48 WNI dan 1 WNA yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia, Beri Kesaksian Beberapa Akses Dipersulit Akibat Perang
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) didampibgi oleh pihak Kementrian Luar Negeri keluar dari Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (24/06/2025). Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengevakuasi 11 WNI pertama dari 96 WNI dari Iran pada Senin (23/06/2025),dari total 386 WNI yang tercatat di negara tersebut, proses evakuasi dilakukan melalui jalur darat dari Teheran menuju Baku, Azerbaijan, lalu dilanjutkan dengan penerbangan ke Jakarta. HANUNG HAMBARA/J
21:40
25 Juni 2025

48 WNI dan 1 WNA yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia, Beri Kesaksian Beberapa Akses Dipersulit Akibat Perang

– Pasca ketibaan 11 warga negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi dari Iran di Jakarta, pada Selasa (24/6), pemerintah kembali memulangkan sebanyak 48 WNI ke Tanah Air hari ini (25/6). Dalam pemulangan kali ini, turut serta 1 warga negara asing (WNA) yang merupakan pasangan dari salah satu WNI.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha mengatakan, 49 evacuees tersebut tiba dalam tiga penerbangan komersial dari Baku, Azerbaijan. Mereka menggunakan Istanbul dan Doha sebagai negara transit, sebelum akhirnya terbang ke Jakarta.

Selain 49 evacuees tersebut, Kemlu juga memulangkan sejumlah WNI dari beberapa wilayah lain. Diantaranya, dari Yaman Utara. Kemlu dan KBRI Muscat telah mengevakuasi 3 WNI dari wilayah yang dikuasai oleh Houthi tersebut.

Kemudian, Kemlu dan KBRI Amman juga memfasilitasi evakuasi 2 WNI yang menetap di Tel Aviv dan Yerusalem. Sebelumnya, KBRI Muscat dan KBRI Amman telah menetapkan Siaga 1 masing-masing untuk wilayah Yaman Utara dan wilayah Israel dan Palestina.

“Kelima evacuees tersebut juga akan tiba pada hari ini (Rabu, red),” ujar Judha di Jakarta, Rabu (25/6).

Ditemui terpisah, salah satu WNI yang berhasil dievakuasi dari Iran, Sultan Fathoni, 43, mengaku telah menempuh perjalanan berhari-hari hingga akhirnya tiba di Tanah Air. Proses evakuasi ini mencapai waktu 6 hari sehingga sangat menguras tenaga.

Mahasiswa asal Samarinda, Kalimantan Timur itu pun berjalan sambil agak terhuyung ketika keluar dari area kedatangan internasional bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (24/6) malam. Matanya pun memerah. Kondisinya seolah menggambarkan beratnya perjalanan bersama istri dan dua anaknya.

Diakuinya, meski sudah 3,5 tahun bermukim di Kota Masyhad, Iran, baru kali ini merasakan situasi tidak kondusif di negara tersebut. Terlebih, Pemerintah Iran sudah mengkondisikan bahwa negara dalam kondisi perang.

“Jadi beberapa akses dipersulit. Misalnya internet itu dinasionalisasi. Jadi situs-situs luar itu tidak bisa dibuka, hanya situs-situs atau aplikasi yang dibuat dalam negeri saja yang bisa dibuka,” paparnya.

Pengumuman resmi perang ini yang menjadi salah satu latar belakang dirinya memutuskan untuk ikut tawaran evakuasi dari KBRI Teheran. Khususnya, terkait faktor keamanan keluarganya. Meski, di wilayahnya tinggal tak ada bom atau rudal yang meledak, tapi serangan drone sempat menyatroni wilayah tersebut.

“Ya, katanya yang diserang kemarin pakai drone kan bandara kota Masyhad. Itu sekitar 10 menit dari tempat tinggal,” katanya singkat.

Beruntungnya, saat itu, ia dan keluarganya sudah keluar dari sana. Menurutnya, sebelum mereka evakuasi, kondisi beberapa kota masih kelihatan aman. Tapi siapa sangka, 2 hari setelah pergi dari Iran, beberapa kota mendapat serangan baru baik dari Israel maupun Amerika Serikat.

Editor: Sabik Aji Taufan

Tag:  #yang #dievakuasi #dari #iran #tiba #indonesia #beri #kesaksian #beberapa #akses #dipersulit #akibat #perang

KOMENTAR