



Jusuf Kalla: Stop Bandingkan Pendidikan Indonesia dengan Finlandia!
-Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) meminta agar pendidikan di Indonesia tidak lagi dibandingkan dengan sistem pendidikan Finlandia. Menurutnya, perbandingan antar keduanya tidak tepat karena kondisi kedua negara sangat berbeda. “Jangan selalu kita bandingkan negara-negara kayak Finland yang terbaik sekolahnya,” tegas JK dikutip Senin (30/6).
JK mengungkapkan, Finlandia yang kerap disebut sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia itu memiliki populasi hanya sekitar 5 juta jiwa. Kondisi ini kemudian didukung dengan pendapatan negara yang besar. Sehingga, kebijakan apapun yang diambil oleh pemerintah bisa lebih mudah diterapkan.
Sebaliknya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih besar dengan tingkat pendapatan yang masih tergolong rendah. Kondisi ini, kata JK, tentu membuat tantangan dalam dunia pendidikan menjadi berbeda.
JK menilai, Indonesia justru lebih relevan belajar dari negara-negara seperti India dan Tiongkok yang sama-sama memiliki populasi besar, namun mereka mampu melahirkan generasi unggul.
“Kenapa begitu banyak CEO atau pimpinan perusahaan di Amerika dipimpin orang India? Ini yang harus dipelajari,” ungkapnya.
Selain India, JK juga menyebut kemajuan pesat Tiongkok dalam beberapa dekade terakhir patut menjadi bahan studi bagi pemerintah Indonesia. Bahkan, nyaris menyamai Amerika Serikat (AS) saat ini.
“Bagaimana mereka maju begitu cepatnya? Apa yang terjadi di pendidikan mereka? Itu yang harus kita dalami,” sambung Ketua Dewan Pembina PGRI tersebut.
Karena itu, ia telah mengusulkan agar pemerintah tidak lagi mengirim mahasiswa untuk belajar ke Finlandia, melainkan mengalihkannya ke India atau Tiongkok. Hal ini untuk dapat melihat dan mempelajari secara langsung bagaimana negara-negara tersebut membangun sistem pendidikannya yang mampu menghasilkan sumber daya manusia unggul.
Selain itu, dia pun menegaskan, bahwa pendidikan bukan hanya jumlah, tapi kualitasnya. Terlebih, saat ini, dunia kian maju dengan teknologi. Indonesia pun punya pekerjaan rumah untuk mengejar teknologi ini dengan pendidikan yang baik.
“Nah, apa yang akan terjadi dengan pendidikan pada masa datang? 5-10 tahun yang akan datang ialah pengaruh daripada AI, Artificial Intelligence,” ungkapnya dihadapan para guru dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 2025.
AI, kata dia, akan banyak berpengaruh pada pendidikan. Kecerdasan buatan ini akan mengubah secara total cara mengajar, cara menilai, dan lainnya.
Saat ini saja, menurut dia, murid mungkin sudah lebih tahu mata pelajaran yang diajarkan oleh para guru. Mereka tinggal membuka AI di handphone-nya.
Oleh karenanya, dia mendorong agar guru segera bersiap melakukan perubahan dalam menghadapi kecanggihan AI. Guru harus mau meningkatkan kompetensinya dan mengubah cara mengajarnya.
Selain itu, pemerintah juga sudah mulai harus menangkap kondisi yang ada. Mulai mengubah kurikulum di kampus, khususnya untuk pendidikan guru, agar lebih melek teknologi dan cara menghadapinya. Sehingga, guru tidak akan kalah pintar dengan AI.
“Persiapan itu harus dimulai dari sekarang. Karena kalau tidak, kita akan ketinggalan lagi. Tentu kita setuju dengan AI, tapi tinggal yang difokuskan bagaimana mengedepankan hal positif dalam pembelajaran itu,” pungkasnya. (mia)
Tag: #jusuf #kalla #stop #bandingkan #pendidikan #indonesia #dengan #finlandia