsi Sushi Tei—terhampar manis di atas meja.

"Kita PT, Kak. Kalau ada apa-apa aman, bisa nuntutnya, berbadan hukum," ujar sang marketing meyakinkan Nadia dengan penuh percaya diri.

Nadia, calon pengantin asal Bekasi yang dikenal cermat, tidak serta-merta terbuai. Ia melakukan prosedur standar yang seharusnya dilakukan setiap konsumen: memeriksa rekam jejak.

Hasilnya tampak sempurna. Akun Instagram yang verified, ulasan positif yang membanjiri kolom komentar, dan nihilnya berita miring soal WO Ayu Puspita di mesin pencari. Terlebih lagi, kehadiran mereka di pameran sekelas Jakarta Wedding Festival di JICC seolah menjadi stempel legitimasi yang tak terbantahkan.

Namun, keyakinan yang dibangun di tengah gemerlap pameran itu runtuh hanya dalam hitungan bulan. Panggung pernikahan impian berubah menjadi drama penggerebekan dan laporan polisi. Nadia, bersama puluhan pasangan lainnya, kini menyandang status sebagai korban penipuan WO Ayu Puspita yang kasusnya tengah digarap aparat kepolisian.

Infografis kasus penipuan wedding organizer (WO) Ayu Puspita. (Suara.com/Aldie) PerbesarInfografis kasus penipuan wedding organizer (WO) Ayu Puspita. (Suara.com/Aldie)

Klarifikasi dan Dalih Sang Owner

Sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka, Ayu Puspita sempat muncul dalam sebuah video klarifikasi yang viral di media sosial. Dalam tayangan tersebut, ia berdalih tengah berupaya menjual aset pribadinya untuk mengganti kerugian para klien.

“Saya ada KPR, di situ saya DP-nya lumayan besar. Saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund,” ujarnya dalam video tersebut.

Ayu Puspita juga mengklaim bahwa insiden ini adalah "kerikil" pertama dalam perjalanan bisnisnya yang selama ini diklaim mulus.

“Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” katanya membela diri.

Bagaimana WO Ayu Puspita Menjerat Korban?

Kasus yang meledak pada awal Desember 2025 ini mengungkap fakta kelam. Puluhan pasangan melaporkan layanan yang telah lunas—katering, dekorasi, hingga rias—raib di hari H. Pesta yang seharusnya menjadi perayaan cinta berubah menjadi panggung kekacauan dan air mata.

Para korban yang ditaksir merugi hingga miliaran rupiah bergerak cepat. Melalui koordinasi di grup media sosial, mereka menggerebek kediaman Ayu Puspita di rumah mertuanya di Jakarta Timur, sebelum akhirnya menyerahkannya ke Polres Metro Jakarta Utara.

Berdasarkan keterangan korban seperti Nadia dan analisis para ahli, modus operandi WO Ayu Puspita mengikuti pola rapi yang mematikan:

1. Topeng Profesionalitas

WO Ayu Puspita jauh dari kesan usaha abal-abal. Berbadan hukum (PT), eksis secara profesional di media sosial, dan berani menyewa stan mahal di pameran besar menjadi modal utama untuk membius kepercayaan korban.

2. Jebakan Harga Miring dan Bonus Mewah

Diskon tak masuk akal menjadi umpan. Nadia mendapatkan paket senilai Rp179 juta hanya dengan membayar Rp137 juta. Iming-iming honeymoon ke Bali dan ratusan porsi sushi menjadi pemanis yang sulit ditampik.

3. Menciptakan Urgensi Palsu

Setelah Nadia membayar DP Rp73 juta, ia terus didesak untuk melunasi pembayaran demi mendapatkan potongan tambahan Rp10 juta.

"Waktu itu untuk full payment, sebenarnya aku nggak ada uangnya," kenang Nadia.

Demi mengejar "hemat", keluarganya mencarikan dana talangan. Pada 22 Agustus, transfer sebesar Rp64 juta dilakukan. Dalam sekejap, total Rp137 juta uang kerja keras keluarganya lenyap. Mimpi buruk itu baru disadari Nadia lewat pesan singkat seorang teman.

"Dia nge-share semua berita yang ada di media sosial soal WO Ayu Puspita. Di situ, lah aku baru tahu dan deg-degan, ini beneran nggak ini. Ternyata benar," ungkap Nadia getir.

4. Skema Ponzi: Gali Lubang Tutup Lubang

Ayu Puspita Dinanti PerbesarAyu Puspita Dinanti

Banyak kasus penipuan WO tidak dimulai dengan niat jahat, melainkan mismanagement. Pelaku menggunakan uang dari klien baru (seperti Nadia) untuk menutupi biaya acara klien lama. Ketika arus kas macet, seluruh sistem runtuh bak kartu domino.

Alarm Keras Bagi Konsumen dan Pemerintah

Kasus ini menjadi pelajaran mahal. Harga murah patut dicurigai, pelunasan di muka sangat berisiko, dan kontrak harus mengikat secara hukum.

Sekretaris Eksekutif Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Rio Priambodo, menyoroti perlunya perbaikan sistemik agar kasus serupa tak terus berulang.

"Perlu didorong untuk proses pidana sebagai efek jera, tanpa mengesampingkan ganti rugi bagi korban, serta perlu didorong penyidikan yang transparan dalam mengungkap aliran dana serta aset," ujarnya kepada media.

Ia juga mendesak pemerintah mempercepat amandemen Undang-Undang Perlindungan Konsumen agar posisi konsumen jasa seperti WO tidak selalu menjadi pihak yang lemah.

Polda Metro Jaya Turun Tangan: Kerugian Tembus Rp16 Miliar

Melihat skala kasus yang masif, Polda Metro Jaya mengambil langkah tegas dengan menarik seluruh penyelidikan.

"Keseluruhan perkara WO PT Ayu Puspita Sejahtera ini akan ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya secara komprehensif," tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto.

Polisi telah menetapkan lima orang tersangka. Selain Ayu Puspita sebagai otak utama, empat pegawainya berinisial D, B, H, dan R turut dijerat Pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan.

Data sementara mencatat jumlah korban mencapai 87 orang dengan total kerugian menyentuh angka fantastis: Rp16 miliar. Angka ini diprediksi masih bisa bertambah seiring verifikasi bukti transfer yang dilakukan polisi.

"Kami mengimbau kepada masyarakat ataupun yang menjadi korban bisa melaporkan kepada pusat layanan yang sudah disiapkan oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya," jelas Budi.

Meski Ayu Puspita kini telah mendekam di balik jeruji besi, perjuangan Nadia dan puluhan korban lainnya belum usai. Mereka kini menempuh jalur perdata, menggantungkan harapan agar uang hasil keringat mereka bisa kembali.

"Aku berharap gugatan kita secara perdata menang dan uang bakal kembali ke para korban termasuk aku," tutup Nadia dengan penuh pengharapan.

Editor: Dwi Bowo Raharjo

Tag:  #dari #pameran #megah #balik #jeruji #mengapa #puluhan #calon #pengantin #bisa #tertipu #puspita

KOMENTAR