Ketika Toga Beralih Fungsi, Jadi Pakaian Seremonial Wisuda Kelulusan KPM PKH
Ilustrasi toga wisuda.(iStockphoto/nirat)
09:50
9 Desember 2025

Ketika Toga Beralih Fungsi, Jadi Pakaian Seremonial Wisuda Kelulusan KPM PKH

- Ratusan penerima bantuan sosial atau bansos mengenakan toga sebagai tanda kelulusan mereka sebagai masyarakat penerima bantuan pemerintah.

Mereka hadir memenuhi ruangan dalam rangka graduasi, untuk kemudian berdaya sebagai masyarakat yang mandiri dan tidak bergantung pada bantuan pemerintah.

Sebanyak 133 dari 332 KPM PKH yang menggunakan toga menunggu dipanggil ke atas panggung untuk diwisuda langsung oleh Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Kemudian, satu per satu secara bergantian mengikuti proses seremonial pemindahan kuncir pada topi toga dari sisi kiri ke sisi kanan.

Setelah para lulusan KPM PKH menyalami Gus Ipul dan Cak Imin, mereka dinyatakan lulus sebagai penerima bansos dan dipastikan tidak menerima bansos lagi tahun depan.

Mereka yang lulus mendapatkan bantuan sebesar Rp 5 juta untuk memulai atau mengembangkan usaha.

Pemerintah juga berjanji akan mendampingi para lulusan penerima bansos ini hingga mereka benar-benar mampu berdiri di atas kaki mereka sendiri.

Usai dinyatakan lulus, beberapa peserta wisuda menyambut gembira dan mantap untuk hidup mandiri, dan tidak bergantung pada bantuan pemerintah.

Mereka berikhtiar agar usaha yang dijalani saat ini, dengan bantuan modal dari Kemensos, bisa berjalan dengan lancar.

Lia Rosita, warga Cengkareng, Jakarta Barat yang ikut diwisuda, mengaku telah menerima berbagai bentuk bantuan sejak 2017, mulai dari PKH hingga BPNT.

Namun, usaha kecil yang ia jalankan selama sembilan tahun, menjual es campur, jus, gorengan, hingga kopi, kini membuatnya ditunjuk sebagai salah satu penerima yang siap graduasi.

Dua bulan lalu, Lia mendapat pemberitahuan dari pendamping bahwa ia akan dijadikan percontohan penerima yang mandiri.

Ia menerima bantuan perlengkapan usaha senilai Rp 5 juta.

Uang tersebut rencananya akan dibelanjakan untuk membeli kebutuhan usahanya, seperti freezer yang dibutuhkan untuk produksi es.

“Alhamdulillah, menunjang sekali. Jadi usaha itu makin kebantu,” ujar dia.

Tahun depan, ia resmi keluar dari daftar penerima bansos.

Lia juga menyatakan kesiapannya untuk tak lagi menerima bansos.

“Ya siap lah. Dari awal juga sudah diberi tahu,” kata dia.

Ada juga Hasan, warga Menteng, yang telah menerima bansos sejak 2021.

Ia menjual nasi ulam di kawasan tempat tinggalnya.

Dua minggu sebelum acara graduasi ini, Hasan diberitahu bahwa dirinya akan masuk daftar KPM PKH yang lulus program bansos.

Ia juga menerima modal Rp 5 juta yang langsung digunakan untuk membeli perlengkapan dagang.

Hasan mengatakan, usahanya per hari mampu mendulang pendapatan kotor Rp 800.000.

Ia pun dinyatakan bisa keluar dari penerima bansos alias graduasi.

Hasan memastikan, dirinya siap tak lagi menerima bansos.

“Uangnya nanti akan saya belikan barang-barang untuk usaha, seperti kulkas dan penanak nasi. Keluar dari penerima bansos, tidak apa-apa. Yang penting usaha lancar,” ujar dia.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berkelakar mendoakan Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menjadi Menteri Pendidikan lantaran telah menggraduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di acara wisuda Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) di Aula Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Kemensos, Jakarta, Senin 8/12/2025)Kompas.com / Kiki Safitri Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berkelakar mendoakan Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menjadi Menteri Pendidikan lantaran telah menggraduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di acara wisuda Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) di Aula Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Kemensos, Jakarta, Senin 8/12/2025)

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul menegaskan bahwa bansos merupakan bentuk dukungan sementara dari negara, bukan sesuatu yang diharapkan masyarakat untuk bergantung selamanya.

Menurut dia, ketergantungan terhadap bansos justru lahir dari keterpaksaan dan kondisi sulit, sehingga pemerintah kini mendorong percepatan pemberdayaan agar keluarga penerima manfaat (KPM) dapat lebih cepat mandiri.

“Siapa yang mau bergantung selamanya? Tidak ada. Ketergantungan itu bukan harapan, itu keterpaksaan,” ujar Mensos.

“Oleh karena itu mari kita ciptakan kemandirian, perubahan yang lebih cepat, sehingga ke depan kita benar-benar menjadi bangsa yang kuat,” lanjut dia.

Mensos menekankan kembali pesan Presiden bahwa Indonesia harus berdiri di atas kaki sendiri, memaksimalkan kekayaan dan potensi sumber daya nasional tanpa terus bergantung pada pihak lain.

Di bidang sosial, hal itu berarti mengurangi ketergantungan terhadap bansos melalui penguatan kapasitas ekonomi keluarga.

“Itulah sebabnya setelah mereka masuk program pemberdayaan, mereka akan diarahkan, didampingi, dan dikerjasamakan dengan kementerian lain di bawah koordinasi Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar,” ujar dia.

Menyambung Gus Ipul, Cak Imin menegaskan bahwa visi pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat mandiri.

Ia menyebut percepatan penanggulangan kemiskinan membutuhkan terobosan, mulai dari pendidikan rakyat, koperasi desa, hingga modernisasi pendekatan pemberdayaan.

“Terobosan-terobosan itu banyak sekali. Mulai dari sekolah rakyat, koperasi desa, berbagai program bantuan langsung tunai sementara, juga perubahan-perubahan cara membangun sebuah bangsa,” ujar Cak Imin.

“Perubahan-perubahan ini adalah bagian dari percepatan sekaligus kewajiban, arah baru, strategi baru di dalam membangun bangsa kita,” tambah dia.

Kedepannya, Gus Ipul menargetkan sebanyak 400.000 KPM lulus (graduasi) dari program bansos tahun depan.

Target tersebut didasarkan pada aturan bahwa satu pendamping memfasilitasi minimal 10 keluarga dalam proses pemberdayaan.

Dengan jumlah pendamping hampir 40.000 orang, target tersebut dinilai realistis.

“Insya Allah target kita 400.000 minimal keluarga KPM yang akan graduasi di tahun 2026,” kata Mensos.

Mensos menyebut hal ini sebagai terobosan penting yang dicanangkan Presiden Prabowo.

Kemenko PM dibentuk untuk memastikan seluruh program pemberdayaan lintas kementerian berjalan terpadu dan memberi hasil yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan.

“Itu atas koordinasi dari Pak Menko Pemberdayaan Masyarakat. Maka itu saya sampaikan, salah satu yang membedakan atau yang merupakan inisiatif dari Pak Presiden dalam pengetasan kemiskinan itu adalah hadirnya Kemenko Pemberdayaan Masyarakat,” tegas dia.

Tag:  #ketika #toga #beralih #fungsi #jadi #pakaian #seremonial #wisuda #kelulusan

KOMENTAR