Mensos Hargai Penerima Bansos Mundur akibat Rumah Ditempeli Stiker Keluarga Miskin
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat menghadiri rapat koordinasi pengelolaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) di Kompleks Gubernur Jawa Tengah Kota Semarang, Selasa (25/11/2025).(KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah)
08:06
27 November 2025

Mensos Hargai Penerima Bansos Mundur akibat Rumah Ditempeli Stiker Keluarga Miskin

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul tidak mempermasalahkan penerima bantuan sosial (bansos) yang mengundurkan diri akibat rumahnya ditempeli stiker keluarga miskin.

"Memang ada sebagian yang kemudian mengundurkan diri. Tentu kita hormati yang seperti ini, kita apresiasi, kita berikan rasa hormat," ujar Gus Ipul di kantor Kemensos, Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Gus Ipul menjelaskan, penempelan stiker tersebut merupakan inisiatif pemerintah daerah, bukan pemerintah pusat.

Ia menilai, kebijakan itu membawa dampak positif karena membantu pemerintah memastikan ketepatan sasaran penyaluran bansos sekaligus mendorong tumbuhnya kesadaran publik terhadap pentingnya data penerima bantuan yang lebih akurat.

“Ya, memang ada dampak positif dari penempelan stiker, meskipun itu inisiatif daerah. Penempelan itu untuk memastikan bahwa yang menerima bantuan sosial adalah mereka yang memenuhi kriteria,” kata Gus Ipul.

Gus Ipul mengaku tidak mengetahui pasti daerah-daerah mana saja yang menempel stiker keluarga miskin di rumah-rumah penerima bansos.

Namun, ia menyebutkan, sejumlah daerah lain juga punya caranya tersendiri untuk mengidentifikasi penerima bansos di samping memasang stiker.

“Saya belum bisa menghitung ya, tapi ada di Bengkulu, ada di Jawa Tengah, ada di beberapa lagi tempat lain gitu. Ada juga dengan cara yang lain tanpa menempeli stiker, ada juga itu. Jadi tergantung inisiatif daerah saja,” kata dia.

Menurut Gus Ipul, kebijakan itu membawa efek sosial penting di mana masyarakat mulai terbiasa untuk saling mengoreksi dan berdialog terkait kelayakan penerima bantuan di lingkungan mereka.

“Ini menumbuhkan kesadaran baru yang ke depan tentu sangat positif bagi kita semua,” ujarnya.

Penerima bansos mundur

Ia mengeklaim, kebijakan ini mendorong warga dengan sukarela mengundurkan diri dari daftar penerima karena merasa tidak lagi berhak menerima bantuan.

Dalam satu tahun terakhir, kata Gus Ipul, jumlah warga yang secara mandiri menyatakan keluar dari daftar penerima bantuan mencapai puluhan ribu orang.

Pengunduran diri ini dilakukan baik melalui pemerintah daerah maupun melalui kanal resmi Kementerian Sosial seperti fitur Cek Bansos.

“Banyak yang melapor sendiri. Saya sudah tidak perlu lagi menegur, mereka mengundurkan diri dengan kesadaran sendiri,” ujar dia.

Selain penerima yang keluar, Kemensos juga menerima lebih dari 600.000 usulan baru warga yang dinilai layak untuk mendapat bantuan.

Di sisi lain, pengaduan berupa sanggahan dari masyarakat yang menilai ada pihak yang tidak berhak namun tetap menerima bantuan juga cukup tinggi.

“Yang menyanggah juga banyak, sudah hampir 50.000. Mereka melaporkan orang atau keluarga yang seharusnya tidak dapat bantuan, tapi kok dapat. Ini kami jadikan bahan verifikasi dan validasi,” papar Gus Ipul.

Seluruh data yang masuk, baik usulan maupun sanggahan, diolah dengan mekanisme berlapis.

Kementerian Sosial mengirimkan data tersebut kepada BPS untuk diverifikasi, kemudian dilanjutkan dengan pengecekan lapangan (ground check).

Data yang sudah diverifikasi akan dikembalikan ke BPS untuk divalidasi dengan standar nasional agar memastikan tidak ada penerima fiktif, warga yang telah meninggal, pindah domisili, atau bahkan tinggal di luar negeri.

“Ini memang memerlukan waktu, tetapi kami ingin data makin akurat dan penyaluran bansos dilakukan dengan penuh kehati-hatian,” kata dia.

Tag:  #mensos #hargai #penerima #bansos #mundur #akibat #rumah #ditempeli #stiker #keluarga #miskin

KOMENTAR